Tak punya kendaraan, Bripda Taufiq berangkat ke Polda dengan berlari
Merdeka.com - Belum selesai azan subuh berkumandang, Bripda Taufiq Hidayat sudah siap dengan seragam cokelat kebanggaannya. Usai salat, diam-diam dia menyelinap keluar dari rumahnya, lalu mulai berlari menuju tempatnya kerja di Polda DIY.
Jalanan masih gelap saat dia menyusuri jalan raya yang sepi. Perut yang masih kosong dan udara dingin tidak lagi dipedulikannya.
Baru seperempat perjalanan keringat sudah mengucur. Dia pun memperlambat larinya sejenak. Setelah energi terkumpul kembali, dia menarik nafas dalam-dalam lalu mulai berlari kencang lagi. "Sekitar satu jam baru sampai sini (Polda)," kata Bripda Taufiq.
-
Bagaimana Taufan menegur Tito? 'Izin Pak, mohon diperhatikan Pak Menteri, kami ini lagi pendalaman. Kalau Pak Menteri bicara saya bicara bagaimana bisa, Pak?' ujar Taufa.
-
Kenapa Taufan menegur Tito? 'Izin Pak, mohon diperhatikan Pak Menteri, kami ini lagi pendalaman. Kalau Pak Menteri bicara saya bicara bagaimana bisa, Pak?' ujar Taufa.
-
Bagaimana hukuman diberikan pada anggota TNI? 'Kalau dia melanggar kita hukum. Ada aturannya,' imbuh Agus.
-
Mengapa perwira tersebut diperlakukan seperti itu? Dijelaskan dalam video, bahwa setiap prajurit yang sudah masuk ke rumah tahanan maka dianggap sama. “Tidak ada yang spesial di penjara militer meski setinggi apapun pangkatnya,“
-
Apa yang terjadi pada perwira tersebut di dalam tahanan? Dalam video, tampak sekumpulan pria berpakaian serba oranye, bertuliskan 'Narapidana Militer'. Sementara tentara yang menjadi tahanan baru, mengenakan seragam loreng dan dipajang di tengah lapangan. Pangkat yang melekat di pundaknya tidak ada artinya. Perwira itu digojlok oleh para tahanan senior. Perwira itu diperintah untuk menyebutkan nama dan pangkatnya.
-
Hukuman apa yang diberikan pada anggota TNI? 'Kalau dia ada salah, ada punishment ada hukumnya. Hukum disiplin militer.
Hari itu sial, dia terlambat ikut apel pagi. Terpaksa dia menerima hukuman dari komandannya. "Saya sudah biasa sejak awal, lari dari rumah ke Polda, kadang-kadang saja nebeng teman. Terlambat ya risiko, makanya harus berangkat pagi," tambahnya.
Pertama kali dia berlari dari rumahnya di Jongke Tengah, Sendangadi, Mlati, Sleman menuju Polda DIY waktu dia hendak mendaftar tes polisi.
"Sejak pendaftaran saya sudah jalan kaki, enggak punya motor. Sebenarnya ada motor satu di rumah, tapi dipakai bapak kerja," ujarnya.
Karena beberapa kali terlambat, komandannya menanyakan alasan kenapa Bripda Taufiq sering terlambat. "Saya bilang nggak punya kendaraan, jadi harus lari dari Jongke ke sini," ungkapnya.
Melihat kondisi Bripda Taufiq, Wadir Sabhara Polda DIY, AKBP Prihartono merasa tersentuh. Terlebih lagi setelah mengetahui rumah Bripda Taufiq yang berada di tengah-tengah kandang sapi.
Dia pun meminjamkan sepeda motor miliknya untuk dipakai Bripda Taufiq sehari-harinya. "Saya pinjamkan motor pribadi saya, bukan membeda-bedakan dengan yang lain, tapi cerita Taufiq membuat saya bangga, perjuangannya untuk menjadi polisi benar-benar luar biasa. Tidak cuma tidur di kandang sapi, jalan dari rumahnya ke Polda aja dia lakukan," tandasnya.
Meski sudah dipinjami sepeda motor, Bripda Taufiq tetap memilih tidur di Polda. Alasannya bukan karena takut terlambat, tapi dia merasa kasihan melihat ayahnya yang tidur di bak mobil.
"Kalau saya tidur di rumah bapak tidur di luar, saya mending tidur di Polda biar bapak tidur di dalam rumah. Tapi kadang juga kepikiran adik-adik saya, tidurnya gimana di sana, apalagi kalau hujan," tuturnya.
Meski tidur di Polda, dia tetap menjenguk ayah dan adik-adiknya. Hampir setiap hari seusai jam kerja, dia pulang ke rumah untuk melihat ayah dan adik-adiknya. Dia pun menyempatkan diri untuk mengawasi adiknya belajar. "Iya kalau ada PR saya kadang bantu sebisanya, membimbing saja," tandasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ipda Purnomo menolong seorang ibu dan anaknya yang berjalan dari Lamongan ke Surabaya dan diberi modal usaha.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian Aiptu Ari Sujuanta mengalami luka pada bagian kepala, patah lengan tangan kiri atas dan patah pergelangan tangan kiri.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami luka di bagian kepala, dan harus menjalani tiga jahitan.
Baca SelengkapnyaPemuda tersebut mengungkapkan bahwa ia kabur dari proyek tempatnya bekerja karena tidak menerima gaji dari atasannya selama sebulan.
Baca SelengkapnyaLettu GDW terlibat kasus kecelakaan yakni melawan arus di jalan tol hingga menabrak tujuh mobil yang melintas.
Baca SelengkapnyaSeorang Bripda dihukum lari 15 KM usai diperintahkan komandan rayu seniornya. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang Kapolres yang menghukum Polwan karena belum menikah.
Baca SelengkapnyaBegini cara unik jenderal polisi orang nomor dua di Polda Sumut berangkat kerja ke kantor. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaDemi tak terlambat mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Hadi rela naik motor patwal.
Baca SelengkapnyaSeorang Polisi memberikan bantuan kepada pemuda yang jalan kaki di tol karena kabur dari pekerjaannya.
Baca SelengkapnyaMobilnya kemudian menabrak lagi Pagar Kantor Dinas Peternakan dan Hewan Provinsi Riau yang berada di seberang Jalan.
Baca SelengkapnyaKejadiannya berlangsung di siang bolong dan terjadi sangat cepat.
Baca Selengkapnya