Tabur Bunga, Dirut Sriwijaya Air Harap Seluruh Identitas Korban Terungkap
Merdeka.com - Dirut Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena kembali mengungkapkan rasa dukanya, kala menemani 37 keluarga korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 yang mengikuti penghormatan tabur bunga di Kepulauan Seribu, hari ini, Jumat (22/1). Jefferson juga mengaku terpukul karena beberapa korban di antaranya adalah pilot dan awak kabin dari grup Sriwijaya Air.
"Kami sedih dan turut kehilangan? tidak dimungkiri bahwa kami juga merasakan duka yang sangat mendalam, kami kehilangan keluarga Sriwijaya Air Group. saya pribadi juga terpukul dengan keadaan ini," kata Jefferson di atas KRI Semarang, usai tabur bunga, Jumat (22/1).
Jefferson menyatakan, Sriwijaya Air tetap berkomitmen untuk mengawal proses identifikasi seluruh korban hingga tuntas. Meski pun diketahui, operasi pencarian dan penyelamatan secara resmi sudah dihentikan.
-
Apa yang dilakukan selama penutupan Bromo? 'Kawasan hanya terbuka bagi masyarakat yang akan mengikuti ritual Yadnya Kasada, beridentitas sesuai dengan ketentuan yang tertulis pada surat edaran PHDI Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo,' katanya. Sementara pada 23-24 Juni, lanjutnya, kawasan hanya dibuka untuk masyarakat dan petugas yang berkepentingan dalam melakukan pembersihan kawasan.
-
Siapa yang memimpin operasi penyelamatan Garuda Indonesia 206? Hanya orang seadanya, Letkol Sintong pun ditunjuk untuk memimpin tugas meski dalam kondisi menggunakan tongkat ketika berjalan.
-
Siapa yang terlibat dalam penyelesaian isu air di Indonesia? Kerjasama Pemerintah dan PBB Dalam Konservasi dan Manajemen Air di Indonesia dan Pengadaan World Water Forum
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Bagaimana Jokowi atasi krisis air? Jokowi menyampaikannya, beberapa negara saat ini dilanda krisis Air. Untuk itu, Ia mengimbau agar potensi air di dalam negeri bisa dimanfaatkan melalui beragam infrastruktur, dengan begitu air tidak langsung mengalir ke laut.
-
Apa yang dilakukan TNI untuk membebaskan pilot Susi Air? Agus pun tidak menjelaskan secara perinci apa dampak dari pendekatan tersebut hingga saat ini. Dia hanya memastikan akan terus berkoordinasi agar bisa berjalan dengan lancar.
"Kami berharap semua korban dapat teridentifikasi secepatnya dan kami tetep berkoordinasi dengan KNKT dan perhubungan untuk menjamin keselamatan operasional dan hal seperti ini tidak terjadi lagi," ujar dia.
Sebelumnya, setelah melakukan operasi selama 13 hari, tim gabungan di bawah komando Basarnas menghentikan pencarian korban Sriwijaya Air pada Kamis (21/1) kemarin. Pencarian dilanjutkan KNKT dengan fokus mencari CVR Black Box Sriwijaya Air SJ-182.
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dinyatakan hilang kontak pukul 14.40 WIB, sesaat setelah lepas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Sabtu 9 Januari 2020 pukul 14.36 WIB di sekitar perairan Kepulauan Seribu. Pesawat rute Jakarta-Pontianak ini mengangkut 62 orang yang terdiri dari 50 penumpang (terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi), 12 kru.
Reporter: Muhammad Radityo PriyasmonoSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban terakhir itu bernama Siska Afrina (22) asal Solok Selatan.
Baca SelengkapnyaTim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan, Sabtu (8/6), menutup upaya pencarian korban banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaPada pukul 04.25 Wib, jenazah atas nama Suwanda (55) telah diserahkan kepada keluarganya.
Baca SelengkapnyaSaat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaPencarian 10 korban banjir bandang dan banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat yang terjadi terjadi pada Sabtu (11/4), masih berlanjut.
Baca SelengkapnyaTim SAR hanya menemukan 7 dari 10 korban longsor tersebut
Baca SelengkapnyaKorban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaSebanyak 10 orang korban banjir bandang dan lahar dingin Gunung Marapi, Sumbar hingga kini, Rabu (5/6), belum ditemukan.
Baca Selengkapnya