Tak punya biaya ke RS, TKI asal Sragen meninggal di Mekkah
Merdeka.com - Penderitaan yang dialami Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di mancanegara seolah tiada hentinya. Nasib tragis penyumbang devisa negara kali ini dialami oleh Ngatini (39), TKI asal Dukuh Ngrampal, Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Sragen, Jawa Tengah.
Wanita yang bekerja di Arab Saudi itu meninggal dunia di Mekkah, Arab Saudi, Sabtu (1/2) lalu, setelah menderita sakit beberapa hari. Sempat menjalani perawatan di rumah sakit, Ngatini harus menjalani perawatan di kontrakan temannya, karena ketiadaan biaya. Ironisnya, nyawa Ngatini yang tak tertolong, kini jasadnya pun tak ada yang memulangkan.
Koordinator Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia, Iweng Karsiwen kepada wartawan membenarkan kondisi yang dialami Ngatini. Iweng menuturkan Ngatini meninggal setelah dirawat di rumah sakit di Arab Saudi sejak 13 Januari 2014.
-
Mengapa wanita itu tidak dimakamkan dengan barang-barang pemakaman? Dari penelitian mereka, terungkap wanita tersebut mungkin sengaja tidak dimakamkan dengan barang-barang pemakaman yang umumnya ditemukan pada masa itu, seperti perhiasan. Hal ini menunjukkan bahwa mungkin sang wanita memiliki pemikiran yang lebih modern dibanding suaminya.
-
Mengapa tidak ada kerangka manusia di dalam makam? Selain itu, menurut para ilmuwan, beberapa makam menjadi target perampokan sehingga tidak ada jasad manusia di dalamnya.
-
Kenapa tidak ada kerangka di situs Tainiaro? Namun, karena tidak adanya bukti kerangka, yang mudah rusak di tanah asam di wilayah ini, identifikasi Tainiaro sebagai kuburan tidak pernah dapat dikonfirmasi.
-
Kenapa wanita itu dimakamkan tanpa benda? 'Fakta bahwa dia tidak memiliki apa-apa adalah hal yang sangat tidak biasa,' kata arkeolog dari Kantor Monumen Pelestarian dan Arkeologi Negara Bagian Saxony-Anhalt, Felix Biermann. Dia juga mengatakan, wanita tersebut kemungkinan menganut agama Kristen, sedangkan pria tersebut orang yang tradisional. Sehingga wanita tersebut dikubur tanpa benda-benda miliknya.'Dalam agama Kristen, penambahan semacam ini dihindari,' kata Biermann.
-
Mengapa makam itu sulit ditemukan? Namun hingga saat ini, teori tersebut belum dapat diverifikasi.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
"Dia mengalami sakit perut setelah melahirkan tiga bulan lalu. Dia sempat dirawat 3 hari di rumah sakit. Tapi karena tak ada biaya, Ngatini dirawat di rumah kontrakan temannya, tapi kondisinya semakin memburuk. Sempat dibawa ke rumah sakit lagi pada 13 Januari, lalu. Tapi kondisinya sudah koma, dan nyawanya tak tertolong," ujar Iweng kepada wartawan, Senin (3/2).
Iweng yang juga kuasa keluarga Ngatini mengatakan, hingga saat ini belum ada keterangan dari rumah sakit mengenai penyebab meninggalnya Ngatini.
"Belum ada keterangan resmi dari rumah sakit. Tapi informasi yang kami terima, Ngatini mengeluh sakit perut, kakinya bengkak, dan tenggorokannya juga sakit," jelasnya.
Mengenai pemulangan jenazah, Iweng mengaku menemui kendala, lantaran Ngatini tidak punya dokumen resmi. Iweng menambahkan, Ngatini juga kabur dari rumah majikan karena 5 bulan bekerja tanpa menerima gaji.
"Kami mendesak pemerintah untuk memulangkan jenazah, serta mengurus gaji Ngatini yang belum dibayarkan. Pemerintah juga harus memulangkan anak Ngatini yang masih berusia 3 bulan, yang saat ini dirawat salah seorang kawannya di Arab Saudi," tandasnya.
Terpisah, Kepala Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jawa Tengah, AB Rahman mengatakan masih akan menunggu sikap keluarga. Terkait pemulangan jenazah Ngatini, Rahman menyerahkan ke keluarga.
"Kami menunggu sikap keluarga, mau dimakamkan di Arab Saudi atau dibawa pulang. Saya mendengar keluarga merelakan Ngatini dimakamkan di Arab Saudi. Tapi kalau mau dipulangkan ke Indonesia, pemerintah siap membantu. Keluarga atau kuasa keluarga diminta berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi," ucapnya.
Lebih lanjut Rahman mengatakan, pemerintah akan mengurus gaji Ngatini yang belum dibayarkan oleh majikannya.
"Gaji akan kita urus. Kalau anak, Kedutaan sudah menawarkan diri merawatnya, namun ternyata ada rekannya yang merawat. Kami siap memulangkan anak Ngatini jika keluarga bersedia menerimanya. Kami akan segera urus SPLP (surat perjalanan laksana paspor) anak tersebut," pungkasnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lansia pria itu sempat mendapatkan perawatan medis, namun nyawanya tak tertolong
Baca SelengkapnyaHampir sebulan meninggal, jenazahnya belum bisa dibawa ke Tanah Air dan biaya pemulangan mencapai Rp120 juta.
Baca SelengkapnyaJemaah haji asal Pacitan ini ditinggal istrinya meninggal dunia saat dirinya tengah menjalankan ibadah haji.
Baca SelengkapnyaSuasana duka tergambar jelas di wajah Endang Suherman yang harus merelakan Popon Rohmawati yang meninggal dunia setibanya di Bandara KAIA, Jeddah.
Baca SelengkapnyaSelama di 2 hari 3 malam menunggu di Malaysia, para jemaah umrah PT Zam-Zam itu harus menginap di hotel kelas murah dengan nasi kotak seadanya.
Baca SelengkapnyaSeorang jemaah haji asal Jabar ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDengan tegar, Endang bersama beberapa petugas haji mengantarkan Popon menuju peristirahatan terakhirnya.
Baca SelengkapnyaTiba-Tiba 'Drop' Setiba di Asrama Haji Jelang Keberangkatan ke Tanah Suci, JCH Asal Palembang Wafat
Baca SelengkapnyaIstrinya, Popon Rochmawati mengembuskan napas terakhir setibanya di Arab Saudi
Baca SelengkapnyaDitinggal wafat sang istri, kakek di Riau ini punya harapan khusus di Tanah Suci.
Baca SelengkapnyaSaat ini total dua jemaah haji dari Embarkasi Makassar meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaJemaah haji bernama Niron Sunar Suna (77) asal Probolinggo, Jawa Timur, yang sempat hilang di Mina, Arab Saudi, akhirnya ditemukan dalam keadaan sudah wafat.
Baca Selengkapnya