Tak didampingi saat diperiksa, Wali Kota Samarinda marahi anak buah
Merdeka.com - Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang memarahi anak buahnya lantaran sering tak hadir saat dia diperiksa penyidik Bareskrim Polri di Mako Brimob Polda Kaltim Detasemen B Samarinda, Sabtu (18/3). Bahkan dia dibikin kesal setelah tahu anak buahnya sedang main golf saat pemeriksaan.
Kekesalan Jaang itu diluapkan usai menggelar konferensi pers untuk menjelaskan soal proses terbitnya SK 551.21/083/HK-KS/II/2016 kepada koperasi serba usaha ormas Pemuda Demokrat Indonesia Bersatu (PDIB). Awalnya, konferensi pers berjalan lancar hingga Jaang melayani sesi tanya jawab bersama dengan puluhan wartawan yang hadir di rumah dinasnya, siang tadi.
Suasana berubah saat seorang pejabat Pemkot langsung kena semprot Jaang. Sebabnya, anak buah Jaang baru terlihat siang tadi, tidak saat dia diperiksa penyidik Bareskrim.
-
Kenapa Bhabinkamtibmas merasa anaknya tidak lolos polisi? Dia menduga, ada permainan licik di balik tak diterimanya sang putra menjadi abdi negara. Hal itu diduganya lantaran Polda Bali secara spesifik memberikan kuota khusus kepada para putra-putri yang terpilih.
-
Siapa saja anak Panji Gumilang yang mangkir dari panggilan polisi? Anak Panji Gumilang, inisial IP dan AP mangkir dari panggilan kepolisian hari ini.
-
Kenapa anak Panji Gumilang mangkir dari panggilan polisi? Enam Pengurus Ponpes Al Zaytun Juga Ikut Mangkir Selain dua anak Panji Gumilang. keenam saksi lainnya juga ikut mangkir dari panggilan polisi saat akan dimintai keterangan mengenai dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
-
Siapa yang diperiksa di Kejagung? Gimmick Sandra Dewi Saat Diperiksa Kasus Korupsi Suami di Kejagung Tidak banyak ucapan yang dilontarkan Sandra sebelum menjalani pemeriksaan. Sejumlah gimmick banyak terjadi selama pemeriksaan Aktris Sandra Dewi sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah 2015-2022 yang menyeret suaminya, Harvey Moeis, Kamis (4/4).
-
Apa yang dilakukan Bhabinkamtibmas setelah anaknya tidak lolos? Dia menduga, ada permainan licik di balik tak diterimanya sang putra menjadi abdi negara. Hal itu diduganya lantaran Polda Bali secara spesifik memberikan kuota khusus kepada para putra-putri yang terpilih.
-
Siapa yang dilarang bertemu dengan anaknya? 'Jadi saya menghadapi mantan suami saya tidak memperbolehkan saya untuk bertemu dengan anak-anak saya, sedangkan anak saya yang satu masih di bawah umur dan harusnya masih menyusui,' kata Vika.
"Katanya kamu mau keluar kota. Keluar kota kamu, enak nanti saya pecat kamu. Banyak orang yang mau jadi kepala dinas," kata Jaang ditujukan kepada salah seorang pejabatnya.
"Saya tidak apa-apa diperiksa. Saya kalau mau jelek malam tadi (Sabtu malam kemarin), tahu tidak? Mau diangkut semua kamu. Aku kan tidak bisa jawab, kan aku kan waktu itu bukan Wali Kota," ujar Jaang.
"Loh, aku kan bukan Wali Kota. Saya ini rakyat biasa Pak, dari tanggal 24 November 2015 sampai tanggal 17 Februari 2016," tambahnya.
Masih dalam tensi tinggi, dia menjelaskan, sewaktu diperiksa Bareskrim dan dicecar 15 pertanyaan, dia diantar oleh bagian Humas Pemkot.
"Kabah Humas yang mengantarkan. Aku sekarang lagi lain-lain pikirannya. Pak Barus saja main golf. Wali Kotanya diperiksa, dia main golf. Pertimbangkan juga Pak Barus ini," ketus Jaang.
"Kalau mau berkelahi, ya berkelahi kita. Tapi bukan masalah itu. Di situlah pentingnya kita. Aku, kalau kukatakan tidak mau diperiksa, karena saya bukan Wali Kota waktu itu, apa yang terjadi? Habis diangkutnya (oleh polisi)," tambah Jaang.
Jaang kembali dalam tensi tinggi, menyayangkan ketidakhadiran jajaran pegawainya saat dia diperiksa. Semprotan Jaang kepada para kepala dinas dan pejabatnya itu, disaksikan sebagian besar yang ada di kelilingnya. Momen itu pun diabadikan para perwarta.
Diketahui, Bareskrim Polri dan Ditreskrimsus Polda Kaltim, Jumat (17/3), membongkar dugaan pungli di kawasan TPK Palaran, Samarinda, yang berujung pada penyitaan uang Rp 6,1 miliar, dari koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Komura.
Selain itu, tim Bareskrim juga menemukan praktik dugaan pungli pada petugas pungut parkir di pos masuk TPK Palaran. Belakangan, pemungut itu berasal dari ormas PDIB, mengacu SK Wali Kota Tahun 2016. Pada pemeriksaan penyidik Bareskrism Sabtu (18/3) kemarin, Jaang dicecar 15 pertanyaan.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemeriksaan Mbak Ita dalam kapasitasnya sebagai saksi terkait kasus korupsi pengadaan barang dan jasa.
Baca SelengkapnyaWali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu dijadwalkan menghadiri sejumlah kegiatan hari ini.
Baca SelengkapnyaJohanis Tanak disoraki para penyidik KPK saat melakukan audiensi dan mengaku mendapat intimidasi.
Baca SelengkapnyaKapolres nyaris marah besar gara-gara anak buah telat ikut rapat.
Baca SelengkapnyaDua anggota Satpol PP tersebut kini sudah diberhentikan sementara untuk menjalani pemerinksaan internal
Baca SelengkapnyaKepala puskesmas juga menahan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menjadi hak pegawai.
Baca SelengkapnyaAkmal mengingatkan seluruh OPD untuk berbenah. Dia juga menekankan perlunya pembinaan pegawai.
Baca SelengkapnyaMG menyebut permasalahannya dianggap selesai karena hanya terjadi miskomunikasi.
Baca SelengkapnyaMantan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang heran dengan sikap Pimpinan Firli Bahuri dkk yang menyampaikan permintaan maaf.
Baca SelengkapnyaPenyidik KPK melakukan penggeledahan terhadap sejumlah instansi dan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Kota Semarang, sejak Rabu (17/7).
Baca SelengkapnyaKapolsek harusnya meminta izin ke kejaksaan jika mau membawa tahanan titipan itu keluar sel.
Baca SelengkapnyaDengan kerendahan hatinya dia meminta maaf atas nama anak buahnya.
Baca Selengkapnya