Tak punya rumah, Pasutri ini 2 tahun tinggal di kandang kambing
Merdeka.com - Nasib kurang beruntung harus dirasakan pasangan Mudzakir (50) dan istrinya Wasilah (51). Warga Desa Karanggondang RT 01/II, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, ini terpaksa harus tinggal di kandang kambing milik warga kampung tersebut.
Mudzakir mengaku tinggal bersama istrinya di kandang kambing milik salah satu warga itu selama dua tahun. Kehidupan itu harus diterimanya lantaran tak memiliki sanak saudara.
"Saya memang tidak memiliki tempat tinggal. Sebab dulu saya hanya anak angkat. Sehingga tidak punya apa-apa saat ahli waris tak mengizinkan saya tinggal," kata Mudzakir, Senin (12/10).
-
Siapa yang tinggal di rumah Muzdalifah? Sang Suami Kini Jadi Anggota DPR, Intip Deretan Potret Rumah Muzdalifah yang Mewah dan Berlapis Emas
-
Siapa yang membutuhkan dukungan suami? Terima kasih sudah mau membantu pekerjaan rumah tangga. Kamu suami yang luar biasa.
-
Siapa yang mendiami rumah Muzdalifah? Ditempati oleh Muzdalifah bersama anak-anak dan suami keempatnya, Fadel Islami
-
Bagaimana cara Pj Gubernur Jateng membantu masyarakat Jateng untuk lepas dari kemiskinan? 'Setelah itu, baru kemudian diberikan modal usaha untuk memacu masyarakat berusaha atau berbisnis. Ini rangsangan agar mereka lepas (dari kemiskinan),' kata Nana.
-
Siapa yang meminta sedekah? 'Nak, minta sedekahnya, Nak,' pinta si pengemis tersebut.
-
Bagaimana rumah Abah Jajang membantu perekonomian warga? Dengan viralnya rumah Abah Jajang, warga kebagian berkah lewat pemanfaatan homestay saat kunjungan membludak. 'Akhirnya rumah ini menjadi obyek wisata yang pengelolaannya diserahkan pada warga sekitar sehingga membantu perekonomian desa,'
Beruntung berkat bantuan warga sekitar dia dapat menempati sebuah gubuk yang jaraknya tak jauh dari kandang kambing yang dulu sempat dihuninya. Mudzakir mengaku sudah tiga tahun menempati gubuk yang hanya berukuran 2 meter x 3 meter tersebut.
"Saat tidur saja, saya harus tidur di atas tanah beralaskan tikar. Sedangkan istri saya tidur di atas ranjang sederhana," kata dia.
Mudzakir menuturkan, tempat tinggal yang saat ini dihuninya berdiri di atas lahan milik warga bernama Fidah. Sementara bangunan hingga listrik merupakan patungan dari warga sekitar.
Mudzakir beserta sang istri mengharapkan ada bantuan dari pemerintah untuk tempat tinggalnya. Permintaannya tak muluk-muluk, cukup memperoleh rumah yang layak huni nan sederhana.
"Apalagi pekerjaan saya hanya serabutan. Istri saya hanya berjualan jagung rebus, hanya bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari," selorohnya.
Salah satu tetanga Mudzakir, Maino mengatakan, selama ini keluarga kecil itu memang tak tersentuh bantuan pemerintah. Untuk kehidupan sehari-hari hanya mengharapkan bantuan dari warga.
"Hanya baru-baru ini setelah warga RT gecar mencari bantuan, pihak pemerintah desa memberikan bantuan sebanyak Rp 1 juta," kata Maino.
Marino menceritakan dirinya bersama warga sempat meminta bantuan pihak Pemkab Jepara maupun DPRD Jepara. Namun sama sekali belum ada jawaban.
"Kami berulang kali menemui dewan, tapi jawabannya selalu harus melalui prosedur. Tanggapan cukup positif kami dapatkan dari Bupati. Kami dijanjikan akan ditemui untuk membahas soal ini," paparnya.
Kondisi Mundzakir menjadi bukti jika masih banyak warga Jepara yang masih hidup dalam kemiskinan dan belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Berdasarkan data yang dimiliki Pemkab Jepara sebanyak 9 persen jumlah penduduk Jepara masih dalam kondisi miskin dan sebagian bahkan merupakan warga yang hidup di bawah garis kemiskinan.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi rumah Idris rapuh. Atapnya terbuat dari daun rumbia yang hampir hancur, dinding anyaman bambunya juga berlubang dan penuh rongga. Ia butuh bantuan.
Baca SelengkapnyaSudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Cilawang, Bandung Barat dan Kampung Buyuh Topeng, Majalengka harus minum dari penampungan air hujan.
Baca SelengkapnyaYadi dan Onih jadi salah satu warga Kota Sukabumi yang hidup dalam garis kemiskinan dan membutuhkan bantuan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 101 pencari suaka asal Afghanistan, Irak dan Pakistan masih bertahan di gedung tersebut.
Baca SelengkapnyaPasangan tersebut tinggal di rumah yang terbuat dari tiang kayu dan berdinding bambu dengan kondisi yang sudah rapuh.
Baca SelengkapnyaTak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
Baca SelengkapnyaBocah Papua harus rela tinggal berdua dengan adiknya selama berbulan-bulan karena orang tua mereka bekerja mencari kayu gaharu di tengah hutan.
Baca SelengkapnyaPria ini tinggal di gubuk yang terletak di tengah kebun jati milik seorang warga bersama anaknya.
Baca SelengkapnyaDitinggal orangtua, dua bocah ini harus tinggal sebatang kara. Aksi kakak rawat adik seadanya begitu menyayat hati.
Baca SelengkapnyaWalaupun tinggal di tengah hutan, mereka mengaku sudah biasa merasakan kondisi seperti itu.
Baca SelengkapnyaSudarto, anak kedua pasutri itu datang dari Bengkulu untuk menemui kedua orangtuanya setelah mengetahui video di media sosial.
Baca Selengkapnya