Tak Mau Bertindak Keras, Pemkab Boyolali Bujuk Perantau Tunda Mudik

Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali tetap melarang warga mudik Lebaran seperti kebijakan pemerintah pusat. Namun mereka tidak akan menjemput paksa pemudik untuk dikarantina jika ada yang nekat pulang kampung saat Hari Raya Idul Fitri nanti.

"Tidak perlu kita bertindak sekeras itu. Kalau ada ya kita ajak berkomunikasi, kan waktunya juga masih lama. Semoga dalam waktu yang lama ini bisa membangun kesadaran masyarakat untuk mengikuti saran pemerintah pusat untuk tidak mudik dulu di Lebaran tahun ini," ujar Bupati Boyolali Muhammad Said Hidayat, Rabu (21/4).

Untuk mengantisipasi pemudik yang nekat memasuki wilayahnya, penjagaan akan dilakukan di titik-titik tertentu. Namun menurutnya, yang terpenting adalah membangun kesadaran masyarakat agar tidak mudik. Salah satu caranya dengan memperbanyak komunikasi dengan keluarga yang ada di perantauan.

"Kita selalu mengikuti kebijakan pemerintah pusat terkait larangan mudik. Akan tetapi, antisipasi sudah dikoordinasikan," katanya.

Said menegaskan, dengan apa yang dilakukan itu, bukan berarti warga Boyolali menolak kepulangan saudara-saudaranya. Namun di tengah masa pandemi Covid-19 saat ini, akan lebih baik jika keluarga di daerah lain menunda kepulangannya.

Guna mengantisipasi munculnya kasus penularan saat Lebaran, pihaknya juga menyiapkan lokasi karantina khusus di RSUD Pandanaran. Kamar isolasi di rumah sakit itu saat ini dalam keadaan kosong, seiring status kabupaten penghasil susu itu yang terus membaik.

"Ruang karantina kita siapkan di RSUD. Alhamdulillah selama sekian bulan ini kosong tanpa pasien Covid-19," katanya.

Terkait ASN (aparatur sipil negara), bupati mengizinkan mereka untuk mudik lokal, atau seputaran Solo Raya.