Tagih nawacita Jokowi, ratusan mahasiswa geruduk Istana Negara

Merdeka.com - Ratusan massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berunjuk rasa di depan Istana Negara. Mereka menuntut Presiden Jokowi agar merealisasikan program nawacita.

"Pemerintahan ini masih terjerat dengan permasalahan ekonomi (stabilitas nilai tukar rupiah) stabilitas politik, harga kebutuhan pokok, harga BBM, penegakan hukum, dan belum terealisasinya nawacita yang ditawarkan di awal pemerintahan," kata Kordinator aksi Kaka Hanifa, saat menyampaikan aksinya dalam rangka evaluasi satu tahun pemerintahan Jokowi-JK, di depan Istana Negara, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (19/10).

Dalam orasinya, PMII meminta kepada pemerintah agar meninjau ulang proyek pembangunan infrastuktur yang berasal dari hutang luar negeri. Stabilkan nilai tukar rupiah, wujudkan kedaulatan pangan, tolak impor, dan cabut izin perusahaan pelaku pembakaran hutan.

"Kita tagih nawacita yang sudah diucapkan Jokowi, presiden harus merealisasikan nawacita itu, kita lihat presiden bingung untuk mewujudkan program nawacita," papar Kaka Hanifa.

"Kita terus dorong dan kritisi kebijakan pemerintah. Kita ini mengkritik pemerintah karena kita peduli dengan kinerja pemerintah agar menjadi lebih baik dan penuhi janjinya," terangnya.

Dari pantauan merdeka.com sebanyak 400 orang yang berunjuk rasa di depan Istana Negara terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) se-Jabodetabek. Massa sempat melakukan long march (jalan kaki) dari stasiun gambir menuju Istana Negara.

Akibat aksi ini, lalu lintas di depan Istana Negara menuju Jalan Muhammad Husni Thamrin agak tersendat. Kepolisian dari Sektor Gambir dan di bantu dari Polres Jakarta Pusat menerjunkan 200 personel shabara untuk mengamankan jalannya aksi tersebut.