Tak punya biaya, ibu dan bayi di Buleleng tak diizinkan pulang RS
Merdeka.com - Sudah sembilan hari, Halimah (28) tertahan di RSU Karya Dharma Husada Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali. Dia tidak bisa pulang karena tidak punya biaya persalinan anak pertamanya.
Halimah pun tak henti menangisi nasibnya lantaran masih berada di rumah sakit. "Saya yakin Tuhan menolong anak saya," ungkap Halimah, di Buleleng Rabu (18/5).
Dia menceritakan, jika memiliki dana seharusnya sudah diperbolehkan pulang pada 11 Mei lalu. Namun karena tak sanggup membayar dia terpaksa berada di rumah sakit.
-
Siapa yang diminta membayar pungutan Rp10 juta? Miris, seorang warga yang hidup di bawah garis kemiskinan di Desa Kendayakan, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, batal menerima bantuan bedah rumah dari pemda setempat.Bukan tanpa alasan warga bernama Ahmad Turmudzi (49) itu tidak jadi mendapatkan bantuan renovasi. Sebab, agar perbaikan bisa dilaksanakan dirinya diduga harus membayar uang pungutan sebesar Rp10 juta.
-
Kenapa istri Nelayan Banyuwangi perlu didampingi saat musim paceklik? Kondisi ekonomi keluarga nelayan ditentukan oleh hasil tangkap Ia menyebut, kondisi ekonomi keluarga nelayan amat ditentukan oleh hasil tangkap. Saat ikan melimpah, pundi-pundi yang bisa dibawa pulang juga cukup banyak. Sementara saat musim paceklik tiba, pemasukan sebagian nelayan nyaris tak ada.
-
Bagaimana Suswono ingin mengatasi masalah daya beli warga di Jakarta? 'Ini juga ada korelasinya dengan tingkat pengangguran yang masih tinggi. Tentu hal seperti ini lah yang menjadi pemikiran kami bersama Pak RK tentu saja sebagai calon gubernur, untuk bagaimana agar pasar-pasar yang sudah ada ini bisa diramaikan,' ungkapnya.
-
Bagaimana Pemprov Bali ingin wisatawan membayar pungutan? Alternatif pertama, Pemprov Bali mendorong wisman melakukan pembayaran sebelum tiba di Bali melalui aplikasi Love Bali. Alternatif kedua, Pemprov juga memfasilitasi pembayaran di bandara.“Alternatif ketiga yang akan kita intensifkan adalah pembayaran yang dilakukan ketika tamu tiba di tempat mereka menginap.
-
Kenapa Warsilah butuh pinjaman dari BRI? Berbekal tekad dan kegigihan, Warsilah merintis usahanya seorang diri.'Ini (usaha) berawal dari PHK suami saya. Kebetulan ada Covid. Dari situ suami terdampak PHK dan saya juga jual alat jahit di rumah. Yang terlibat kebetulan saya sendiri sih. 'Kebetulan modal dari pesangon. Alhamdulillah waktu itu dapat pesangon dari suami. Saya belikan mesin jahit. Selain jahit kan jual peralatan alat jahit ya saya siapkan stok barang-barang peralatan jahit,' urai Warsilah.
-
Kenapa Wali Kota Tarakan memberikan bantuan? Wali Kota juga mencatat pentingnya pemanfaatan lahan terbatas, dengan mendorong penduduk untuk mengolah halaman rumah mereka sendiri untuk bercocok tanam, termasuk hortikultura, guna memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Suaminya, Warsono asal Bondowoso, Jawa Timur, mengaku tidak menggunakan jaminan sosial BPJS maupun JKBM lantaran tidak memiliki KTP Bali. "Kami baru setahun ada di Bali," kata Warsono.
Menurut Warsono, dirinya mesti memiliki dana Rp 9 juta agar istri dan anaknya bisa pulang. Namun, biaya itu pun diperkirakan terus bertambah.
"Terus masih di infus, pelayanan terus tapi itu dah biaya jadi numpuk, sekarang katanya sudah mencapai 9 juta rupiah, dimana cari uang. Saya ada KTP Jawa, tapi di sini gak bisa dipakai untuk dapat bantuan," tutur Warsono.
Warsono kini hanya berharap ada uluran tangan dari masyarakat yang membantu meringankan beban mereka. "Kami hanya berharap ada bantuan, agar istri dan anak saya bisa keluar," harapnya.
Sementara pihak RSU Karya Dharma Husada Singaraja, belum ada yang bisa dikonfirmasi. Melalui petugas keamanan mengatakan, pihak manajemen rumah sakit masih rapat.
"Ditunggu saja pak, masih rapat. Sudah saya sampaikan tadi, katanya di suruh nunggu," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arif menceritakan bahwa dirinya orang tidak punya (miskin), tinggal di kilometer 68, Sukawijaya, Kabupaten Muaro Jambi.
Baca SelengkapnyaBuruh migran ini sedih sekaligus bahagia dalam satu waktu. Usai dideportasi dari Malaysia, ia justru dikarunia seorang bayi lucu dalam perjalanan pulang
Baca SelengkapnyaIpda Purnomo menolong seorang ibu dan anaknya yang berjalan dari Lamongan ke Surabaya dan diberi modal usaha.
Baca SelengkapnyaKisah seorang wanita lansia asal Purworejo benar-benar membuat siapapun yang membaca akan mengelus dada.
Baca SelengkapnyaKondisi dua balita yang ayahnya simpan jasad bayi dalam freezer.
Baca SelengkapnyaSaridah, orang tua yang anaknya bernama Yonata, memiliki keterbatasan dan bersekolah di SLB PGRI Nanggulan Kulonprogo.
Baca SelengkapnyaTak punya karena kecopetan di kapal, perantau asal Magelang nekat jalan kaki dari Surabaya. Kisahnya diketahui oleh Aipda Purnomo saat berpapasan di jalan.
Baca SelengkapnyaEkspresi sedih dan bingung terlihat jelas di wajah perempuan berjilbab kuning itu.
Baca Selengkapnya