Takut pulang ke rumah, sejumlah korban gempa menginap di kedai kopi
Merdeka.com - Para korban gempa Aceh masih takut kembali ke rumah. Sebagian di antara mereka memilih bertahan di pengungsian atau di lokasi yang dinilai aman. Pengungsi merasa belum aman jika pulang ke rumahnya, terutama pada malam hari.
"Masih ada gempa keras, makanya kami memilih menginap di kedai kopi dekat kantor DPRD Pidie Jaya," kata Nurma (53), warga Desa Manyang Lancok, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya.
Selain itu, warga mengaku khawatir karena gempa yang terjadi Rabu (7/12) subuh terasa sangat keras. Gerakannya vertikal dan menghentak warga yang sebagian besar masih terlelap tidur.
-
Bagaimana korban gempa bisa bertahan hidup? Menurut ahli, seseorang dapat bertahan selama satu minggu atau lebih di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana cidera yang dialami, kondisi tempat terperangkap, faktor akses terhadap air, udara, dan cuaca.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
-
Apa kerusakan akibat gempa di Bali? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar. Getaran gempa sempat membuat penghuni hotel berhamburan meninggalkan gedung.'Kerusakan ringan, tembok retak dan genteng jatuh,' kata Kepala BPBD Made Rentin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9).
-
Dimana rumah itu ambruk? Viral di media sosial video yang memperlihatkan detik-detik rumah ambruk di Tuban, Jawa Timur.
-
Bagaimana kerusakan bangunan akibat gempa Bandung? Bangunan rumah yang hancur rata-rata sudah terbuat dari tembok batu bata. Kondisi hancurnya juga beragam, ada yang rusak ringan hingga cukup berat.Salah satu yang mengalami kerusakan parah adalah bangunan SDN Cirawa, di Kertasari, Kecamatan Cibereum, Kabupaten Bandung.Mengutip Jabar Quick Response, dampak dari gempa ini membuat atap dari beberapa ruang kelas roboh.
Nurma dan sejumlah tetangganya memilih menginap di kedai kopi karena warung itu dibangun dari kayu dan papan. Mereka merasa lebih aman di sana.
pengungsi korban gempa aceh ©2016 Merdeka.com/Yan MuhardiansyahHal senada disampaikan pengungsi di Dayah Al Hijrah Desa Masjid Tuha. Ainun Mardiyah (47) mengatakan mereka takut kembali ke rumah, bukan hanya karena gempa susulan masih terjadi. Listrik yang padam sejak gempa pada Rabu (7/12) subuh membuat mereka tidak bisa pulang ke rumah saat malam hari.
"Gelap kita tidak bisa lihat apa-apa. Di sana kan masih banyak kaca berpecahan," ucapnya.
Ainun bersama sekira 1.700 warga (560 KK) dari Desa Masjid Tuha sekitarnya pun memilih tetap bertahan di pengungsian.
"Basarnas kan juga menyatakan akan ada gempa susulan. Tapi pada siang hari ada beberapa warga yang pulang untuk membersihkan rumahnya," kata Kepala Desa Masjid Tuha, Junaidi (32). (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.
Baca SelengkapnyaSebanyak 400 hangus terbakar dan 1.000 orang dilaporkan mengungsi imbas kebakaran di Penjaringan.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa yang terjadi di Sumedang masih membuat warga trauma hingga memilih tidur di luar rumah.
Baca SelengkapnyaRatusan warga yang terdampak kebakaran diamankan ke posko pengungsian di halaman RSUD Kebayoran Lama.
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaSebagian dinding rumah mereka juga roboh, akibat gempa bumi yang terjadi pada Kamis sore kemarin.
Baca SelengkapnyaDi sepanjang jalan, banyak bangunan luluh lantak. Bahkan bangunan bertingkat pun banyak yang hancur.
Baca SelengkapnyaWarga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.
Baca Selengkapnya