'Tahu-tahu izin pabrik semen di Rembang sudah keluar'
Merdeka.com - Sukinah (40), satu dari 9 'Kartini Gunung Kendeng', Jawa Tengah, menyesalkan sikap Pemerintah Kabupaten Rembang yang diduga lebih memihak pada perusahaan semen ketimbang warganya. Hal ini ditunjukkan dari keluarnya Izin Usaha Pertambangan (IUP) semen di daerahnya.
"Kalau itu tahu-tahu izinnya sudah keluar, yang di Rembang sendiri itu. Di tanah itu ada IUP, baru sedikit yang dijual," kata Sukinah di LBH Jakarta, Rabu (13/4).
Selain itu, katanya, di Desa Tegal Dowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang saat ini marak makelar tanah yang mulai membujuk warga agar mau menjual lahan ladang dan pertanian miliknya. Beberapa lahan juga sudah dibebaskan untuk pembangunan pabrik semen.
-
Bagaimana masyarakat Tegal menolaak malapetaka di Rebo Wekasan? Selain itu, masyarakat banyak yang melaksanakan ritual shalat Rebo Wekasan, mengunjungi sanak saudara, bahkan membuat serangkaian acara selama seharian yang kemudian ditutup dengan pertunjukan wayang, mandi Safar di sungai.
-
Mengapa petani Kendeng menolak pabrik semen? Untuk menolak pembangunan itu, pada tahun 2016 dan 2017 lalu mereka melakukan aksi cor kaki. Mereka memprotes pembangunan pabrik tersebut karena dibangun di wilayah karst yang berfungsi untuk menyerap air. Selain itu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang dilakukan pihak terkait dinilai tidak transparan.
-
Mengapa warga Depok ngubek empang? Tradisi ngubek empang jadi ajang silaturahmi khas warga Depok setiap tahunnya.
-
Dimana warga demo jalan rusak? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Mengapa warga Latimojong menolak harga pembebasan lahan? Cones mengaku pasca kejadian tersebut keluarganya mengalami trauma. Bahkan, anaknya enggan berangkat ke sekolah. 'Anak saya trauma dan tidak masuk sekolah karena peristiwa kemarin. Untuk sementara kami menenangkan diri di rumah kerabat,' ucapnya.
"Lahan milik warga, ada transaksi ada, sama makelar," terang Sukinah.
Selain pemerintah daerah setempat, hal yang disayangkan adalah gugatan terhadap PT Semen Indonesia oleh warga di PTUN Semarang diklaim kedaluwarsa. Dia pun heran mengapa gugatan warga dianulir. Padahal pengadilan telah menggelar 19 kali sidang atas perkara ini.
"Kalau Rembang sudah gugat, sudah 19 sidang putusan malah katanya Kedaluwarsa di PTUN Semarang. Tapi kalau aku sendiri, logikanya kalau kedaluwarsa kenapa enggak dari dulu. Sudah 19 kali sidang kok malah kedaluwarsa," ucapnya.
Sukinah juga bercerita berbagai rayuan terhadap warga pun saat ini gencar dilakukan, meskipun dinilai tak sebanding. Menurut Sukinah, perusahaan semen yang akan mencaplok lahan warga itu hanya memberikan sejumlah sembako saja.
"Semen dikasih Sarimi 10, terus sama sembako yang mau melepaskan lahannya," cerita Sukinah.
Sebelumnya, aksi sembilan 'Kartini Gunung Kendeng', Jawa Tengah yang menolak pembangunan pabrik semen di kampungnya akan kembali digelar di Istana Negara, Jakarta. Sekitar pukul 13.00 WIB mereka terlihat berangkat dengan menggunakan mobil bak dibantu oleh pihak Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
Aksi lanjutan ini digelar karena aksi yang pertama kemarin di lokasi yang sama, belum mendapat tanggapan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam aksi ini ada sekitar 12 orang yang turut serta. Adapun 9 orang yang kakinya dicor dan 3 lainnya membantu segala aktivitas mereka. Mereka berasal dari Purwodadi, Pati, dan Rembang.
Kesembilan perempuan itu adalah Supini, Surani, Rieb Ambarwati, Deni, Ngadinah, Sukinah, Karsupi, Murtini dan Surani.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan warga asli melakukan transmigrasi demi pembangunan Waduk Sermo
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaPabrik Semen Gresik dinilai berperan dalam meningkatkan atau menghasilkan nilai tambah sumber daya alam strategis.
Baca SelengkapnyaKabar terbarunya, sejumlah kediaman di kampung relokasi tersebut nampak begitu megah dan mewah.
Baca SelengkapnyaBatam sudah dijadikan daerah industri di era Presiden Kedua Indonesia, Soeharto melalui Keputusan Presiden No. 74 tahun 1971.
Baca SelengkapnyaSebanyak 400-an warga Desa Sambirejo ikut mengelola Taman Wisata Tebing Breksi. Mereka tak perlu merantau jauh demi hidup yang layak
Baca SelengkapnyaKeberadaan Waduk Tempuran diapit oleh dua desa penghasil minyak bumi
Baca SelengkapnyaPersemaian Mentawir siap menghijaukan ibu kota nusantara.
Baca SelengkapnyaKeinginan sejak lama warga Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan untuk memiliki lahan pertanian padi akhirnya terpenuhi.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, harus ada intervensi dari pemerintah untuk mengembangkan usaha para pelaku UMKM.
Baca SelengkapnyaSekitar dua abad silam, geliat produksi logam ini terus meningkat hingga menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaGibran menyatakan, anak muda yang memiliki komitmen kebangsaan harus didukung penuh.
Baca Selengkapnya