Takut tak naik kelas karena asap, siswa SD kirim surat buat Jokowi
Merdeka.com - Lantaran bosan memakai masker untuk menghindari terhirup asap akibat kebakaran hutan dan lahan setiap hari, siswa SD Palm Kids Palembang membuat surat protes kepada Presiden Joko Widodo. Para siswa berharap, Jokowi segera menuntaskan bencana tersebut.
Surat tersebut disebar Natakesuma di akun Facebook-nya pada Jumat (23/10) sore. Kiriman surat itu menyebar ke sejumlah pemilik akun FB lainnya dengan cepat.
Dalam surat tertanggal 23 Oktober 2015 itu tertulis keluhan dan harapan siswa kepada Jokowi agar secepatnya menuntaskan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumsel dan sejumlah daerah lain.
-
Kenapa anak malas belajar? Mengatasi anak yang malas belajar memerlukan pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor yang memengaruhi motivasi dan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
-
Apa penyebab anak malas belajar? Beberapa anak mungkin mengalami kesulitan dalam pelajaran tertentu, yang dapat disebabkan oleh perbedaan gaya belajar atau kurangnya pemahaman terhadap materi.
-
Kenapa anak stres karena pelajaran? Anak-anak sering kali menghadapi rutinitas sekolah yang padat, termasuk tuntutan nilai akademis yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan stres karena mereka harus menyeimbangkan kegiatan sekolah dengan kegiatan lain seperti les privat, kegiatan ekstrakurikuler, dan tugas rumah yang banyak.
-
Kenapa belajar bisa jadi aktivitas membosankan? Motivasi untuk menjalani pendidikan adalah hal penting yang harus didapatkan oleh siswa atau mahasiswa. Hal itu karena belajar adalah aktivitas yang membosankan bagi sebagian orang.
-
Kenapa sekolah di lockdown? Menanggapi situasi ini, pihak sekolah segera mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown selama 14 hari.
-
Kenapa anak lelah setelah bersosialisasi? Kelelahan sosial atau yang dikenal sebagai hangover introvert, adalah reaksi alami tubuh terhadap informasi yang diproses saat berinteraksi dengan orang lain.
Siswa mengaku sudah bosan setiap hari memakai masker saat kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bahkan, mereka tidak bisa lagi berolahraga di luar ruangan karena terancam mengidap penyakit pernapasan.
Saat dikonfirmasi, kepala SD Palm Kids Dewi Indrawati membenarkan surat tersebut ditulis siswanya, yakni gabungan dari siswa kelas VI. Itu merupakan ungkapan kekesalan terhadap kondisi udara yang semakin buruk sehingga jam pelajaran berkurang.
"Benar mas, surat itu ditulis siswa kami. Ada yang menyebarnya di Facebook," kata Dewi saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (24/10).
Rencananya, kata dia, surat itu akan dikirim kepada Presiden Jokowi melalui kantor pos, Senin (26/10) nanti. Mereka berharap, Jokowi tanggap terhadap permintaan mereka.
"Senin kami kirim ke Istana Merdeka lewat pos," kata dia.
Berikut kutipan surat dari siswa SD di Palembang:
Untuk
Presiden yang kami cintai
Bapak Ir Joko Widodo
Salam sayang, kami siswa-siswi Palm Kids Palembang mewakili seluruh siswa di Sumatera Selatan khususnya Palembang ingin menyampaikan bahwa kota kami terkena dampak kabut asap yang semakin hari semakin parah. Sudah banyak korban yang terkena penyakit ISPA, batuk, pilek, iritasi kulit dan mata.
Akibat kabut asap ini, aktivitas kami terganggu. Kami tidak bisa bermain dan belajar di luar ruangan jam sekolah pun dikurangi dan otomatis kami tertinggal materi pelajaran kami rindu belajar dan bermain seperti dulu lagi. Kami sedih sudah tidak bisa berolahraga di luar ruangan lagi.
Kami sudah bosan memakai masker. Tetapi, kalau kami tidakd memakai masker, kami terpaksa menghirup kabut asap kami pun tidak mau mengulang kelas karena tertinggal pelajaran. Sampai kapa Presiden kami yang tersayang, kami dan teman-teman kami merasakan bencana kabut asap?
Kami tidak ingin menjadi korban keganasan bencana kabut asap. Kami ingin kembali belajar seperti biasa untuk menggapai cita-cita kami. Tolong kami, Pak Presidenku tersayang.
Demikianlah surat dari kami yang mewakili seluruh siswa di Sumatera Selatan, kami berharap bencana kabut asap ini cepat diatasi.
Salam kami,
Siswa SD Palm Kids Palembang. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah kota Jambi mewajibkan anak-anak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
Baca SelengkapnyaSiswa dipulangkan pukul 10.00 yang seharusnya pukul 12.00
Baca SelengkapnyaTidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca SelengkapnyaSejak kasus pelemparan kayu yang mengakibatkan kepala bocor, korban menyatakan tidak mau sekolah di tempatnya bersekolah dulu.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula dari salah satu pelajar yang belum sembuh total dari cacar air masuk sekolah
Baca SelengkapnyaAnak SD di Purwakarta memiliki kebiasaan menghirup bensin dari sejak pandemi hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaKegiatan belajar mengajar (KBM) tanpa meja kursi di sekolah itu sudah berlangsung lebih dari dua tahun.
Baca SelengkapnyaLemparan itu mengenai kepala anaknya. Akibatnya, korban yang baru berumur 8 tahun itu mengalami luka bocor.
Baca SelengkapnyaKarena kekurangan ruangan kelas sehingga harus digunakan bangunan yang tidak layak tersebut
Baca SelengkapnyaKepala Sekolah SDN Blok I Cilegon Buang Safrudin mengatakan 33 siswa dari kelas 1 B terpaksa dipulangkan untuk mencegah penularan cacar air kepada siswa lainnya
Baca SelengkapnyaDalam perkara ini, keluarga korban tidak melaporkan pelaku karena sudah berdamai.
Baca SelengkapnyaTak mau sekolah, bocah tersebut justru tak mempan dinasehati orangtua hingga guru. Buntutnya, prajurit TNI turun tangan.
Baca Selengkapnya