Tak ada motor di ruas jalan Yangon
Merdeka.com - Ruas-ruas jalan Yangon, Myanmar tidak jauh berbeda dengan Jakarta. Lalu lalang angkutan umum jadi pemandangan sehari-hari. Kemacetan pun kerap terjadi di beberapa titik.
Seperti dilaporkan wartawan merdeka.com, Didi Syafirdi dari Myanmar, perbedaan paling mencolok, yakni tidak adanya motor. Warga yang tak memiliki mobil pribadi umumnya beraktivitas menggunakan bus dan taksi.
Setelah ditelusuri ternyata pemerintah Myanmar mengeluarkan kebijakan kendaraan roda dua itu dilarang di pusat kota. Ini berdampak positif sehingga lalu lintas tidak terlalu semrawut.
-
Siapa yang selalu naik angkot tanpa bayar? Siapakah yang suka naik angkot, tetapi tidak pernah bayar angkot? Supir angkot.
-
Kenapa banyak orang mudik pakai motor? Mayoritas masyarakat beralasan mudik memakai motor lebih hemat biaya dan memudahkan mobilisasi di kampung halaman. "Kalau pakai motor, biayanya enggak sampai Rp500 ribu. Di kampung juga bisa ke mana-mana. Pakai motor bisa 8-9 jam, paling kalau capek istirahat dulu di rest area,"
-
Kenapa orang naik bus wisata? Bus wisata atap terbuka menjadi wisata alternatif bagi sebagian warga Jakarta untuk menikmati liburan, terlebih ketika memasuki masa libur sekolah seperti saat ini.
-
Siapa saja yang naik angkot? Seringkali, para ibu-ibu naik angkot saat pergi atau pulang dari berbelanja di pasar.
-
Siapa yang suka naik angkot tapi tak pernah bayar? Siapakah yang suka naik angkot, tetapi tidak pernah bayar angkot? Jawab: Supir angkot
-
Bagaimana cara memanfaatkan transportasi umum untuk liburan backpacker? Memanfaatkan kereta, bus, atau angkutan umum lokal bukan hanya ekonomis, tetapi juga memberikan pengalaman perjalanan yang lebih lokal dan autentik.
"Motor memang dilarang di kota, adanya di kampung-kampung," kata Abdullah saat berbincang dengan merdeka.com, Sabtu (11/10).
Abdullah tidak mengetahui secara persis sejak kapan aturan itu diberlakukan. Selain alasan kemacetan, dia mengingat larangan itu untuk menekan angka kecelakaan.
"Sering terjadi kecelakaan, dan buat kacau lalu lintas," ujarnya yang sudah 10 tahun jadi sopir taksi.
Informasi dikumpulkan dari berbagai sumber, motor dilarang di Yangon sejak 2003. Ada beberapa versi mengenai larangan itu, jika untuk kepentingan publik semata-mata hanya meminimalisir kecelakaan.
Namun dalam kaitannya dengan politik, Myanmar yang baru saja lepas dari cengkeraman junta militer tak lepas dari aktivitas aktivis Pro Demokrasi. Sering kali motor digunakan untuk membagi-bagikan selebaran yang dinilai provokatif.
Abdullah tidak melihat itu sebagai alasan utama. Menurutnya, warga di Yangon terasa lebih nyaman beraktivitas tanpa motor yang sering kali melakukan pelanggaran.
"Saya lebih senang seperti sekarang, semua pengendara tertib saat berada di jalan," tandasnya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jalan tikus menjadi alternatif bagi pengguna kendaraan untuk menghindari kemacetan.
Baca Selengkapnya"Iya boleh. Kan setoran ke Dishub Rp40.000 per hari," kata pria yang namanya enggan disebutkan ini di lokasi, Selasa (11/7).
Baca SelengkapnyaDi tahun 1971, Bandung masih dipenuhi Bemo dan masjid-masjid masih belum memakai teknologi pengeras suara.
Baca SelengkapnyaJalan Malioboro tempo dulu benar-benar bikin nostalgia banget. Simak yuk!
Baca SelengkapnyaBerikut sederet aktivitas yang dilakukan oleh ojol saat istirahat. Tak hanya tidur, ada juga yang ke warnet!
Baca Selengkapnya