Tak tergerus perubahan, kesetiakawanan sosial itu masih ada
Merdeka.com - Perubahan sosial budaya yang demikian masif, penggunaan media sosial membuat rasa kebersamaan, rasa silih asih turut tergerus perubahan. Tidak ada lagi rasa kebersamaan maupun rasa saling bantu di antara sesama.
Namun hasil penelitian tim Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta menunjukkan sebaliknya. Faktanya masyarakat sekarang dalam kondisi baik. Rasa kesetiakawanan sosial hingga tenggang rasa dinilai masih tinggi.
Ketua Tim Peneliti Indeks Kesetiakawanan Sosial B2P3KS Yogyakarta Andayani Listyawati menyebut pihaknya melakukan penelitian di empat wilayah sejak Maret 2018. Lokasi penelitian pada wilayah perdesaan diwakili Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, dan Kabupaten Klungkung, Bali.
-
Apa makna dari Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional? Makna dari Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional adalah mengingatkan kita semua akan pentingnya saling mendukung, membantu, dan peduli terhadap sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan.
-
Kenapa masyarakat Sukoharjo percaya Batu Punden Keramat bisa memberikan kesejahteraan? Konon apabila berhasil dipindahkan, punden tersebut bakal memberikan keamanan dan kesejahteraan untuk semua warga. Hal ini sesuai dengan ucapan ilham yang didengar sesepuh desa waktu itu.'Nek gelem ngopeni aku, ngerawat aku, aku sanggup gawe aman lan sejahtera warga,' begitulah suara bisikan itu.
-
Kapan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional diperingati? Setiap tanggal 20 Desember diperingati sebagai Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional.
-
Dimana contoh fakta sosial? Contohnya, tradisi atau hukum yang berlaku di masyarakat.
-
Kenapa koneksi sosial baik untuk kesehatan mental? Koneksi sosial yang erat juga memainkan peran kunci dalam melawan depresi. Bertukar cerita dan waktu berkualitas dengan teman dan keluarga dapat mengurangi risiko depresi sebesar 18 persen.
-
Apa itu fakta sosial? Fakta sosial adalah istilah yang diperkenalkan oleh Emile Durkheim, salah satu bapak sosiologi, untuk menyebut fenomena-fenomena yang ada di masyarakat dan memengaruhi perilaku individu.
Wilayah perkotaan diwakili Kota Bogor, Jawa Barat, dan Kota Manado, Sulawesi Utara. Dari setiap lokasi terebut diambil 70 responden hingga total berjumlah 280 orang. "Responden berasal dari tokoh masyarakat, agama, budayawan, dan sebagainya," terang Andayani.
Penentuan kelompok masyarakat perdesaan berdasarkan penilaian bahwa wilayah tersebut masih homogen karena memiliki nilai keeratan hubungan dan budaya yang cenderung baik. Kedua kota tersebut dipilih karena dianggap cukup dinamis dan mewakili kelompok masyarakat yang memiliki tingkat heterogenitas tinggi.
Dari hasil penelitian itu secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa indeks kesetiakawanan sosial Indonesia masih tinggi. Itu ditunjukkan dengan nilai kategori tinggi pada setiap parameter. Hasil rangkuman empat lokasi baik di Padang Pariaman, Bogor, Klungkung, dan Manado menunjukkan nilai tenggang rasa mencapai 75,98. Itu merupakan nilai terendah jika dibandingkan dengan nilai parameter lain seperti toleransi bernilai 88,17, gotong royong bernilai 87,59, tolong menolong bernilai 88,45, dan partisipasi sosial 84,67.
"Walaupun tenggang rasa bernilai terendah, masih dalam kategori nilai tinggi," terangnya. Hal tersebut tidak memengaruhi secara signifikan terhadap besaran nilai indeks karena didukung dari keempat parameter lain yang bernilai tinggi.
Kearifan Lokal
Kondisi itu mengandung arti bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya masih memahami, memiliki sikap, dan melaksanakan nilai luhur yang terkandung dalam kesetiakawanan sosial. Kesetiakawanan sosial masih menjadi pedoman dan pandangan hidup masyarakat dalam mengatur tata kehidupan serta mampu meminimalkan intoleransi di masyarakat.
"Kondisi tersebut masih terus berlangsung hingga saat ini karena dipengaruhi oleh budaya dan kearifan lokal serta peran ketokohan masyarakat setempat," tambahnya.
Agar nilai kesetiakawanan sosial di masyarakat tetap kuat dan lestari, pemerintah diharapkan dapat memberikan ruang gerak terhadap kelompok masyarakat melalui penumbuhan dan pembinaan. "Tujuannya agar nilai kesetiakawanan sosial menjadi dasar atau landasan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan keseharian," ujarnya.
Selain itu, diperlukan juga penanaman nilai kebangsaan berbasis keluarga. Ini dilakukan dengan memberi contoh atau keteladanan kepada generasi muda, terutama anak-anak, agar cinta dan menghargai bangsa sendiri. Melalui pendidikan di keluarga diharapkan mampu membentuk karakter anak karena keluarga sebagai institusi pendidikan pertama dan utama bagi anak.
"Poin lain, yaitu perlu bimbingan dan sosialisasi bagi tenaga pengajar tentang nilai kesetiakawanan sosial di sekolah. Penanaman kesetiakawanan sosial di sekolah juga, perlu revitalisasi dalam model pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru agar mudah dicerna dan menyatu dalam sikap dan perilaku anak didiknya. Juga dilakukan pemberdayaan pranata sosial yang ada di masyarakat terhadap nilai kesetiakawanan sosial melalui organisasi sosial kemasyarakatan, seperti kelompok kepemudaan, kelompok keagamaan, kelompok seni budaya ataupun kelompok sosial lain," pungkas Andayani.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tenggang rasa bentuk penghargaan terhadap perasaan, pemikiran, dan kepentingan orang lain.
Baca SelengkapnyaMeskipun, sempat ada aksi massa beberapa hari di depan Gedung KPU
Baca SelengkapnyaDinamika yang terjadi hari ini disebut hanya terjadi di kalangan elite partai politik saja
Baca Selengkapnya