Tak Bisa Mencoblos, Emak-Emak Geruduk Kantor KPU di Pekanbaru
Merdeka.com - Ratusan warga yang didominasi emak-emak menggeruduk kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat di Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru, Riau, Rabu (17/4) petang. Mereka protes lantaran tidak bisa mencoblos dan berharap kejadian serupa tak terjadi lagi pada pemilihan umum berikutnya.
Magdalena, warga Sidomulyo, mendatangi KPU karena tidak bisa mencoblos meski sudah antri di TPS sejak pukul 08.00 WIB. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mengaku sudah kehabisan surat suara.
"Tidak makan saya untuk bisa mencoblos, sampai siang juga gak bisa, disuruh ke KPU tapi gak ada hasil," kata perempuan berusia 63 tahun ini di kantor KPU.
-
Apa yang diminta oleh massa di Kantor KPU Jayapura? Dalam orasinya, massa meminta proses penetapan kursi partai politik dan caleg terpilih pada pemilihan legislatif (Pileg) periode 2024-2029 untuk Kabupaten Jayapura jangan digelar.
-
Apa yang diadukan kepada Ketua KPU? Ketua KPU Hasyim Asyari didalilkan lalai dan tidak cermat dalam menentukan serta menetapkan anggota KPU Kabupaten Puncak yang terindikasi sebagai anggota aktif partai politik.
-
Apa yang dilakukan KPU? Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional serta penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024.
-
Apa itu Surat Suara Pemilu? Surat suara pemilu adalah selembar kertas atau dokumen yang digunakan oleh pemilih untuk memberikan suara mereka dalam pemilihan umum atau pemilu.
-
Kenapa massa di Jayapura protes ke KPU? Massa yang hadir menduga ada pelanggaran seperti pengurangan, penambahan, hingga pengalihan suara yang dilakukan PPS dan PPD kepada dari caleg lain. Mereka menyebut kecurangan itu tidak hanya terjadi untuk pemilihan caleg DPRD Kabupaten Jayapura, caleg DPRD Papua, hingga caleg DPR RI.
-
Siapa saja yang ikut demo di KPU? Soenarko menambahkan, aksi ini akan diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat sampai beberapa organisasi relawan dari pasangan calon 01, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) dan paslon 03, Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
Menurutnya, anggaran surat suara itu menelan biaya triliunan rupiah. Diapun mempertanyakan kenapa surat suara bisa kurang pada hari pencoblosan.
"Kami tidak cari uang, yang kami butuhkan itu bisa menyalurkan hak suara untuk lima tahun mendatang," ucap Magdalena.
Warga lainnya, Arya Pratama juga mendatangi KPU karena surat keterangan dari RT di perumahannya tidak dianggap KPPS. Petugas menyebut surat suara cadangan tidak cukup dan diutamakan bagi masyarakat yang punya undangan mencoblos.
"Saya tidak masuk DPT, padahal saya sudah hampir tujuh tahun tinggal di Kelurahan Simpang Tiga, surat keterangan tidak berlaku," katanya.
Arya mengaku datang ke TPS 24 pukul 10.00 WIB sesuai jadwal bagi warga yang tidak masuk DPT. Hingga siang, petugas memintanya datang ke TPS sebelah dengan harapan masih ada surat suara di sana.
"Saya datang ke TPS lain, jawabannya sama, pas datang ke KPU, hanya polisi yang ada di sini," ucap Arya.
Di samping itu, Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Krueng Meuseugop, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Aceh, punya cara tersendiri agar pemilih tertarik dengan mendirikan TPS unik berkonsep alam.
Misalnya di TPS 01 dan 02 Desa Krueng Meusugop ini yang dibuat dengan bahan dari daun kelapa, jerami, buah ara, dan berbagai dedaunan lain. Bentuknya serasi dengan lingkungan desa tersebut yang berada di dekat pegunungan dan dialiri sungai.
"Ide ini dapat dari salah satu anggota PPS, Tengku Abdul Aziz. Menurut beliau, menggunakan bahan dari hasil alam biar tampil beda dengan yang lain. Indah dipandang karena desa ini berdekatan dengan pergunungan," Ketua PPK Simpang Mamplam, Rona Riani kepada Liputan6.com, Rabu siang (17/4/2019).
Di desa ini hanya terdapat dua TPS yang berjarak sekitar delapan meter antara satu sama lain. Jumlah pemilih di desa ini seluruhnya 345 orang.
"Keliatan sejuk waktu dilihat, karena dibuat dari dedaunan semua, dan letak TPS-nya pun sangat strategis, dekat sungai," imbuh Rona.
Pemungutan suara di desa tersebut masih berlangsung menjelang tengah hari dan berlangsung aman tanpa hambatan atau kendala.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPU Kota Denpasar telah lama memberikan sosialisasi soal pindah memilih tetapi masyarakat masih ada saja yang tidak mengetahui hal tersebut.
Baca SelengkapnyaIbu-ibu ini mengaku tidak memiliki koordinator. Mereka urunan membeli sejumlah makanan dan minuman ringan.
Baca SelengkapnyaPuluhan pendemo berbaju putih membawa spanduk “Coblos Tiga Paslon”.
Baca SelengkapnyaMereka memprotes dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024 untuk memenangkan salah satu pasangan calon.
Baca SelengkapnyaBawaslu Kota Bekasi merekomendasikan pemungutan suara lanjutan dan pemungutan suara ulang di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Baca SelengkapnyaDari 1.692 rekomendasi Bawaslu tersebut, KPU melakukan pemungutan suara ulang, pemungutan suara lanjutan dan pemungutan suara susulan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa kekurangan surat suara di sejumlah TPS di Depok jadi viral di media sosial
Baca SelengkapnyaMassa yang hadir menduga ada pelanggaran seperti pengurangan, penambahan, hingga pengalihan suara yang dilakukan PPS dan PPD kepada dari caleg lain.
Baca SelengkapnyaViral video merekam kemarahan warga di daerah Sampang, Madura, Jawa Timur karena diduga terjadi kecurangan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaMinat warga untuk hadir di TPS untuk memberikan suara menurun.
Baca SelengkapnyaMereka sempat meledek massa kontra dengan pemilu yang didominasi dengan orangtua lantaran hanya duduk saja tanpa ada melakukan orasi.
Baca SelengkapnyaMenurut MK, dalil Pemohon a quo tidak beralasan menurut hukum.
Baca Selengkapnya