Taman nasional di Inhu terbakar, kabut asap Riau makin pekat
Merdeka.com - Kabut asap semakin tebal menyelimuti wilayah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) provinsi Riau. Bahkan pada pagi hingga menjelang siang hari ini Minggu (14/9), jarak pandang sangat terbatas sehingga memaksa sebagian pengendara sepeda motor dan mobil menyalakan lampu kendaraannya.
Diduga kabut asap ini berasal dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sebagian kawasan hutan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) di Kabupaten Inhu.
Koordinator Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kabupaten Inhu, Letkol Inf Albert Panjaitan membenarkan hal tersebut. Menurutnya, dari hasil pantauan satelit Terra dan Aqua yang diperoleh dari BMKG, Jumat (12/9) lalu, memang terdapat titik api di wilayah TNBT.
-
Bagaimana kabut asap ganggu mata? Hal ini karena adanya debu dan zat iritatif yang terkandung di dalam kabut asap. Oleh karena itu, sediakan obat tetes mata dan pastikan menggunakan kacamata saat beraktivitas di luar rumah, terutama saat sedang menghadaoi kabut asap.
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Apa dampak kabut asap ke paru-paru? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kabut asap dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti infeksi saluran pernapasan dan emfisema.
-
Bagaimana lampu lalu lintas membuat pengendara tertib? Peran lampu lalu lintas amatlah vital, lantaran bisa mengarahkan pengendara motor agar tetap tertib di jalan.
-
Apa dampak kabut asap bagi kesehatan? Partikel dan gas polutan yang terhirup telah lama dihubungkan dengan dampak negatif pada kesehatan serta berbagai penyakit dan gangguan. Paparan yang berlangsung dalam waktu singkat dapat memperburuk kondisi akut, seperti asma dan infeksi pernapasan lainnya, serta mengganggu fungsi paru-paru.
Selain itu, Kepala Daerah Operasi (Ka Daops) Mangga Agni Rengat, Sailendra juga turut membenarkan adanya hotspot yang terpantau oleh satelit di kawasan TNBT. Meski demikian, hotspot yang terpantau tersebut belum tentu merupakan titik api akibat kebakaran lahan.
"Untuk kawasan TNBT bukan kewenangan kami. Sebab Manggala Agni hanya fokus untuk kebakaran hutan di Kerumutan dan Rimbang Baling," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT), Ir Amon Zamora malah membantah adanya kebakaran hutan di dalam areal TNBT. Berdasarkan pantauan satelit, pada Jumat (12/9), terdapat satu titik api di Desa Sipang atau sekitar 150 meter dari TNBT.
"Jadi titik api yang terpantau satelit pada Jumat (12/9) itu berada di luar kawasan TNBT, tepatnya di Desa Sipang, Kecamatan Batang Cenaku, atau Resort Lahai, sekitar 150 meter dari TNBT. Dan pada Sabtu (13/9) sudah tidak terpantau lagi satelit," ujar Amon Zamora.
Sedangkan pada hari Sabtu (13/9), terdapat dua titik api di kawasan TNBT, tepatnya di wilayah Lubuk Mandarsah, Provinsi Jambi. Namun ia belum bisa memastikan apakah titik api yang terpantau tersebut akibat adanya kebakaran di dalam kawasan TNBT.
"Petugas kami masih menuju ke sana untuk mengecek apakah titik api yang terpantau satelit itu berasal dari kebakaran lahan," ungkapnya seraya menjelaskan bahwa kawasan TNBT 70 persen berada di Provinsi Riau dan 30 persennya berada di Provinsi Jambi. (mdk/gib)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Api diduga berasal dari puntung rokok ditambah kondisi ranting dan rumput yang kering di musim kemarau.
Baca SelengkapnyaApi cepat merembet ke areal sekitar karena dipicu angin kencang dan berubah-ubah arah
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa luasan lahan yang terbakar.
Baca SelengkapnyaPenggunaan lampu hazard saat hujan deras sering disalahartikan sebagai tindakan aman. Padahal, lampu hazard hanya untuk keadaan darurat.
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan terjadi Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaAnak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaProses pemadaman kebakaran di Taman Nasional Way Kambas memerlukan waktu yang cukup lama karena medan yang sulit diakses oleh kendaraan pemadam.
Baca Selengkapnya"Jangan kasih kendor bagi pelaku-pelaku kebakaran lahan baik perorangan maupun perusahaan," kata Kapolda Riau.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan luasan karhutla di Sumsel Januari-Juni 2023 seluas 1.129 ha atau berkurang dari periode yang sama pada 2022 di angka 2.222 ha.
Baca SelengkapnyaDampak dari kebakaran TPA tersebut, warga di Desa Sarimukti, RW 13, 15, 2, 3, 4, dan RW 5 berhamburan keluar rumah.
Baca Selengkapnya