Tak Percaya Hasil Tes Covid-19, Warga Desa Jemput Paksa Jenazah di RSD Kalisat Jember
Merdeka.com - Aksi penolakan terhadap hasil tes kesehatan Covid-19, masih berlanjut di Jember, Jawa Timur. Diduga karena tidak percaya kerabat atau tetangganya meninggal karena Covid-19, ratusan warga asal Dusun Suren Lombung, Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, beramai-ramai mendatangi Rumah Sakit Daerah (RSD) Kalisat, Jember.
Mereka nekat hendak menjemput paksa jenazah kepala dusun (kasun) yang meninggal dan dikonfirmasi positif Covid-19 oleh pihak rumah sakit. Warga menolak hasil medis pihak rumah sakit yang menyatakan kerabatnya itu meninggal karena virus Corona.
"Itu di Covid-kan. Pak Kasun, kata saudaranya, meninggal karena kecelakaann biasa. Dia terjatuh dari kamar mandi, karena tidak sadar dibawa ke rumah sakit Kalisat ini biar diobati," kata Pardi, salah seorang warga setempat, Jumat (11/6) siang.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Bagaimana orang-orang di makam itu meninggal? Mereka ditemukan di bagian kota yang tidak memiliki karakteristik umum dari sebuah pemakaman, menunjukkan tanda-tanda kematian yang kejam.
-
Mengapa warga Puncak meninggal? Kematian karena diare dan dehidrasi,“ Abdul menyebutkan berdasarkan laporan tersebut, kekeringan ini telah berdampak pada kurang lebih 7.500 jiwa.
-
Siapa yang datang melayat ke rumah duka? Nisya datang melayat ke rumah duka pada Senin (11/12) siang.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
Pardi mengatakan, warga protes kepada rumah sakit, karena dari hasil pemeriksaan medis menunjukkan hasil swab tes positif Covid-19. Pihak keluarga tidak terima dan bermaksud membawa paksa jenazah untuk dikebumikan dengan cara layak.
"Keluarga tidak terima dikatakan Covid, awal masuk karena habis jatuh dari kamar mandi, kenapa dibilang meninggal karena Covid. Jadi kita datang ke sini, untuk bawa paksa pulang dan dimakamkan dengan layak," ujar dia.
Pantauan merdeka.com di lapangan, pihak keluarga bersama warga sempat bersitegang dengan polisi. Karena pihak keluarga ingin memaksa masuk ke rumah sakit untuk membawa pulang jenazah.
Aksi dorong mendorong sempat terjadi. Karena warga memaksa masuk. Diketahui untuk menghalau aksinya, puluhan anggota Satsabhara Polres Jember didatangkan untuk membantu petugas Mapolsek Kalisat.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Kalisat AKP Sukari mengatakan, adanya aksi ratusan warga tersebut karena tidak paham sejauh mana tim medis memproses pasien. Sehingga diketahui terkonfirmasi positif Covid-19 atau tidak.
"Jadi dari pagi warga di sini (berkumpul di RSD Kalisat) untuk menegaskan bahwa Kasun ini bukan meninggal karena Covid-19. Tapi dari hasil pemeriksaan Swab Antigen memang terkonfirmasi positif, disisi lain pasien memang ada sakit jantung itu," sambungnya.
Sehingga pihak keluarga dan warga diberi pengertian untuk jenazah tersebut akan dilakukan pemulasaran jenazah menggunakan standar Covid-19.
"Saat ini pihak keluarga sedang diberi pemahaman, yang sebelumnya tidak terima (dengan hasil Swab Tes), karena saat diperiksa tidak dibuka bajunya dan tidak dilakukan bagaimana memerika semestinya. Tapi ini masih dalam proses komunikasi, dan pihak kita akan menjaga dengan standar protokol kesehataan," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jasad korban kemudian akan langsung di terbangkan ke Sulawesi Utara melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Baca SelengkapnyaJenazah korban ditemukan saat tetangga mencium aroma busuk dari rumah BT.
Baca SelengkapnyaBintoro mengatakan pihaknya menunjukkan sejumlah rekaman video dari kamera pengintai CCTV terkait peristiwa tersebut kepada keluarga korban.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan Yogyakarta saat ini tengah menunggu hasil tes darah dari 45 pasien.
Baca SelengkapnyaPenyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Baca SelengkapnyaPadahal menurut keterangan keluarga jenazah, pihaknya sudah membayar uang untuk biaya ambulans tersebut.
Baca SelengkapnyaPaiman meninggal dunia di desa tetangganya, tepatnya di Desa Marmoyo. Desa tempat tinggal Paiman dan Desa Marmoyo adalah dua desa terletak di pelosok Jombang.
Baca SelengkapnyaDinkes & Peternakan Gunungkidul menemukan adanya dugaan tiga hewan ternak milik warga Kayoman, Serut yang mati diduga karena terkena antraks.
Baca Selengkapnya