Tak suka dengar tangisan, Ayah aniaya bayi kembar hingga tewas
Merdeka.com - Seorang ayah di Medan, Fredi alias Ali (30) tega menganiaya bayinya yang kembar hanya karena tidak suka mendengar tangisan. Akibatnya seorang di antara bayi laki-laki berusia 7 bulan itu meninggal dunia, seorang lainnya masih dirawat.
"Pelaku sudah kita tangkap dan kita proses di Polsek," kata Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Nur Istiono, Selasa (1/3).
Penganiayaan itu terjadi di rumah mereka di Jalan Pasar IV No C 11, Kelurahan Sunggal Medan. Awalnya, pada Minggu (28/2) sekitar pukul 02.00 dini hari, Fredi mendengar tangisan Rd, salah seorang putra kembarnya. Dia menemui putranya yang tidur di kamar belakang bersama pembantu bernama Tuminah (60).
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang memperkosa anak kandungnya? Ali Arwin, ayah kandung yang tega memperkosa putrinya hingga hamil dan melahirkan akhirnya dimunculkan ke publik.
-
Siapa yang sering melakukan kekerasan pada anak? Sayangnya, sering kali kekerasan ini dilakukan oleh orang-orang terdekat, termasuk orang tua mereka.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
Fredi kemudian menggendong Rd, namun tak juga diam. Dia menampar pipi bayi itu enam kali. Ibu bayi itu, Neni Lusiana (27), terbangun. Namun Fredi tidak mau menyerahkan Rd.
Neni kemudian menghubungi temannya bernama Afin (29), warga Pasar 1 Sunggal sekitar pukul 03.00 WIB. Fredi akhirnya menyerahkan Rd dan Jd kepada temannya itu dibawa pulang agar tidak ada tangisan di rumah itu.
Selanjutnya sekitar pukul 12.00 WIB, Fredi menjemput kedua putranya dari rumah Afin. Bayi kembar itu dibawa pulang. Senin (29/2), saat Neni bekerja, Jd menangis. Fredi mencubit kedua pipinya.
Sepulang bekerja, Neni melihat wajah putranya memar-memar. Dia memanggil tukang kusuk (urut) untuk memberikan pengobatan.
Kejadian itu diadukan warga ke polisi. Petugas datang dan membawa kedua bayi itu ke RS Bina Kasih, Jalan TB Simatupang, Medan.
"Kita melakukan penyelidikan lebih lanjut setelah kepala lingkungan setempat membuat laporan pada pukul 21.15 WIB," jelas Nur.
Malang tak dapat ditolak. Rd meninggal dunia dalam perawatan di RSU Bina Kasih, Selasa (1/3) sekitar pukul 04.00 WIB. "Seorang bayi lagi masih dalam perawatan," jelas Nur.
Petugas telah menangkap Fredi. Berdasarkan pemeriksaan sementara, motif penganiayaan terhadap kedua bayi itu hanya karena dia tidak suka mendengar suara tangisan anaknya.
"Kasusnya masih kita selidiki dan kita dalami," pungkas Nur. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ayah di Muara Baru Banting Anaknya di Tengah Keramaian hingga Meninggal
Baca SelengkapnyaSeorang ayah di Jagakarsa, Jakarta Selatan tega membunuh 4 anaknya sendiri.
Baca SelengkapnyaMotif melakukan kekerasan alasannya karena untuk menghukum korban. Namun dijelaskan apa kesalahan korban hingga dianiaya begitu sadis.
Baca SelengkapnyaTetangga mengaku sempat mendengar adanya benturan ke dinding dan guyuran air dari dalam kontrakan yang dihuni oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara dicekik pelaku hingga meninggal dunia dan jasadnya langsung dibuang ke sawah yang ada di sekitar rumah tinggal pelaku dan korban.
Baca SelengkapnyaPelaku sengaja membuat video penyiksaan yang dilakukan terhadap ke tiga anaknya.
Baca SelengkapnyaPara tersangka tidak hanya sekali dianiaya. Namun berulang kali terutama oleh ibu angkatnya dengan berbagai macam cara.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan saksi, pelaku membanting korban lebih dari dua kali.
Baca SelengkapnyaPanca Darmansyah mengaku menyesali perbuatan kejinya yang dengan tega membunuh keempat anak kandung.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi saat korban dan ibunya tidur di kamar rumahnya, Selasa (19/11) dini hari
Baca SelengkapnyaPelaku APS diketahui adalah ayah tiri dari korban dan ATH adalah ibu kandung dari korban MRS.
Baca SelengkapnyaPerkosaan terjadi sejak gadis kembar itu berusia 9 tahun. Perbuatan bejat itu sudah tak terhitung berapa kali karena hampir setiap pekan terjadi.
Baca Selengkapnya