Tak mampu beli mainan picu kreativitas 3 bocah ini bikin robot
Merdeka.com - Bagi anak dari desa terpencil di pesisir pantai perbatasan Gresik dan Lamongan seperti Ahmad Khoirul Hadi (15), memiliki mainan mewah adalah mimpi sia-sia di siang bolong. Terlebih lagi, warga Desa Campurejo, Kecamatan Panceng, Gresik, Jawa Timur itu berasal dari keluarga sederhana yang memiliki penghasilan rata-rata Rp 60 ribu per harinya.
Ahmad Fauzi, bapak Ahmad, hanya seorang penarik ojek dan ibunya, Nafiah cuma pedagang ikan. Sementara adik kelasnya di Madrasah Tsanawiyah (MTs/sederajat SMP) Tarbiyatul Wathon, Nabil Al Annisi (14), anak pasangan Sunaryo dan Siti Aisiah, hanya mengandalkan hidup sebagai sopir freeline. Sedangkan Mohammad Harris Riqin (13), anak pasangan Harto dan Isfandin, mengandalkan hidup dari tangkapan ikan di tengah Laut Pantai Utara.
Untuk bisa memiliki mainan mewah seperti anak kota pada umumnya, ketiga anak desa ini mengubur mimpinya dengan hanya memungut mobil tamiya bekas yang rusak, kemudian mengotak-atiknya agar bisa berfungsi kembali dan bisa digunakan bermain.
-
Kenapa hidup sederhana bisa membuat orang kaya? Bersyukur atas apa yang Anda miliki adalah kunci untuk memulai hidup sederhana.
-
Siapa yang merasakan hidup sederhana? Edward Akbar menyatakan bahwa dia tidak membuat susah sang istri ketika ditanya tentang hal itu.
-
Bagaimana cara mereka hidup? Pada dasarnya, mereka hanya mengurung diri sepanjang hari di kamar tanpa pergi ke mana pun, kecuali sesekali ke perpustakaan atau berbelanja di toko sekitar rumah.
-
Apa yang diimpikan anak kurang mampu? Melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi merupakan kesempatan yang tidak semua siswa bisa mendapatkannya. Terlebih bagi siswa yang orang tuanya berasal dari golongan kurang mampu.
-
Dimana keluarga ini tinggal? Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya. Jalan berliku harus dilalui untuk sampai di rumah Kasimin. Perjalanan kemudian harus dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni tebing.
-
Kenapa pengusaha itu menyekolahkan anaknya di sekolah mahal? Terlebih, pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi masa depan anaknya.'Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, apalagi menyangkut pendidikan dan masa depan, achie ingin yang terbaik bagi boy dan coco,' tulis Hilman dalam keterangan videonya.
Dari hobi mengutak-atik mesin mini 4 WD mainan tamiya rusak itulah, tiga siswa MTs di bawah bendera Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatul Wathon di Desa Campurejo itu, menjadi yang terbaik sebagai perakit robot tingkat nasional.
Pada 28 hingga 30 Januari 2015 mendatang, mereka akan kembali menguji kemampuannya, apakah sebagai anak desa hanya cukup berkompetisi di tingkat nasional, ataukah mereka akan membuktikan, anak desa juga mampu menaklukkan dunia.
"Ya kita optimis saja. Kalau tidak optimis, buat apa jauh-jauh mengikuti kompetisi. Kita harus punya mimpi agar menjadi semangat menjadi yang terbaik," kata AM Muhklis Indrawan (24), guru ekstrakulikuler elektronik yang memoles skill Ahmad dan dua adik kelasnya itu, kepada merdeka.com di kediamannya di Desa Campurejo, Kamis (11/12) lalu.
Anak muda yang akrab disapa Wawan ini juga menegaskan, dengan semangat dan optimisme yang tinggi, apa-pun bisa mungkin. "Contohnya, siap yang mengira, tiga anak lugu ini, yang semula hanya hoby utak-atik tamiya bekas, justru mengubahnya menjadi mesin prestasi bagi ketiganya."
Memenangi kompetisi robot se Jawa-Bali di Jember Line Tracer IV yang digelar Universitas Jember (Unej) yang digelar pada 1 hingga 2 November lalu, adalah bukti sahih ucapan Wawan tersebut. Ketiga bocah asal Desa Campurejo itu sukses menyingkirkan 46 pelajar dari sekolah-sekolah elite.
Selanjutnya, masih di bulan yang sama, di tanggal 19 November, ketiga anak pedagang ikan, sopir dan nelayan itu kembali menjuarai Robot Elite Competition 2 (Reco 2) di Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung.
"Kompetisi robot tingkat nasional, yang seluruh kompetitornya adalah siswa dari sekolah elit ini, bisa kita menangi secara berturut-turut. Yang jelas, asal ada kemauan semua bisa saja mungkin," katanya optimis.
Dua penghargaan prestisius ini-pun mengundang rasa bangga Bupati Gresik Sambari Halim Rudianto. "Prestasi tak hanya monopoli milik anak-anak kaum berada dan memiliki harta yang ada di kota besar," katanya saat menerima rombongan yang akan berangkat ke luar negeri di Gresik, pada Rabu (10/12).
"Kami akan selalu mendoakan supaya tim robot ini bisa lancar dan sukses di Singapura. Karena masih ada waktu, kami berharap agar para guru membimbing sebaik-baiknya dalam persiapan lomba," sambungnya.
Sementara itu, guru pembimbing ketiga siswa MTs Tarbiyatul Wathon itu, Mohammad Lazim berharap pada lomba robot di Tay Eng Soon Convention Centre, ITE Headquarters, Singapura, ketiga siswanya akan kembali mengharumkan Kota Pudak, sebutan Gresik.
"Insyaallah pada Minggu, 25 Januari 2014 kami akan berangkat. Kami minta doa restu kepada bupati dan seluruh masyarakat Gresik agar kami sukses membawa nama harum Gresik ke tingkat International," ucapnya.
Sekadar tahu, Mohammad Lazim merupakan guru MTs Tarbiyatul Wathon, yang mengusulkan agar sekolahnya ada ekstrakulikuler elektronik. Kemudian dia mengajak Wawan, yang saat itu masih kuliah di jurusan elektro Universitas Negeri Surabaya (Unesa), untuk ikut membantu membimbing murid-murid sekolahnya.
Dan setelah tiga tahun, mereka memetik buah dari upayanya. Ketiga siswanya secara berturut-turut menjuarai kompetisi robot tingkat nasional. Selanjutnya akan terbang ke Singapura pada Januari 2015 mendatang untuk menguji kemampuannya sekali lagi di kancah internasional.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Membangun usaha dari nol, dia bahkan sudah bisa membangun ribuan rumah subsidi.
Baca SelengkapnyaImas, ibu dari dua anak di kampung Bandung Barat membocorkan berapa biaya hidup dalam satu bulan saat hidup di kampung.
Baca SelengkapnyaJurus terjitu anak kos atur uang Rp50 ribu untuk satu minggu.
Baca SelengkapnyaTerlahir sebagai anak artis sukses dan kaya raya tak membuat Cinta dan Nino manja.
Baca SelengkapnyaBerawal dari jualan penyetan dengan modal seadanya
Baca SelengkapnyaSetiap harinya mereka membawa 15 bungkus jajanan yang dijual 10 ribu satu bungkusnya
Baca SelengkapnyaSejumlah serikat buruh di Yogyakarta memperingati Hari Buruh atau May Day
Baca SelengkapnyaSehari-hari, mereka bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan harian kecil kadang tak dapat sama sekali
Baca SelengkapnyaKisah ibu pemulung dan lima anaknya ini viral. Mereka anya ingin makan ayam saat ditawari.
Baca SelengkapnyaHanya dapat 15 ribu rupiah sehari dan harus nafkahi lima orang anak, perjuangan pria ini bikin haru.
Baca SelengkapnyaArie Untung dan Fenita memiliki sebuah rumah yang begitu megah dan mewah di tengah Jakarta.
Baca Selengkapnya