Tahanan pemeras 89 wanita ditarget Rp 10 juta per minggu, disetor ke kepala kamar
Merdeka.com - Aksi pemerasan dengan unsur pornografi diduga dijalankan oleh 95 persen warga binaan lembaga pemasyarakatan (Lapas) kelas II A Jelekong, Kabupaten Bandung. Lapas itu diketahui diisi hampir 1.200 tahanan.
Hal itu berdasarkan keterangan salah seorang warga binaan yang menjadi saksi, berinisial GT (28), saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Rabu (11/4/2018).
Meski didalam sel, mereka bisa menggaet korban dari berbagai wilayah di Indonesia hingga luar negeri. Seperti Saudi Arabia dan Malaysia.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Bagaimana uang pungli di Lapas Cebongan digunakan? Uang tersebut kemudian diteruskan untuk membeli barang-barang.
-
Kenapa pelaku meminta uang dari korban? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Siapa yang meminta uang ke korban begal? Aiptu US dijebloskan ke rutan karena meminta uang kepada korban begal yang viral di media sosial.
-
Bagaimana cara para tahanan wanita di Plantungan dihukum? Mereka dipaksa memberikan pengakuan tentang keterlibatan mereka dalam organisasi massa yang berideologi komunis.
-
Bagaimana tahanan memperlakukan perwira tersebut? Perwira itu diperintah untuk menyebutkan nama dan pangkatnya. Setelah mengatakan nama, perwira itu disoraki para tahanan lain. “Izin, nama ***, pangkat Letnan Kolonel,“ katanya. “Ulangi, suara yang keras, ulangi,“ ujar para penghuni tahanan. “Pangkatnya digondol kucing,“ teriak penghuni tahanan yang lain.
GT mengaku menjadi tahanan lapas tahun 2017. Setelah sempat ditahan di ruangan karantina, kemudian ia dipindah ke ke blok beta kamar nomor lima.
Di sel itulah ia mengaku diajarkan untuk melakukan modus operandi pemerasan terhadap perempuan lewat media sosial dan aplikasi chatting.
"Kalau tidak berhasil, konsekuensinya dipukulin oleh napi lain dan kepala kamar (yang juga tahanan). Kebanyakan tahanan di sini tidak ada pilihan lain melakukan pekerjaan ini," katanya.
Ia mengungkapkan, dari kurang lebih 1.000 napi yang ada, satu orangnya ditarget harus mendapat Rp 10 juta per minggu.
"Uangnya dikumpulin ke kepala kamar untuk bukti resi transfernya. Habis itu, diterima oleh (napi di masing-masing sel yang bertugas sebagai) administrasi. Di lapas ada tingkatan kepengurusannya tiap blok," katanya.
Setelah korban mentransfer, uangnya ditarik tunai oleh orang luar lapas untuk kemudian disetorkan kembali ke lapas.
"Uangya dibagi-bagi ke napi dan ke petugas. Petugas biasanya mendapat jatah lebih banyak, karena untuk koordinasi menutupi sidak, biar tidak ada masalah," ucapnya.
Mencengangkannya, karena menurutnya hampir 85 petugas tahu dan terlibat dalam aksi pemerasan ini. Jam operasionalnya dimulai pukul 07.00 WIB sampai 19.00 WIB.
Adapun target korban adalah perempuan berumur 22-56 tahun. Para napi pun tidak kesulitan mendapatkan ponsel untuk mencari korban, karena kepala kamar (napi senior) memfasilitasi.
"Alur masuknya hp (handphone) itu bekerjasama dengan petugas lapas," ucapnya.
GT mengaku modus seperti ini sudah berjalan selama dua tahun terakhir. Ia sendiri bisa mendapatkan uang sebesar Rp 40 juta per minggu dari 2 sampai 3 korban.
"(Napi yang terlibat) 95 persen, total napi 1200. Di blok ada 16 kamar, semua ikutan. Per kamar ada 13 orang. Ada kepala, administrasi dan bersih bersih. Sisanya pekerja," terangnya.
Dari hasil uang perasan yang didapat, tiap pekerja atau napi mendapatkan gaji setiap minggu sebesar Rp 500-800 ribu.
"Kalapas enggak tahu karena ini permainan orang napi.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para tahanan yang membayar bakal mendapat service, namun bagi yang tidak menyetor pungli dibuat tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaUang tersebut diberikan kepadanya untuk menutup mulut saat menemukan tahanan yang membawa telepon genggam ke dalam rutan.
Baca SelengkapnyaMasih ada beberapa tahanan juga yang tidak sanggup untuk mendapatkan fasilitas lebih.
Baca SelengkapnyaAda ancaman teruntuk para tahanan yang menolak membayar pungli.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan bahwa pengungkapan perkara itu berawal dari penemuan seorang lelaki dalam kondisi terikat lakban pada Sabtu.
Baca SelengkapnyaLima tamu hotel di Kota Tangerang, Banten, menjadi korban pemerasan setelah keluar bersama wanita. Mereka diperas hingga Rp1 miliar.
Baca SelengkapnyaUang itu didapat dari tahanan agar bisa menyelundupkan handphone ke rumah tahanan KPK.
Baca SelengkapnyaDewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan 93 pegawai lembaga antirasuah terlibat skandal pungli di Rumah Tahanan (Rutan) KPK.
Baca SelengkapnyaDirektur Penindakan KPK, Asep Guntur menyebut kasus pungli tersebut telah terencana sejak tahun 2019 lalu yang dilaksanakan secara terstruktur.
Baca SelengkapnyaUang tersebut kemudian diteruskan untuk membeli barang-barang.
Baca Selengkapnya53 Wanita jadi Korban TPPO, Disekap dan Dipekerjakan jadi Pemandu Lagu sampai Pagi
Baca Selengkapnya