Tak Terima Ditegur Gara-gara Daftar Absen, 3 Pelajar SMA di Kupang Aniaya Guru
Merdeka.com - Tiga pelajar SMA Negeri 1 Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur diamankan polisi lantaran menganiaya guru di sekolah mereka.
Ketiganya diamankan aparat Polsek Fatuleu, Polres Kupang setelah menerima laporan korban, Selasa (3/3). Laporan polisi itu bernomor: LP/ B/17/III/2020.
Humas Polres Kupang Aipda Randy Hidayat mengatakan, tiga pelajar itu adalah CYT (19), YCVPH (17) dan OK (19). Menurut Randy, penyebab penganiayaan itu hanya gara-gara tak terima ditegur dalam kelas, lantaran ketiga pelaku belum mengisi daftar absen.
-
Kenapa siswa membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Apa yang dilakukan siswa terhadap gurunya? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Bagaimana siswa membacok gurunya? Peristiwa itu terjadi pada Senin (25/9) pukul 09.30 WIB. Saat itu sang guru sedang mengawasi PTS (Penilaian tengah semester). Akibat insiden itu, guru mengalami luka serius dan mendapat perawatan di RS Wongsonegoro, Semarang.
-
Kenapa Pak Guru marah ke murid? Ana sawijining murid SD sing tekon karo gurune sing ndilalah lagi rada nesu.
"Guru ini dianiaya karena menanyakan daftar absen kepada para pelaku dan murid yang lain. Sang guru menegur siswa yang belum mengisi absen, karena marah para pelaku langsung memukul korban sampai terjatuh" ujar Randy, Kamis (5/3).
Randy menambahkan, saat guru mereka telah jatuh, para pelaku kemudian menginjak kepala serta melemparinya dengan menggunakan kursi dan batu. Akibat penganiayaan itu, korban guru mengalami luka, bengkak dan cedera di pada sekujur tubuhnya.
Lantaran tak terima dianiaya muridnya sendiri, Yelfret melaporkan tiga siswa tersebut ke Mapolsek Fatuleu. "Mereka masih dimintai keterangan terkait kasus ini," jelas Randy.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Baca SelengkapnyaMeskipun guru tersebut mencoba untuk tetap tenang, siswa itu justru semakin keras kepala dan terus mengajak gurunya untuk berkelahi.
Baca SelengkapnyaGuru di Sumbara Barat dilaporkan orang tua murid ke polisi
Baca SelengkapnyaPihak sekolah berkomitmen secepatnya akan menyelesaikan persoalan ini secara profesional.
Baca SelengkapnyaVideo berdurasi 34 detik itu, korban menerima pukulan bertubi-tubi dari pelaku
Baca SelengkapnyaPihak SMA Negeri 70 melakukan langkah-langkah antisipatif agar kejadian serupa tak terulang di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaOrang tua tersebut tidak setuju dengan hukuman yang diterima anaknya
Baca SelengkapnyaDisdik ingatkan pihak sekolah jika tidak memungkin bawa kendaraan karena keterbatasan lahan, maka jangan dilakukan,
Baca SelengkapnyaSaat ini korban FF yang dipukul dan ditendang korban sedang menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaDua guru di NTT dipolisikan karena kasus penganiayaan anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaKorban sudah meminta maaf dan menangis, tetapi tidak diindahkan pelaku.
Baca SelengkapnyaTim meminta Kepala sekolah SMP I Sindangbarang bertanggung jawab atas kejadian tersebut karena dianggap lalai.
Baca Selengkapnya