Tak seperti NU, muktamar Muhammadiyah bebas intervensi parpol
Merdeka.com - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay meyakini Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar bebas dari kepentingan partai politik karena sistem pemilihannya yang ketat.
"Muktamar Muhammadiyah dipastikan bersih dari intervensi partai politik. Sistem pemilihan dan kedewasaan Muhammadiyah dalam berdemokrasi sudah teruji," kata Saleh dikutip dari Antara, Minggu (2/8).
Menurut dia, sistem pemilihan yang diterapkan dalam muktamar merupakan salah satu kunci muktamirin selalu kelihatan riang dan gembira serta jauh dari kasak-kusuk. Saleh menambahkan, kelahiran tokoh dan pemimpin Muhammadiyah selalu terjadi secara alami sehingga jika ada yang terlihat kasak-kusuk dan ambisius maka akan ditinggalkan peserta.
-
Apa sikap Muhammadiyah terkait pilpres? Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah menyampaikan sikap politik terkait Pilpres 2024 besok.
-
Apa ciri utama pemilu yang demokratis? Pemilu yang demokratis adalah pemilihan umum yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, yaitu menghormati hak asasi manusia, menjamin kebebasan berpendapat dan berserikat, serta mengakui kedaulatan rakyat.
-
Bagaimana pemilu di Indonesia berkembang? Pemilu di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dan evolusi sejak masa kolonial hingga era modern.
-
Bagaimana cara demokrasi dijalankan di Indonesia? Dalam setiap pemilu, rakyat Indonesia memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka secara bebas dan adil. Pemilihan umum yang bebas dan adil ini telah membantu memastikan pergantian kekuasaan yang damai antara pemerintahan yang satu dengan yang lainnya.
-
Bagaimana asas pemilu Indonesia diterapkan dalam praktik? Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, ada enam asas pemilu Indonesia yang harus dijunjung tinggi oleh penyelenggara, peserta, dan pemilih pemilu, yaitu: Asas langsung: rakyat sebagai pemilih mempunyai hak secara langsung memberikan suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara. Asas umum: semua warga negara yang memenuhi persyaratan minimal dalam hal usia berhak ikut dalam pemilihan umum, baik memilih atau dipilih. Asas bebas: setiap warga negara yang telah memiliki hak memilih diberi kebebasan dalam menentukan pilihannya, tanpa tekanan dan paksaan, sesuai dengan hati nurani dan kepentingannya. Asas rahasia: dalam memberikan suara, kerahasiaan pemilih haruslah dijamin alias tidak akan diketahui oleh siapapun dengan cara apapun. Asas jujur: dalam menyelenggarakan pemilu, baik penyelenggara serta semua pihak yang terlibat, harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan yang berlaku. Asas adil: dalam penyelenggaraan pemilu, setiap pihak yang terlibat mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari kecurangan pihak manapun. Keenam asas pemilu ini dikenal juga dengan akronim Luber Jurdil. Asas-asas ini bertujuan untuk memastikan proses pemilu berlangsung sesuai dengan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan kedaulatan rakyat.
-
Apa tema Milad Muhammadiyah tahun ini? Tema Milad tahun ini, 'Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua,' menekankan misi Muhammadiyah dalam memberikan manfaat bagi masyarakat tanpa memandang perbedaan.
"Tidak ada pemimpin karbitan yang tiba-tiba muncul begitu saja," kata anggota Panlih Muktamar Muhammadiyah ke-47 itu.
Selain itu, sistem dan mekanisme pemilihan berjenjang dan panjang juga dinilai menyebabkan sulitnya intervensi parpol untuk masuk. Sebelum muktamar, sistem dan mekanisme pemilihan telah dibicarakan pada sidang tanwir satu tahun sebelum muktamar dan jika ada yang perlu disempurnakan maka akan dibicarakan pada sidang tanwir itu.
Selanjutnya, pada saat peserta datang ke arena muktamar biasanya tidak ada lagi yang mempersoalkan kandidat ketua umum Muhammadiyah karena persoalan itu sudah diatur sebelum muktamar dilangsungkan.
Persoalan yang lazim dalam sebuah pemilihan pemimpin suatu organisasi biasanya banyak mengemuka seperti pengusulan calon, pemilihan bakal calon sampai pemilihan formatur. Karena itu, lanjut dia, persaingan yang terjadi dalam bursa calon ketum Muhammadiyah biasanya selalu berjalan dengan santun. Prinsip berlomba dalam kebaikan disebutnya menjadi dasar dalam persaingan.
"Karena itu, tidak ada kampanye hitam. Kalaupun ada yang coba-coba, biasanya tidak akan didengar. Apalagi, muktamirin sudah mengenal rekam jejak masing-masing kandidat," kata Saleh yang juga Politikus PAN ini.
Muktamar Muhammadiyah juga memilih 13 orang calon formatur dan dengan memilih formatur yang akan menunjuk ketua umum tentu sulit bagi siapapun untuk ikut campur. Saleh mengatakan, terdapat 2.500 orang yang memilih formatur dan tentu sangat sulit untuk mengarahkan para pemilih kepada kandidat tertentu. Alasannya, suara itu hanya akan diarahkan pada pemilihan formatur saja.
Di sisi lain, muktamar yang digelar Nahdlatul Ulama (NU) berjalan sangat panas. Isu intervensi partai politik sampai kabar penculikan perserta menghiasi penyelenggaraan muktamar yang digelar di Jombang itu.
Pengasuh Pondok Pesantre (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Sholahuddin Wahid, mencium adanya intervensi partai politik (Parpol) di Muktamar ke 33 Nahdlatul Ulama (NU). Bahkan, dia juga mengindikasi adanya iming-iming untuk memuluskan sistem Ahlul halli wal aqdi (Ahwa) dalam proses pemilihan rois aam.
"Saya mengimbau, stop pihak yang mengiming-imingi (money politics) di pemilihan rais aam, karena itu akan menghancurkan NU. Banyak yang bertanya pada saya, Muktamar NU apa PKB, banyak yang tanya itu," terang Gus Sholah, sapaan akrab KH Sholahuddin Wahid dalam konferensi persnya, Minggu (2/8).
Menurut adik kandung almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu, saat ini, NU pelan-pelan kehilangan ruh jihadnya, justru yang muncul adalah semangat pragmatisme.
"Kalau mau pragmatisme, ya jangan ke NU, ke partai saja. NU itu ormas, kemudian jadi partai, kembali lagi jadi ormas, lalu membuat partai. Sehingga banyak ke partai. Paradigma Parpol harus dipisahkan dengan NU. Itu (paradigma parpol masuk NU) harus kita cegah," tegas calon Ketua Tanfidz PBNU ini.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut dia, pandangan Muhammadiyah sebagai organisasi terhadap Indonesia masih sama yaitu netral dan independen dari kekuatan politik.
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah tak terlibat timses mana pun di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya"Hanya nonaktif saja untuk periode waktu tertentu selama mereka kampanye,"
Baca SelengkapnyaKhofifah menyebut Muslimat NU hanya membangun politik kebangsaan yang hanya berorientasi pada penegakan konsensus bangsa.
Baca SelengkapnyaKetua PBNU Abdullah Latopada menegaskan wacana MLB NU diisukan hanya dari segelintir orang
Baca SelengkapnyaMenkum HAM Supratman menjamin pemerintah bersifat objektif terkait urusan parpol.
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai, pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf seperti tidak didengar.
Baca SelengkapnyaDin menyatakan keyakinannya bahwa warga Muhammadiyah dukung Anies-Cak Imin depan Ketua Umum PKS.
Baca SelengkapnyaNasDem menilai PBNU sebagai organisasi struktural tentu tidak dapat melarang masyarakat NU untuk berpolitik
Baca SelengkapnyaPria yang juga Ketum PKB menegaskan tradisi di internal partainya itu yang harus dipertahankan sebab tantangan politik di era terkini sudah tidak lagi mudah.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan organisasinya bukanlah organisasi politik meski aktif dalam mendirikan dan mengawal kemajuan bangsa
Baca SelengkapnyaCak Imin pun mengungkapkan, alasan Muktamar ke-VI PKB dilakukan di Bali yakni sebagai hadiah bagi para DPC yang telah bekerja keras saat pelaksanaan pemilu 2024
Baca Selengkapnya