Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak ada air di sekolah, anak pelosok ini jalan 5 km naik gunung

Tak ada air di sekolah, anak pelosok ini jalan 5 km naik gunung Kekurangan air bersih. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Sekolah adalah barang yang mahal bagi Amrah Susila Rahman (19). Anak kedua dari lima saudara ini harus menempuh derita yang luar biasa hanya untuk mendapat pendidikan.

Amrah bersama keluarga tinggal di pedalaman Sulawesi Tenggara, tepatnya di desa Kafofo, Kecamatan Kontukowuna, Kabupaten Muna. Dari kampungnya saja perlu waktu berhari-hari untuk bisa sampai ke kota.

Sedari kecil Amrah sudah ingin masuk pesantren, maka dengan hati ikhlas Amrah pun menuju Pondok Pesantren Subulussalam, Muna.

"Pesantren sangat sulit dijangkau karena akses kendaraan jarang dan sangat jauh dari tempat tinggal," sebut Tim Penulis buku 'Mutiara Terpendam' yang diterbitkan oleh Pendidikan Islam Kemenag, Senin (23/3).

Di pesantren ini pun Amrah tidak hidup nyaman. Selain berpisah dengan orang tua, Amrah dihadapkan dengan kondisi pesantren yang memprihatinkan.

Di antaranya santri di pesantren tersebut sering kekurangan makanan. Jadi mau tak mau, terkadang makan hanya satu kali dengan nasi jagung tanpa lauk.

"Karena dukungan dana pemerintah sangat minim dan kebutuhan hanya bergantung dari sedekah orang kaya," sebut buku tersebut.

Tak sampai situ, pesantren ini pun sering kekurangan pasokan air. Sehingga mereka harus mencari air dengan naik turun gunung sepanjang 5 km dengan menenteng jeriken seberat 5 kg.

"Banyak orang sukses di luar sana yang mengalami hal yang lebih parah. Kalian harus tetap semangat lebih giat agar apa yang dicita-citakan dapat diraih," ujar pengasuh Amrah.

Enam tahun di pesantren dan didera banyak cobaan membuat Amrah semakin kuat. Kesabaran dan semangatnya membuahkan hasil dia diterima seleksi program Program Beasiswa Santri Berprestasi untuk jurusan Ilmu Falak IAIN Walisongo, Semarang.

amrah

Meski menuju kesana harus mengarungi laut dan menempuh perjalanan darat berjam-jam karena tak ada biaya naik pesawat, hati Amrah tetap girang karena meski badan terasa pegal diguncang ombak, dia tahu bahwa hanya selangkah lagi Amrah mencapai mimpinya.

Mimpinya hanya satu mendirikan pesantren yang layak untuk kampungnya dan menjadikan pesantrennya pusat pendidikan di Sulawesi Tenggara.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Wanita Ini Abadikan Momen saat Bertugas Jadi Guru PPPK di Daerah Terpencil Riau, Berangkat Pakai Perahu hingga Tidak Ada Aliran Listrik
Wanita Ini Abadikan Momen saat Bertugas Jadi Guru PPPK di Daerah Terpencil Riau, Berangkat Pakai Perahu hingga Tidak Ada Aliran Listrik

Perjalanan ke tempat bertugasnya itu harus ditempuh dengan penuh perjuangan.

Baca Selengkapnya
Viral Perjuangan Guru Mengajar di Sekolah Terpencil, Berangkat Lewati Jalan Berlumpur
Viral Perjuangan Guru Mengajar di Sekolah Terpencil, Berangkat Lewati Jalan Berlumpur

Perjuangan guru yang mengajar di sekolah terpencil ini viral di tiktok, berangkat lewati jalan berlumpur hingga muara.

Baca Selengkapnya
Potret Miris Bocah SD di Sinjai Dayung Perahu Menuju Sekolah, Bertaruh Nyawa Lewati Sungai Sedalam 10 Meter
Potret Miris Bocah SD di Sinjai Dayung Perahu Menuju Sekolah, Bertaruh Nyawa Lewati Sungai Sedalam 10 Meter

Setiap hari mereka menyeberang sungai itu tanpa didampingi orang tua

Baca Selengkapnya
Kisah Alif Pelajar Yatim Piatu yang Lari 5 Km Setiap Hari ke Sekolah Viral, Dapat Bantuan dari Bupati Jember
Kisah Alif Pelajar Yatim Piatu yang Lari 5 Km Setiap Hari ke Sekolah Viral, Dapat Bantuan dari Bupati Jember

Kisah Alif pelajar yatim piatu yang lari 5 km setiap hari ke sekolah viral. Kini dapat bantuan dari Bupati Jember.

Baca Selengkapnya
Mengenang Masa Lalu, Polwan Cantik Berjalan Kaki dari Rumah ke Jalan Raya Untuk Naik Bus Menuju Sekolah
Mengenang Masa Lalu, Polwan Cantik Berjalan Kaki dari Rumah ke Jalan Raya Untuk Naik Bus Menuju Sekolah

Berikut momen AKBP Aryuni Novitasari mengenang masa lalu saat menuju sekolah SMP.

Baca Selengkapnya
Bocah Kelas 5 SD Ini Berhasil Taklukan Gunung Rinjani, Aksinya Banjir Pujian
Bocah Kelas 5 SD Ini Berhasil Taklukan Gunung Rinjani, Aksinya Banjir Pujian

Berusia 10 tahun, Raihanun Rinjani Pratomo membutuhkan waktu 60 jam untuk mencapai puncak.

Baca Selengkapnya
Hari Pertama Tahun Ajaran Baru, Begini Momen Perjuangan Guru yang Mengajar di Desa Terpencil
Hari Pertama Tahun Ajaran Baru, Begini Momen Perjuangan Guru yang Mengajar di Desa Terpencil

Bahkan, para guru ini harus menggunakan perahu untuk menuju ke tempat sekolah tersebut.

Baca Selengkapnya
Viral Perjuangan Siswa di Samosir untuk Sekolah, Berangkat Jalan Kaki saat Hari Masih Gelap
Viral Perjuangan Siswa di Samosir untuk Sekolah, Berangkat Jalan Kaki saat Hari Masih Gelap

Viral perjuangan siswa di Samosir harus berjalan kaki menuju sekolah dalam keadaan hari masih gelap.

Baca Selengkapnya
Kerasnya Hidup, Cerita Pria Ini dari Jualan di Pinggir jalan dan Kini Sukses Menjadi Seorang PNS
Kerasnya Hidup, Cerita Pria Ini dari Jualan di Pinggir jalan dan Kini Sukses Menjadi Seorang PNS

Kisah perjalanan pria meraih kesuksesan di perantauan.

Baca Selengkapnya
Nestapa Iyyang Bocah SD Jalan Kaki 2 Km Jualan Es, Diberi Upah Rp 2 Ribu hingga Bangunan Sekolahnya Miris
Nestapa Iyyang Bocah SD Jalan Kaki 2 Km Jualan Es, Diberi Upah Rp 2 Ribu hingga Bangunan Sekolahnya Miris

Ada perjuangan dan kerja keras dari sosok bocah bernama Iyyang.

Baca Selengkapnya
Jadi Pendaki Cilik, Bocah Laki-Laki Ini Viral usai Berhasil Taklukkan Banyak Gunung
Jadi Pendaki Cilik, Bocah Laki-Laki Ini Viral usai Berhasil Taklukkan Banyak Gunung

Abimana diketahui mulai melakukan pendakian saat usianya 3 tahun.

Baca Selengkapnya