Tak cuma pempek, Sumsel & Jambi juga 'berseteru' soal Sriwijaya
Merdeka.com - Hubungan antara Palembang dan Jambi memanas, terkait pernyataan yang menyebut bahwa pempek adalah makanan khas yang berasal dari Jambi. Bahkan, Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengaku siap perang untuk mempertahankan pempek.
Perebutan identitas dua daerah bertetangga ini sebenarnya bukan kali ini saja. Sebelumnya, bahkan ditemukan bahwa kerajaan Sriwijaya ternyata tidak berada di wilayah Palembang, melainkan di Jambi.
Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia (UI) Profesor Agus Aris Munandar beberapa waktu lalu mengatakan Kerajaan Sriwijaya diduga berada di kawasan Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Sebab baru-baru ini timnya menemukan jejak-jejak peninggalan kerajaan bahari tua, sebelum Majapahit berdiri di Mojokerto, Jawa Timur.
-
Di mana kerajaan Sriwijaya berada? Seorang ahli geografi dari Persia bernama Abu Raihan Al-Biruni melakukan kunjungan ke Sriwijaya dan menyebut kerajaan ini terletak di Pulau Suwarnadib.
-
Makanan khas Palembang apa yang mirip dengan pempek? Laksan mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, tetapi ini adalah hidangan yang mirip dengan pempek, namun dengan kuah santan.
-
Dimana pempek berasal? Sejarah pempek bermula dari seorang pria keturunan Tionghoa yang biasa dipanggil Apek. Pria yang tinggal di pinggiran sungai Musi itu berusaha memanfaatkan sumber daya ikan yang melimpah.
-
Dimana Situs kerajaan Sriwijaya ditemukan? Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
-
Dimana pempek pertama kali ditemukan? Menurut buku berjudul Pempek Palembang Makanan Tradisional dari Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan, diperkirakan kuliner ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, yaitu sekitar abad ke-7 masehi.
-
Di mana kamu bisa menikmati makanan khas Palembang? Nah, saat berbicara tentang makanan Palembang, pempek mungkin menjadi yang paling dikenal oleh banyak orang.
"Kami menemukan sisa-sisa peninggalan Kerajaan Sriwijaya serta petirtaan berupa sumur di Situs Kedaton, Kawasan Cagar Budaya Muaro Jambi, oleh 43 mahasiswa dan 5 dosen pembimbing yang tergabung dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Arkeologi Universitas Indonesia (UI) pada 16-28 Juni 2013," kata Agus Aris di Depok, Jumat (12/7).
Seperti diberitakan Antara, kegiatan utama KKL Arkeolog UI adalah ekskavasi, sebuah metode arkeologi yang bertujuan menemukan kembali sisa-sisa kegiatan manusia masa lalu dengan cara melakukan penggalian.
Proses ekskavasi dilakukan di 14 kotak gali di Situs Kedaton, Kawasan Cagar Budaya Muara Jambi. Kawasan tersebut berada sekitar 20 kilometer dari Kota Jambi, atau 30 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Agus menjelaskan, sebenarnya masih banyak bagian kawasan cagar budaya tersebut yang belum dijamah, termasuk di seberang Sungai Batanghari. Sedangkan arca-arca lepas yang ditemukan di Palembang bertuliskan ancaman-ancaman, maka dapat diartikan bahwa Palembang merupakan kota yang telah ditaklukan oleh Sriwijaya.
Departemen Arkeologi UI bersama pemerintah setempat saat ini tengah bekerja sama menjadikan Kawasan Cagar Budaya Muaro Jambi sebagai laboratorium penelitian, sehingga dapat dimanfaatkan untuk penelitian arkeologi baik oleh dosen maupun mahasiswa Arkeologi.
Sementara itu dosen pembimbing KKL UI Cecep Eka Permana mengatakan bahwa salah satu regu berhasil menemukan sumur yang terletak di arah timur laut, yang merupakan arah yang paling baik bagi agama Budha.
Menurut Cecep, sumur tersebut pada masanya digunakan sebagai sumber mata air. Sumur yang ditemukan tersebut baru digali sedalam 1,5 meter. Di sekitar sumur, tim juga menemukan sisa pecahan tembikar, keramik, dan stoneware (barang pecah belah lainnya).
Selain sumur, ditemukan pula struktur persegi di pinggir sumur yang diidentifikasi sebagai lantai di sekitar sumur. Selain itu, ada juga struktur lain yang berbentuk bangunan yang terlihat dari pola letak, halaman tengah, dan halaman luarnya. Pada struktur luar, ditemukan fragmen-fragmen yang berbentuk besar dan kasar.
"Semakin ke dalam fragmen yang ditemukan semakin halus teksturnya. Dalam konteks keagamaan, biasanya makin ke (ruangan bagian) dalam akan makin suci," katanya.
Sriwijaya merupakan salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan.
Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7, ketika seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682.
Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut karena beberapa peperangan, di antaranya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa pada tahun 990, dan tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.
Sriwijaya menjadi simbol kebesaran Sumatera awal bersama kerajaan besar Nusantara lainnya, misalnya Majapahit di Jawa Timur. Pada abad ke-20, kedua kerajaan tersebut menjadi referensi oleh kaum nasionalis untuk menunjukkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan negara sebelum kolonialisme Belanda.
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus mengatakan masih akan menunggu hasil resmi penelitian arkeolog dari Universitas Indonesia atas Candi Muarojambi yang sebelumnya dinyatakan sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya.
"Saya belum bisa berkomentar banyak terkait Candi Muarojambi. Nanti jangan sampai ada tetangga yang merasa terpinggirkan, mengingat ini menyangkut wibawa masing masing provinsi," kata Gubernur Hasan Basri Agus di Jambi, seperti diberitakan Antara, Jumat (19/7).
Berdasarkan hasil penelitian arkeolog UI belum lama ini, di Candi Kedaton yang masuk pada komplek Candi Muarojambi, para peneliti dibantu sejumlah mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia berhasil menemukan beberapa struktur bangunan candi yang menunjukkan tempat itu merupakan pusat pengajaran agama Buddha di Jambi, bahkan di kawasan Asia Tenggara.
Dari penelitian itu, diperkirakan juga lokasi tersebut merupakan satu di antara pusat pembelajaran agama Buddha selain di Kanton dan Nalanda. Gubernur Hasan Basri menyebutkan temuan tersebut menurut arkeolog UI berkesimpulan bahwa di Muarojambi sebelumnya merupakan ibu kota Kerajaan Sriwijaya.
"Sekali lagi, yang bilang itu pakar arkeologi dari UI fakultas Ilmu Budaya. Saat itu, kebetulan saya ikut mengecek kunjungan di lapangan untuk melihat kondisi lapangan. Ternyata memang apa yang diperkirakan dari hasil penelitian dan pengkajian di lapangan semuanya betul-betul mengarah ke sana," katanya.
Baca Juga:
Makanan-makanan khas ini jadi rebutan antar daerah
Pempek diklaim milik Jambi, gubernur Sumsel siap perang
Ini alasan di balik nikmatnya kopi Aceh
[Resep] Rendang, kuliner nusantara yang diminati mancanegara (mdk/war)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak diduga, salah satu provinsi di Indonesia dahulu ada yang bernama Sumatra Tengah. Kini daerah-daerahnya masih ada sampai sekarang.
Baca SelengkapnyaBanyak spekulasi terkait asal-usul penamaan "Sumatra". Disebut, wilayah ini konon diambil dari nama tokoh Raja Sriwijaya.
Baca SelengkapnyaTernyata begini lho perjalanan pempek sejak pertama kali ditemukan hingga menjadi kuliner favorit di tanah air.
Baca SelengkapnyaMana nih yang sudah pernah kamu cobain selain pempek?
Baca SelengkapnyaSalah satu moda transportasi yang digemari banyak orang adalah kereta api.
Baca SelengkapnyaPernah jadi daerah di bawah bayang-bayang Jawa hingga jadi daerah khusus
Baca SelengkapnyaSitus kuno ini ditemukan para pemancing yang sedang menyelam di malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaSongket Palembang, salah satu kekayaan budaya dari Sumatra Selatan dengan motif dan jenis yang beragam.
Baca SelengkapnyaMenurut catatan sejarah, keduanya memiliki pengaruh yang besar sebagai pelestari kebudayaan nenek moyang Kalimantan dengan angkatan militer laut yang kuat.
Baca SelengkapnyaCara membuatnya terbilang gampang, hampir sama dengan memasak pindang. Bahan-bahannya juga mudah didapat, terlebih bagi masyarakat pedesaan.
Baca Selengkapnya