Takut Digabung, Pasien Positif Covid-19 di Kendari Kabur dari Rumah Sakit
Merdeka.com - Seorang pasien positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) berinisial Ud (36) yang sebelumnya dikabarkan kabur dari Rumah Sakit Bahteramas Kendari, Sulawesi Tenggara, tempat diisolasi, akhirnya ditemukan kembali di dalam kebunnya di Desa Tonggouna, Kecamatan Sawa, Kabupaten Konawe Utara (Konut).
Penemuan pasien Covid-19 yang melarikan diri dari ruang isolasi RS Baterams itu, diungkapkan Bupati Konawe Utara, H Ruksamin, Selasa (28/4), melalui pesan WhatsApp berantai sekitar pukul 11.40 Wita dari lokasi tempat pasien Udin itu ditemukan.
Menurut bupati Konut, pasien Ud saat ditemukan di dalam kebunnya itu tidak melakukan perlawanan fisik kepada petugas dan langsung menyerahkan diri, dan secara sadar naik di atas mobil ambulance yang datang bersama kendaraan bupati.
-
Apa yang ditemukan petani di kebun? Seorang petani dan putranya menemukan pedang Viking yang langka di lahan pertanian keluarganya di Suldal, Norwegia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Apa yang ditemukan ibu itu di kebun? Seorang ibu menemukan harta karun berupa ribuan keping koin berusia 900 tahun saat jalan-jalan di kota Kutná Hora di Wilayah Bohemia Tengah, Republik Ceko.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Dimana Kebun Kita berada? Usaha yang terletak di Jl. Serasi II No.7, Delima, Tampan ini menghasilkan ragam jenis sayuran dengan metode hidroponik yang inovatif.
"Alasan pasien Udin, kabur dari RS Bahterams karena dirinya merasa takut digabung dengan pasien positif Covid-19 yang sudah lama dirawat di kamar isolasi itu," ujar Bupati Ruksamin, mengutip pernyataan pasien Udin. dikutip Antara.
Ruksamin mengatakan, bahwa pasien Udin yang tinggal di Desa Tonggauna, Kecamatan Sawa itu, diyakini negatif Covid-19 karena secara fisik dan gerak-geriknya tak ada menyerupai pasien yang positif corona.
Dijemput Bupati Konawe Utara
Bupati Konawe Utara Ruksamin menjemput Udin, pasien suspect corona di lahan kebun tempat persembunyiannya setelah melarikan diri dari Rumah Sakit Bahteramas Kendari sebelum sempat diambil swab-nya.
"Sejak beredar informasi bahwa warga saya dari Konawe Utara bernama Udin (36) lari dari perawatan Covid-19 RSUD Bahteramas saya berniat untuk menjemputnya. Alhamdulillah niat itu kesampaian," kata Bupati Ruksamin melalui saluran telepon dari Wanggudu, Konawe Utara.
Saat ini, lelaki Udin yang sebelumnya bekerja di perusahaan tambang telah menjalani penanganan di RSUD Konawe Utara. "Psikis Udin harus dipulihkan. Dia kelihatannya trauma. Setelah pulih langkah-langkah penanganan medis dapat dilakukan," kata Ruksamin.
Keberadaan Udin di sebuah pondok perkebunan sekitar 3 kilometer dari perkampungan Desa Kokapi, Kecamatan Sawah, Kabupaten Konawe Utara adalah untuk mengisolasi diri.
"Pengakuan dia (Udin) meninggalkan rumah sakit ke rumah kebun karena secara mental tidak sanggup berada di ruang perawatan pasien positif Covid-19 Rumah Sakit Bahteramas," kata Ruksamin mengutip cerita Udin.
Keputusan pasien Udin meninggalkan rumah sakit menarik perhatian publik sejak pelariannya kemarin, Senin (27/4) dengan menumpang kendaraan roda dua atas bantuan kerabat.
"Dia (Udin) sangat waspada atas dugaan terpapar virus Corona. Dia tidak bertemu anak, istri dan keluarga di kampung tetapi langsung ke pondok tak berpenghuni di kebun," ujar Ruksamin.
Saat Bupati Ruksamin didampingi Kapolres dan tim tenaga medis menjemputnya di lokasi perkebunan warga yang sudah menghutan, pasien Udin nampak kooperatif.
Secara persuasif Bupati Ruksamin mengajak Udin keluar ke jalan melalui jembatan permanen ukuran kecil dengan bahasa daerah Tolaki.
Bertemu di ujung jembatan, pasien Udin yang mengenakan masker pertama-tama diberikan minuman vitamin dan alat pelindung diri berupa, sarung tangan oleh sang bupati. Sebelum menumpang kendaraan ambulans pun disemprotkan cairan disinfektan.
"Keluarga dan warga di kampung terharu ketika mereka tahu iringan kendaraan adalah penjemput Udin. Saya lambaikan tangan merekapun tidak kuasa menahan tangis," ujar Ruksamin.
Secara terpisah Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sultra dr. La Ode Rabiul Awal membenarkan pria berusia 35 tahun yang lari dari ruang perawatan rumah sakit terdata sebagai warga Kabupaten Konawe Utara.
“Kami mengklarifikasi bahwa pria 35 tahun yang lari diam-diam adalah warga Konawe Utara masuk RSUD Bahteramas 26 April 2020,” ujar Rabiul Awal yang akrab disapa dokter Wayong.
Pasien tersebut, lanjut Wayong dirawat lantaran mengalami cidera genitalia akibat kecelakaan kerja. Meski masuk bukan dengan riwayat gejala terpapar virus, pihak rumah sakit melakukan prosedur rapid test pada pasien bersangkutan.
Hasil deteksi cepat virus corona, si pasien dinyatakan reaktif atau positif corona, sehingga mengharuskan pasien menjalani uji swab tenggorok untuk memastikan keberadaan virus meresahkan tersebut.
Agenda pengujian dengan cara Polymerase Chain Reaction yang dijadwal Senin (27/4) tidak terlaksana karena pasien bersangkutan kabur dari rumah sakit.
“Rapid test hasilnya positif makanya dijadwalkan pemeriksaan swab tenggorok,” ujarnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suasana RSUD SK Lerik Kota Kupang, Rabu (13/12) pagi, mendadak heboh saat seorang pasien tiba-tiba berlari menabrak pintu kaca lalu terjun dari lantai dua.
Baca SelengkapnyaSetelah kabur pasien tersebut diduga diperkosa oleh seorang pria. Peristiwa itu terjadi pada Senin (11/12) malam.
Baca SelengkapnyaGejala cacar monyet yang dialami pasien J bisa dilihat dari bentuk luka berwarna hitam yang muncul di tubuh lalu menyebar ke bagian lainnya.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKepolisian mengidentifikasi mayat tersebut dengan memindai sidik jarinnya menggunakan Mambis (pendeteksi sidik jari).
Baca SelengkapnyaPada petugas, wanita itu mengaku punya masalah keluarga yang sudah terjadi sejak sekitar 14 tahun lalu dan dia mengemis untuk mencari nafkah.
Baca SelengkapnyaJenazah korban ditemukan saat tetangga mencium aroma busuk dari rumah BT.
Baca SelengkapnyaKasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengatakan, sebelum ditemukan di dalam hutan, remaja tersebut sempat bertemu dengan tetangganya.
Baca Selengkapnya