Tak Ada Kurikulum Adaptif saat Pandemi, Pembelajaran Jarak Jauh Tak Efektif
Merdeka.com - Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, menilai pembelajaran jarak jauh yang diterapkan Kemendikbud tidak akan berjalan efektif. Karena, Kemendikbud hingga saat ini belum mengeluarkan kurikulum yang adaptif terhadap situasi Covid-19.
Pemerintah melalui Kemendikbud telah menetapkan hanya sekolah di zona hijau yang dapat belajar tatap muka. Sementara, di luar itu siswa tetap belajar dari rumah. Namun, Syaiful mengatakan, tidak semua sekolah dapat menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh.
"Persoalannya, ketika pembelajaran jarak jauh tidak efektif karena Kemendikbud belum menyiapkan adaptasi kurikulum tidak semua sekolah bisa menyelenggarakan sekolah jarak jauh," ujarnya dalam diskusi daring, Sabtu (27/6).
-
Siapa ketua PDRI? Dengan Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai ketua merangkap Menteri Pertahanan, Menteri Penerangan, dan Menteri Luar Negeri dan Wakilnya Teuku Mohammad Hasan.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
-
Siapa ketua KPU DKI Jakarta? Keputusan itu ditetapkan Ketua KPU DKI Wahyu Dinata pada Sabtu, 9 Maret 2024.
-
Apa solusi yang ditawarkan Dinas Pendidikan Palembang? Ansori mengaku akan mempertimbangkan usulan pembagian siswa dari sekolah dengan pendaftar berlebih. Tujuannya untuk mengisi banyaknya bangku kosong di sekolah itu.
-
Siapa yang menjadi Ketua DPR RI? Bahkan, lanjut dia, sudah diputuskan dan menjadi sebuah resolusi untuk mengapresiasi Ketua DPR RI Puan Maharani atas kepemimpinannya sebagai Chair dan Presiden AIPA 44th.
-
Siapa ketua DPR? Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin sampaikan apresiasi.
Karena itu juga, Syaiful menilai saat ini Indonesia sedang menghadapi situasi darurat pendidik.
Tidak hanya metode belajar mengajar, sekolah-sekolah swasta mengalami ancaman tutup sebagai dampak dari Covid-19. Sekolah swasta kesulitan uang operasional karena orangtua siswa tak bisa menjawab biaya sekolah.
"Dari sekian ribu sekolah banyak yang kolaps karena orangtua tidak bisa bayar SPP," kata Syaiful.
Dia juga mengutip UNESCO mengenai peringatan terjadinya loss generation. Penyebabnya, 50 juta anak-anak usia sekolah tidak bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik. Ditambah, terdapat ancaman gizi anak yang menurun lantaran tidak mendapat gizi cukup akibat bertambahnya kemiskinan yang disebabkan pandemi. Hal ini menyebabkan terjadinya anak-anak mengalami stunting.
"Tidak terjadi pertumbuhan secara normal. Yang terjadi anak-anak indonesia tidak bisa menerima pengetahuan dengan baik," kata Syaiful.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat seolah diteror dengan kasus bullying dengan berbagai modus kepada para peserta didik
Baca SelengkapnyaKetua DPP PKB ini menyebut adanya terjadi tren tingkat kenaikan tindak kekerasan seksual.
Baca SelengkapnyaGuru dan murid sekolah di Palembang harus kembali menjalani pembelajaran jarak jauh gara-gara kabut asap karhutla yang tak kunjung teratasi.
Baca SelengkapnyaJK bahkan membandingkan kepemimpinan Nadiem dengan dengan para tokoh-tokoh pendidikan terdahulu.
Baca SelengkapnyaKadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaKurikulum merdeka diterapkan untuk menangangi krisis pendidikan Indonesia.
Baca SelengkapnyaProses belajar mengajar di sekolah kembali dilaksanakan secara tatap muka setelah kondisi udara membaik.
Baca Selengkapnyajalur pertama bagi guru honorer yang lulus passing grade pada seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan kategori P1 yang lama menunggu.
Baca SelengkapnyaMendorong Heru Budi untuk turun langsung ke masyarakat supaya tak tidak terlalu kaku
Baca SelengkapnyaPanja Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI menyampaikan lima kesimpulan terkait masalah anggaran pendidikan
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani menyinggung ekosistem pendidikan dan sumber daya manusia (unggul) pada momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024.
Baca Selengkapnya"Saya bandingkan dengan SMK yang ada di kota memang gap-nya sarana prasarana memang sangat jauh berbeda."
Baca Selengkapnya