Tak berizin, pesta komunitas gay di Surabaya terpaksa batal
Merdeka.com - Acara Gue Berani atau G Nite Party, yang digelar GAYa Nusantara, komunitas gay di Surabaya, Jawa Timur, Minggu malam (7/2) nanti, dipastikan batal. Sebab, event yang akan digelar di Happy Pappy Resto & Cafe, Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya itu, tidak mengantongi izin.
Polisi juga mengancam akan membubarkan paksa acara dibalut seminar kesehatan tersebut.
Terlebih lagi, manajemen pihak karaoke keluarga itu, juga mengaku tertipu dengan event tersebut. Pihak Happy Pappy kecewa karena penyelenggara acara, Yayasan GAYa Nusantara asuhan Dede Oetomo itu 'menyelewengkan' kesepakatan awal.
-
Bagaimana cara polisi tersebut mengancam warga? Dalam rekaman itu, pelaku mengenakan baju putih dan membawa sajam mencengkeram baju korban serta membentaknya.
-
Apa tujuan razia di Jakarta? Ditlantas Polda Metro Jaya memaparkan lokasi-lokasi razia kendaraan di Jakarta dan sekitarnya.
-
Kenapa polisi tersebut mengancam warga? 'Kau belum tahu di keluarga aku banyak yang jadi polisi ye, kau belum tahu dengan aku ye,' kata pelaku mengancam korban.
-
Dimana kejadian polisi mengancam warga? Peristiwa itu terjadi di Palembang, Senin (18/12) pukul 11.30 WIB.
-
Apa yang akan dilakukan Dishub Jakarta? Dishub DKI Jakarta bakal melakukan rekayasa lalu lintas (lalin) saat penyelenggaraan LPS Monas Half Marathon yang digelar Minggu besok, 30 Juni 2024.
-
Bagaimana acara tersebut? Acara gender reveal diadakan serentak dengan ulang tahun Michael di Bali, yang membuat momen tersebut sangat menarik.
Perjanjian awal, Happy Pappy disewa untuk acara seminar kesehatan, bukan G Nite Party. Meski sudah menerima uang tanda jadi atau booking tempat, Rp 500 ribu, pihak Happy Pappy tetap akan menyetop acara tersebut. Hal ini diungkap manajemen Happy Pappy dalam gelar persnya.
"Kami mengklarifikasi berita yang beredar terkait acara nanti malam, sekitar jam 10 (22.00 WIB). Kami mewakili pemilik Happy Pappy, terkait acara Gue Berani atau G Nite Party. Kami tidak tahu menahu soal acara ini. Karena di outlet adalah seminar kesehatan dan disk joky (DJ) hanya sebagai selingan," terang Kepala Outlet Happy Pappy, Octario.
Rio mengungkap, sepekan sebelum acara digelar, pihaknya menerima booking acara seminar kesehatan, yaitu sosialisasi website; gueberani.com tentang HIV/AIDS, yang diselingi dengan acara DJ, dengan mengundang DJ Wizznu dari Jakarta.
"Tapi yang beredar di media sosial adalah selebaran G Nite Party, yang dihadiri komunitas gay. Makanya kami terpaksa men-cancel acaranya. Kami akan menyetop acara tersebut, karena akan menjadi presiden buruk bagi usaha Happy Pappy," tegasnya.
Memang, lanjut dia, kami sudah menerima DP. "Reservasi kita terima satu minggu sebelumnya. Kami terima DP, bisa dikatakan uang tanda jadi. Tidak banyak, hanya Rp 500 ribu.
Untuk acara-acara seperti ini kami memang ada charge, untuk minuman, makanan dan fasilitas, total keseluruhan kami memberi charge Rp 30 juta. Karena sudah diselewengkan, kami terpaksa men-cancel acara," sambungnya.
Booking tempat, masih kata Rio, bukan atas nama event organiser (EO), seperti yang tertulis pada pamflet acara, yiaitu King Entertainment.
"Jadi bukan atas nama EO tau apa, tapi perseorangan, atas nama Lie. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Acara diselewengkan. Ini di luar kesepakatan awal, yang bentuknya berupa seminar kesehatan. Tapi ternyata untuk acara Gue Berani. Jadi ini terpaksa kita setop," keluhnya.
Senada, Supervisor Happy Pappy, Riduk Kadukat juga menegaskan, jika acara G Nite Party yang digelar Yayasan GAYa Nusantara bersama King Entertainment itu tetap digelar malam nanti, bukan hanya akan dibubarkan polisi, tapi persoalan citra karaoke.
"Tapi ini juga masalah image. Jadi kami sampaikan, acara nanti malam akan kita setop. Apalagi, ternyata acara ini juga tidak ada izin dari kepolisian," tegasnya.
Terpisah, Ketua GAYa Nusantara, Rafael Harry Dcosta menyatakan, acara yang akan digelar pihaknya nanti malam itu, batal diselenggarakan. Alasannya, tidak ada surat pemberitahuan panitia kepada polisi. "Acaranya tidak berizin, jadi batal digelar," singkatnya.
Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Lily Djafar yang juga dikonfirmasi, dengan tegas menyatakan pihaknya siap membubarkan paksa G Nite Party jika tetap digelar malam nanti.
"Sampai saat ini kami belum menerima surat pemberitahuan atau izin resmi dari King Entertainment. Demi kondisifitas Kota Surabaya, kami juga akan terus melakukan pengawasan. Jika tetap digelar, kami tidak segan untuk melakukan upaya pembubaran dengan paksa," tegas Lily.
Sementara pantauan di lapangan, beberapa personel polisi juga disiagakan di lokasi acara, yaitu di Happy Pappy, Jalan Mayjen Sungkono. Menurut Lily, itu sebagai upay antisipasi pihak kepolisian, agar G Nite Party tidak dipaksakan digelar.
Sekadar tahu, G Nite Party yang digelar GAYa Nusantara dan dikemas seminar kesehatan itu, informasinya juga mengundang Dinkes Kota Surabaya, Komisi Penanggulangan AIDS Kota Surabaya, serta beberapa Puskesmas.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Tidak ada satupun dari agama-agama tersebut yang mentolerir praktik LGBT," tegas Anwar Abbas.
Baca SelengkapnyaPertemuan LGBT bertajuk ASEAN Queer Advocacy Week ini nantinya akan digelar di luar Indonesia.
Baca SelengkapnyaKabar tersebut diunggah salah satu akun media sosial.
Baca SelengkapnyaMuhammad Taufik Zoelkifli mengatakan, LGBT bertentangan dengan norma agama dan Pancasila.
Baca SelengkapnyaPengajian dihadiri oleh Ustaz Riza Syafiq Hasan Basalamah di Masjid Assalam Purimas Kota Surabaya dibubarkan paksa GP Ansor.
Baca SelengkapnyaPengurus Masjid Assalam Purimas pun membeberkan kronologi GP Ansor membubarkan jemaah di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan oleh Kapolres Metro Jakpus, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro
Baca SelengkapnyaAksi tolak Rocky Gerung ramai di sejumlah daerah. Ini yang terjadi di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaFestival Kuliner Nonhalal di Solo Tetap Berlangsung Meski Sempat Disorot, Ini Kata Dewan Syariah Surakarta
Baca SelengkapnyaPadahal dalam undang-undang jelas tertulis kemerdekaan berserikat dan berkumpul serta mengeluarkan pikiran diatur di dalam konstitusi.
Baca SelengkapnyaRencana diadakannya pertemuan komunitas LGBT se-ASEAN di Jakarta pada bulan Juli ini menimbulkan polemik dari berbagai pihak, tak terkecuali MUI.
Baca SelengkapnyaPolisi membenarkan ada sekelompok aktivis yang sedang melaksanakan diskusi di dalam ruangan hotel di Jalan Hayam Wuruk Denpasar.
Baca Selengkapnya