Tak Dapat Anggaran, Laboratorium PCR di Sumbar Galang Donasi
Merdeka.com - Salah satu laboratorium yang menangani pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR), Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Andalas (Unand), terpaksa menggalang donasi. Langkah ini diambil setelah mereka tidak mendapatkan anggaran dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran (FK) Unand dr Andani Eka Putra membenarkan adanya penggalangan donasi. Mereka melakukannya sejak tiga hari lalu.
Hasil donasi itu akan digunakan untuk membiaya benda habis pakai (consumable). "Biaya (donasi) itu untuk barang-barang (habis pakai), seperti barang plastik, seperti cup, tabung, filter tip. Kita sudah menjalankan ini selama tiga hari belakangan," kata Andani di Padang, Selasa (3/8).
-
Siapa yang memberikan tanggapan mengenai PCR? Setelah mendengar pernyataan itu, epidemiolog Dicky Budiman memberikan tanggapan, khususnya mengenai penggunaan tes PCR. Dicky menjelaskan bahwa PCR merupakan metode yang digunakan untuk menggandakan materi genetik, baik DNA maupun RNA, dari sampel agar dapat dianalisis dengan lebih efektif.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Apa yang didonasikan? Seorang pria tiba-tiba menghampiri panggung dan berkata, ‘saya ingin membantu Palestina dengan motor kesayangan saya ini’,' sebutnya.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
-
Dimana donasi dilakukan? Donasikan vespa kesayangan demi Palestina Menurut akun @laz.harfa, pendonasian vespa berlangsung dalam aksi bela Palestina yang digelar di Alun-Alun Rangkasbitung, Lebak pada Minggu (12/11) lalu.
Dia menjelaskan, Pemprov Sumbar tak lagi mengalokasikan anggaran laboratorium itu sejak Januari 2021. "Tentunya dengan hal ini kami butuh donasi, sejak Januari 2021 tidak lagi dianggarkan, padahal pada tahun sebelumnya ada," jelas Andani.
Pihaknya mengaku bingung kebijakan pemangku kepentingan, lantaran laboratorium ini sebelumnya sudah ada, malah tidak dianggarkan. "Berpikirnya logikanya, laboratorium ini sudah ada dari tahun kemarin, kenapa (malah) tak dianggarkan," sebut Andani.
Sementara itu pada 2020, laboratorium itu mendapatkan anggaran mencapai Rp20 miliar, saat Gubernur Sumbar masih dijabat Irwan Prayitno. "Bahkan, kita juga dapat tambahan anggaran dari DPRD sebesar Rp5 miliar. Anggaran itu kita gunakan untuk pengembangan laboratorium," jelas Andani.
Pada 2021, pihaknya mengusulkan anggaran yang sama dengan 2020, yakni Rp 20 miliar lebih. Namun menurutnya, usulan itu tidak diindahkan. "Usulan kita Rp20-an miliar, tapi yang jadi fokus kita bukan soal anggarannya, tapi itikadnya, kenapa ini tidak dianggarkan," tutup Andani.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dekan FK Undip mengakui memang ada perundungan pada PPDS Anestesi.
Baca SelengkapnyaPerundungan tersebut terjadi dalam berbagai bentuk.
Baca SelengkapnyaProf Zainul menyayangkan pernyataan Kemenkes yang menyebut iuran sebagai pemalakan.
Baca SelengkapnyaKeuangan daerah menjadi salah satu pertimbangan seleksi PPPK tidak bersamaan dengan CPNS 2024.
Baca SelengkapnyaPolisi juga berharap dokter senior juga memberikan pernyataan terbuka saat dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaPihak FK Undip siap memecat atau DO jika meman ada senior PPDS anestesi yang memalak dokter Aulia Rahma.
Baca SelengkapnyaIuran ini untuk membiayai operasional selama melaksanakan pendidikan di RS Kariadi Semarang.
Baca SelengkapnyaDokter Aulia Risma diduga bunuh diri karena dibully senior.
Baca SelengkapnyaDokter Aulia diduga bunuh diri di indekos Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, karena dibully senior pada Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Irma, lulusan PPDS yang menjadi pelaku perundungan akan memunculkan pola pragmatis yang berdampak terhadap pasien.
Baca SelengkapnyaWakil Rektor IV Undip, Wijayanto membeberkan hukuman tersebut.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter bernama M Ramadhani Soeroso viral di media sosial usai mengkritik manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan.
Baca Selengkapnya