Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak cuma Jakarta, kirab bendera Merah Putih juga ada di Purwakarta

Tak cuma Jakarta, kirab bendera Merah Putih juga ada di Purwakarta Arak-arakan Bendera Pusaka. ©2016 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Arak-arakan bendera Merah Putih tidak hanya digelar di Istana Merdeka, Jakarta. Tak mau ketinggalan, Kabupaten Purwakarta juga menggelar prosesi serupa, pengibaran bendera Merah Putih diawali dengan kirab atau arak-arakan. Kirab diawali dari Museum Diorama Tatar Sunda atau Bale Panyawangan menuju Taman Pesanggrahan Padjadjaran, tempat digelarnya upacara puncak peringatan HUT ke-71 Republik Indonesia.

Kirab bendera di Purwakarta menggunakan kereta kencana Nyi Mas Malati. Kereta kencana ini adalah pasangan kereta kencana Ki Jaga Raksa yang digunakan membawa bendera pusaka dari Monas menuju Istana Merdeka.

Kereta kencana Nyi Mas Malati membawakan bendera Merah Putih untuk dikibarkan di Taman Pesanggrahan Padjadjaran Purwakarta. Bendera Merah Putih diserahkan oleh Kepala Kantor Arsip Daerah Nina Meinawati yang secara kelembagaan membawahi Museum Diorama Tatar Sunda kepada Nurlaela (16) anggota pasukan pengibar bendera yang kemudian menaiki Nyi Mas Malati.

Prosesi kirab ini menarik perhatian masyarakat. Warga sekitar tampak antusias mengabadikan momen kirab melalui telepon genggam atau dengan kamera yang mereka bawa.

"Kali ini beda sekali Pak. Unik kelihatannya, sebelum upacara ada iring-iringan dulu. Baru pertama kali juga kan di Purwakarta ada yang seperti ini. Ini tontonan seru buat kami," ujar Made Reza Aditya, salah seorang warga Purwakarta.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, kirab bendera sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo bahwa simbol-simbol nasionalisme harus didekatkan kepada masyarakat luas agar semakin terasah potensi persatuan yang selama ini sangat nisbi.

"Potensi bangsa Indonesia itu kan persatuan. Momentum kirab di Istana Negara maupun di Purwakarta itu satu visi yakni mendekatkan masyarakat kepada simbol persatuan, simbol kenegaraan, juga mendekatkan simbol negara kepada akar kebudayaannya," kata Dedi.

Warna merah dan putih sangat akrab dalam kehidupan sosio–kultural orang Sunda. Tidak heran jika orang sunda membuat bubur merah putih saat memberi nama anak mereka. Tidak hanya itu, saat mendirikan bangunan, pasti kain merah dan kain putih selalu diikatkan di salah satu tiang pancang bangunan tersebut.

"Merah Putih itu lahir dari kehidupan masyarakat Nusantara, masyarakat Sunda diantaranya. Kasih nama anak pake bubur merah dan bubur putih. Mendirikan bangunan, tiangnya diikat kain merah dan kain putih. Coba lihat deh ke kampung-kampung. Mereka memelihara kebiasaan itu sampai saat ini," tambah Dedi. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP