Tak adil bagi-bagi makanan, banyak anggota Santoso kabur dari hutan
Merdeka.com - Dua orang anggota kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso alias Abu Wardah yang tertangkap pada Jumat (15/4), yakni Ibad dan Faqih, diduga sengaja melarikan diri menuju ke pemukiman penduduk karena beberapa alasan, di antaranya tidak meratannya jatah makanan.
Salah seorang sumber di Polda Sulawesi Tengah kepada Antara mengatakan, ada tiga alasan yang mendasari kelompok Santoso kabur dari hutan, yakni pertama adalah perjuangan kelompok ini sudah tidak sesuai lagi dengan syar'i (ajaran Islam) dan hal-hal seperti yang sebelumnya mereka baca dalam media sosial/propaganda kelompok Santoso.
"Alasan kedua, adalah mereka dikucilkan oleh anggota kelompok lainnya," sambung dia, Selasa (19/4).
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Siapa yang menjadi korban diskriminasi? Contohnya, seperti diskriminasi yang ditujukan kepada orang keturunan etnis Tionghoa di Indonesia.
-
Siapa yang dianiaya? Yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah, kenapa Devianus Kagoya dianiaya oleh atau tindak kekerasan dilakukan kepada dirinya adalah bahwa Devianus Kogoya itu tertangkap pasca patroli aparat keamanan TNI - Polri.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang terdampak kesenjangan? Dampaknya dapat dirasakan oleh individu dan kelompok yang kurang beruntung, seperti penurunan kualitas hidup, ketidakadilan, perasaan terpinggirkan, dan kesulitan untuk meraih kesempatan yang sama dengan kelompok yang lebih beruntung.
Dia menambahkan, dan terakhir alasan ketiga, mereka diperlakukan berbeda dengan kelompok lainnya dalam hal pembagian makanan, pekerjaan dan perlakuan.
Sesuai hasil pemeriksaan sementara oleh tim Operasi Tinombala di Poso, Ibad (21) diketahui bergabung dengan kelompok Santoso sejak tiga tahun lalu sehingga diperkirakan Ibad mengetahui seluruh peristiwa teror yang dilakukan oleh kelompok Santoso.
Ibad diketahui banyak berperan sebagai anggota pencari logistik. Sedangkan Faqih (19) bergabung dengan kelompok ini pada September 2015 dan mengikuti berbagai pelatihan militer (tadrib), dan sebagai anggota pencari logistik serta aktif sebagai anggota tim pengintai.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Rudy Sufahriadi mengaku belum bisa mengorek keterangan lebih banyak dari kedua terduga teroris anggota Mujahdin Indonesia Timur (MIT) itu karena kondisi mereka sangat lemah dan badan kekurusan akibat kuran makan.
"Mereka masih dalam proses pemulihan fisik dulu baru pemeriksaan dilanjutkan," terang Rudy.
Kedua DPO kasus terorisme Poso itu tertangkap di sebuah kebun warga desa Padang Lembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, pada Jumat (15/4).
Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto menjelaskan bahwa pada saat itu, kedua orang tidak dikenal (OTK) itu berjalan di jalan desa Padang Lembara. Keduanya kemudian bertanya kepada seorang personel operasi Tinombala yang menyamar sebagai warga biasa, tentang alamat rumah pak Badri asal Medan.
Personel operasi itu kemudian menyakan identitas mereka namun mereka tidak menjawab sehingga petugas menaruh curiga dan meminta mereka menunjukkan KTP. Akan tapi kedua orang itu langsung mencabut golok, dan terjadilah perkelahian fisik di antara mereka. Petugas bersangkutan dengan dibantu dua rekannya yang juga berpakaian sipil segera dapat melumpuhkan keduanya dengan tangan kosong tanpa melepaskan tembakan.
Keduanya kemudian digiring ke Mapolres Poso untuk menjalani pemeriksaan. Dari dalam tas milik Ibad, petugas menemukan 32 jenis barang seperti satu buah bom rakitan pipa paralon, senter, charger telepon seluler, lem besi merk dextone, obat ampicilin dan paracetamol, korek api gas, pisau dan parang, peralatan mandi dan makan.
Sedang di tas Faqih ditemukan 16 jenis benda antara lain baterai, korek api gas, paku, tali nilon, rompi tempat magazin dan topi rimba hitam. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kawanan monyet ini diduga kekurangan makan karena hutan di lereng Gunung Lawu kondisinya memprihatinkan
Baca SelengkapnyaPemandangan Langka, Suku Terasing di Amazon Muncul di Dekat Lokasi Penebangan Hutan
Baca SelengkapnyaSaat musim hujan tiba, kampung itu benar-benar terisolir karena jalan ke sana terhalang aliran air sungai yang deras
Baca SelengkapnyaDi balik keasriannya, ada cerita kelam ketika puluhan rumah dibakar paksa oleh pemberontak. Dari 80 rumah yang ditinggali warga, kini tersisa hanya 10 bangunan.
Baca SelengkapnyaBerikut momen langka Suku Togutil keluar hutan mendatangi para pekerja.
Baca SelengkapnyaEmpat orang yang sedang mencari air di hutan tersesat di Alas Purwo. Ini yang terjadi.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca Selengkapnyaolisi mendapatkan lima Rohingya tersebut masih di kawasan Tanjung Pura dan langsung membawa ke penampungan kembali.
Baca SelengkapnyaSebuah kampung terpencil tengah hutan dihuni para lansia. Bagaimana kehidupan mereka di sana?
Baca SelengkapnyaTiga pengungsi rohingya kabur dari gedung Balee Meuseuraya di Aceh saat salat subuh pada Selasa (22/1).
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca Selengkapnya