Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tahun Baru, hidupkan alam lewat pentas budaya di lereng Lawu

Tahun Baru, hidupkan alam lewat pentas budaya di lereng Lawu Tahun Baru pentas di lereng Lawu. ©2013 Merdeka.com/Arie Sunaryo

Merdeka.com - Beragam cara masyarakat menyambut datangnya Tahun Baru 2014. Ingar bingar pesta kembang api, pentas musik, raungan sepeda motor sudah menjadi tradisi yang dilakukan masyarakat mulai dari berbagai kota hingga pelosok pedesaan.

Di ibu kota ada Jakarta Night Festival, di kota Bengawan, ada Solo Car Free Night dengan beragam hiburan. Namun ada acara berbeda dilakukan warga Lereng Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah. Bersama puluhan seniman dalam dan luar negeri, mereka akan menggelar seminar, sarasehan dan pementasan seni.

Acara berjudul "Srawung Seni Candi" tersebut akan dihelat di kompleks Candi Sukuh, dari 31 Desember hingga 1 Januari 2013, mulai pagi hingga malam.

Menurut penggagas acara, Suprapto Suryodarmo atau yang akrab dipanggil mbah Prapto, Srawung Seni candi atau mengenal seni candi dimaksudkan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kemanusiaan, alam, dan ketuhanan dalam seni dan budaya.

Candi Sukuh dipilih sebagai venue karena candi yang berada di ketinggian 1.500 meter dari permukaan laut ini mempunyai keindahan bentuk bangunan. Keunikan candi yang dibangun pada zaman Majapahit tersebut, lanjut mbah Prapto, telah menginspirasi banyak seniman tanah air dan mancanegara untuk menciptakan karya seni sekaligus mementaskannya di sana.

"Candi Sukuh itu unik, mempunyai simbul-simbul Garuda, sesuai dengan lambang negara kita. Di sana juga ada relief Dewa Ruci. Candi Sukuh juga merupakan satu-satunya candi yang berbentuk piramida, yang mempunyai kaitan dengan kebudayaan piramida," ujar mbah Prapto, kepada merdeka.com, Sabtu (28/12).

Mbah Prapto menuturkan, ruang terbuka yang luas dan tempat-tempat berbentuk panggung dengan ragam hias bebatuan artistik, Candi Sukuh sangat cocok sebagai latar belakang sajian pertunjukan seni.

Tahun lalu Srawung Seni Candi menghadirkan banyak seniman kontemporer maupun tradisional yang datang dari berbagai kota di Indonesia dan mancanegara, tahun inipun tak jauh berbeda.

"Bedanya, tahun ini pementasan kita lebih ke umbul doa Bhineka Tunggal Ika. Harapannya agar Indonesia lebih punya kesadaran untuk saling menghargai, menghormati perbedaan. Masyarakat harus mempunyai visi masa depan, dalam konteks Indonesia yang mengglobal," paparnya.

Selain doa dan pementasan seni, juga digelar seminar, pembagian bibit tanaman, malam tirakatan. Beberapa pembicara yang akan hadir yakni, Seno Gumira Ajidarma dan Rahayu Supanggah. Sedangkan beberapa penyaji dari tanah air antara lain, Studio Taksu, Astri Kusumawardani, Joko Porong, Suprapto Suryodarmo, Rumah Tari Sangishu, Malang dance, Reog, Sabuk Janur, Sabdopalon Nayagenggong dan Ketoprak Ngampung..

Sementara pertunjukan budaya dari mancanegara antara lain, Anna Rubio Llambi, Anna Popovic, Bettina Maiz, Yui Nakagami, Agnes Christina, Mario Silva dan Gabriella.

Berbeda denga pertunjukan seni biasanya yang menggunakan tata cahaya dan special efek untuk membangun suasana, dalam Srawung Seni Candi, lebih mengedepankan unsur-unsur alam. Mereka meyakini unsur-unsur tersebut bisa menciptakan suasana pertunjukan dan memberikan roh pada setiap pementasan.

Menurut pimpinan Padepokan Lemah Putih tersebut, para penampil Srawung Seni Candi sebagian besar mengambil inspirasi dari bentuk dan kisah yang terdapat di Candi Sukuh. Mereka biasanya mengangkat tema tentang kisah-kisah seputar kesuburan dan transformasi manusia.

"Bagian-bagian bangunan dari Candi Sukuh ini seperti sudah berinteraksi dengan penampil acara. Candi seolah ikut aktif ambil bagian dalam setiap pementasan karya seni," ujarnya.

Baca Juga:

Fenomena pesta seks di malam tahun baru

Menikmati Tahun Baru dari bukit Cartil, Cekungan Bandung

Polisi tindak tegas warga naik di atap bus saat tahun baru

Malam Tahun Baru, polisi gelar razia besar-besaran di Puncak (mdk/mtf)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Nusa Penida, 'Surga' Kecil di Pulau Bali: Perpaduan Keindahan Alam dan Budaya Lokal
Nusa Penida, 'Surga' Kecil di Pulau Bali: Perpaduan Keindahan Alam dan Budaya Lokal

Sulistiawati menambahkan bahwa keberadaan atraksi budaya seperti ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi sektor pariwisata Nusa Penida.

Baca Selengkapnya
Festival Tanjong Penajo Telah Dimulai, Jadi Destinasi Wisata Budaya Baru PPU
Festival Tanjong Penajo Telah Dimulai, Jadi Destinasi Wisata Budaya Baru PPU

Pj Bupati Penajam Paser Utara (PPU) resmi membuka Festival Tanjong Penajo di Rumah Adat Rekan Tatau, Selasa (29/10/2024) malam.

Baca Selengkapnya
Wujud Pelestarian Tradisi Muaro Bungo, Kemendikbudristek Dukung Balayei di Lubuk Sakti
Wujud Pelestarian Tradisi Muaro Bungo, Kemendikbudristek Dukung Balayei di Lubuk Sakti

Pagelaran yang merupakan rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2023 ini, mengajak masyarakat untuk menjaga ekosistem sungai.

Baca Selengkapnya
Jelang Nyepi, Umat Hindu Tengger Turun Gunung Gelar Upacara Melasti di Pantai Watu Pecak Lumajang
Jelang Nyepi, Umat Hindu Tengger Turun Gunung Gelar Upacara Melasti di Pantai Watu Pecak Lumajang

Upacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.

Baca Selengkapnya
Pesan di Balik Mega Festival Indonesia Bertutur 2024 untuk Dunia
Pesan di Balik Mega Festival Indonesia Bertutur 2024 untuk Dunia

Acara ini melibatkan 900 seniman, baik dari dalam negeri maupun internasional.

Baca Selengkapnya
Festival Junjung Pusako Kenduri Swarnabhumi: Lestarikan Tradisi, Hidupkan Ekosistem Kebudayaan
Festival Junjung Pusako Kenduri Swarnabhumi: Lestarikan Tradisi, Hidupkan Ekosistem Kebudayaan

Keunikan junjung pusako adalah sebuah kain panjang yang membungkus di dalamnya berisikan tulisan kuno.

Baca Selengkapnya
Tingkatkan Kemajuan Kebudayaan Melayu, Festival Kenduri Swarnabhumi 2023 Resmi Ditutup
Tingkatkan Kemajuan Kebudayaan Melayu, Festival Kenduri Swarnabhumi 2023 Resmi Ditutup

Festival Kenduri Swarnabhumi 2023 yang diselenggarakan di Provinsi Jambi resmi ditutup pada hari Rabu, (27/12).

Baca Selengkapnya
Gelorakan Pemajuan Kebudayaan & Pelestarian Lingkungan, Ekspedisi Batanghari Tiba di Tebo
Gelorakan Pemajuan Kebudayaan & Pelestarian Lingkungan, Ekspedisi Batanghari Tiba di Tebo

Sekitar 800 orang turut menyaksikan kegiatan Ekspedisi Batanghari yang terdiri dari tokoh masyarakat, pelajar, pemuka adat, dan warga.

Baca Selengkapnya
Mengenal Festival Bhumi Atsanti di Magelang, Kolaborasi Seniman Lintas Daerah Ajak Kepedulian Masyarakat Terhadap Isu Lingkungan
Mengenal Festival Bhumi Atsanti di Magelang, Kolaborasi Seniman Lintas Daerah Ajak Kepedulian Masyarakat Terhadap Isu Lingkungan

Tercatat ada 350 seniman dari 18 kelompok kesenian yang terlibat dalam acara itu.

Baca Selengkapnya
Hari Lingkungan Hidup Dunia, Banyuwangi Gelar Edukasi Konservasi Laut
Hari Lingkungan Hidup Dunia, Banyuwangi Gelar Edukasi Konservasi Laut

Hari Lingkungan Hidup Dunia, Banyuwangi Gelar Edukasi Konservasi Laut

Baca Selengkapnya
Festival Pangkalan Jambu: Merawat Budaya Merangin Melalui Pagelaran Tradisi Unik
Festival Pangkalan Jambu: Merawat Budaya Merangin Melalui Pagelaran Tradisi Unik

Pelaksanaan festival pun melibatkan 8 desa yang ada di Kecamatan Pangkalan Jambu.

Baca Selengkapnya
Serunya Nyawalan Kampung Khas Lebaran di Ciamis, Hadirkan Kuda Lumping sampai Reog Sunda
Serunya Nyawalan Kampung Khas Lebaran di Ciamis, Hadirkan Kuda Lumping sampai Reog Sunda

Nyawalan jadi ajang silaturahmi sekaligus melestarikan tradisi nenek moyang di Ciamis.

Baca Selengkapnya