Tak sanggup bayar biaya RS, pasangan muda terpaksa lelang bayinya
Merdeka.com - Bayi baru berusia beberapa hari dengan lahir prematur terpaksa dijual kedua orangtuanya karena tidak sanggup membayar biaya Rumah Sakit dan jasa inkubator. Keduanya diwajibkan membayar Rp 39 juta di RS Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Informasi tersebut menjadi viral lewat jejaring sosial, dan menyebar ke sejumlah jurnalis bahwa ada orangtua yang rela menjual bayinya karena tidak sanggup membayar biaya rawat inap Rumah Sakit selama beberapa hari di inkubator.
Orangtua bayi malang tersebut bernama Januar dan Andi Indra Ayu, mereka memposting gambar anaknya bernama Faradiba Auliyah Khumairah yang lahir prematur pada 17 September 2016 melalui operasi caesar.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Mengapa pelaku memperdagangkan bayi? Motif ketiga pelaku memperdagangkan bayi-bayi malang itu hingga kini masih diselidiki.
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Siapa yang melahirkan bayi? Hari ini, Rabu (31/7), Tengku Dewi Putri telah melahirkan bayi kedua berjenis kelamin perempuan di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.
-
Siapa yang membuat boneka bayi seharga Rp97,5 juta? Seorang perempuan berusia 50 tahun, menggemparkan jagad media sosial karena menjual boneka bayi seharga Rp97,5 juta. Melansir South China Morning Post (SCMP), perempuan bernama Andrea Lee itu merupakan seniman yang sudah memiliki bakat melukis sejak kecil.
Mereka tidak mampu berbuat banyak dan telah berusaha keras. Biaya jasa penyewaan inkubator diketahui per harinya Rp 2 juta juga disebutkan dalam postingan itu.
Dalam kedua orangtuanya mengaku telah berupaya semaksimal, kendati telah bernegosiasi dengan pihak RS Unhas. Namun usahanya tidak ada jalan ditambah keterbatasan mendapatkan dana sebanyak itu.
Bahkan keduanya telah membuat surat pernyataan bermaterai enam ribu dan ditandatangani akan menjual anaknya seharga tagihan rumah sakit yang dibebankan kepadanya, secara terpaksa pasangan muda ini harus ikhlas anaknya diambil orang bila ada memberikan tebusan biaya tersebut di RS setempat.
Tidak hanya itu, pihak rumah sakit juga memberikan batas akhir kepada orangtua bayi ini untuk melunasi seluruh tagihan paling lambat pukul 00.00 WITA, Jumat (30/9) dini hari.
Hal ini membuat mereka panik, padahal mereka sendiri diketahui adalah peserta BPJS Mandiri, sementara anaknya belum di masukkan daftar kepesertaan.
Terpisah anggota DPRD Makassar Basdir yang mengetahui hal tersebut langsung ke Rumkit Unhas dan sempat berkomunikasi dengan orangtua bayi. Dia menyatakan keprihatinan mendalam.
Meski demikian pihaknya siap membantu dengan menggalang dana kemanusiaan agar bayi mungil ini dapat dibebaskan dari biaya rumah sakit yang dianggap mahal bagi sebagian kalangan masyarakat bawah.
"Saya sempat menghubungi beberapa kolega termasuk pak Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal untuk membantu, alhamdulillah bantuan satu per satu datang," papar politisi asal Demokrat ini, demikian dilansir Antara.
Selain itu, dirinya juga menghubungi pihak BPJS Kesehatan untuk mengonfirmasi agar kedua orangtua bayi tersebut diberikan toleransi, mengingat orang tuanya adalah peserta BPJS Kesehatan dengan jalur mandiri.
"Manajemen Rumah Sakit Unhas katanya sudah pulang semua, padahal saya mau dialog, kasihan anak ini mau dilelang orangtuanya gara-gara rumah sakit tidak bisa kasih toleransi dan kebijakan," ucap dia.
Sementara Humas BPJS Kesehatan Makassar, Hamsir dikonfirmasi mengatakan pihaknya terus melakukan upaya untuk membantu pada kasus ini.
Hamsir mengakui ibu bayi Andi Indra Ayu adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kemudian baru didaftarkan setelah lahir, sehingga baru berlaku setelah 14 hari proses administrasinya.
"Seharusnya sejak di kandungan sudah didaftar sehingga pada saat lahir langsung dijamin JKN untuk persalinan Ceasar," katanya.
Hingga saat ini pihak manajemen RS Unhas belum mengeluarkan pernyataan resmi sekaitan dengan kasus tersebut.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karena tak kunjung dibayar, ibu korban melapor ke polisi dengan dalih anak hilang.
Baca SelengkapnyaBayi tak berdosa yang baru berusia 11 bulan itu dia jual senilai Rp15 juta.
Baca SelengkapnyaRD mengaku sempat putus asa setelah mengetahui suaminya menjual darah dagingnya.
Baca SelengkapnyaKasus tersebut bermula saat pelaku RA melihat sebuah postingan di media sosial (medsos) facebook.
Baca SelengkapnyaKaryawan sebuah minimarket di Surabaya tiba-tiba melahirkan saat tengah bekerja. Ujungnya miris.
Baca SelengkapnyaBayi tersebut diantar dari Sukoharjo ke Malang. Tiga orang diamankan dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu tega menjual anaknya seharga Rp30 juta untuk membayar utang.
Baca SelengkapnyaMereka meninggalkan bayinya di depan rumah dan menyisipkan sepucuk surat yang memohon agar sang bayi tidak diserahkan kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu muda tega menjual bayinya demi bisa pulang kampung.
Baca SelengkapnyaSaat menikah, pelaku ternyata tengah hamil empat bulan. Mereka malu hamil di luar nikah.
Baca SelengkapnyaTengah viral, bayi prematur ini meninggal usai dibuat konten 'baby born' oleh klinik.
Baca SelengkapnyaPasien tidak dibersihkan dan penanganan terhadap bayi prematur itu juga tidak maksimal.
Baca Selengkapnya