Taman Satwa di Garut Bangkrut, Tak Sanggup Biaya Makan Hewan Sebulan Rp220 Juta
Merdeka.com - Taman Satwa Cikembulan di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, krisis pakan untuk ratusan satwanya. Sejak ditutup awal Maret 2020 karena pandemi Covid-19, tidak ada pemasukan untuk membeli pakan.
Manager Operasional Lembaga Konservasi Taman Satwa Cikembulan, Rudy Arifin mengaku bahwa sejak tutup pihaknya hanya bisa mengandalkan uang dari tabungan yang ada. "Itu pun jumlahnya tidak banyak," ujarnya, Minggu (26/4).
Di taman satwa yang luasnya mencapai 5 hektare tersebut terdapat 435 ekor satwa yang terdiri dari mamalia, aves, dan reptil.
-
Dimana letak Taman Kupu-kupu Gita Persada? Lokasi Taman Kupu-Kupu Gita Persada berada di Kecamatan Kemiling Bandar Lampung, bersebelahan dengan Taman Rusa Tahura Wan Abdul Rahman.
-
Bagaimana burung kedasih mendapatkan makanan? Mereka menggunakan perilaku yang cerdik untuk mendapatkan persediaan pangan dari anak-anak burung yang masih bergantung pada orang tua mereka.
-
Apa yang ditemukan di Desa Sekar Gumiwang? Di sana banyak ditemukan bangunan bekas rumah penduduk, sumur, bahkan jembatan jalan raya.
-
Apa yang sedang mekar di Salatiga? Ada momen langka di Kota Salatiga pada awal Oktober 2023 ini. Pada salah satu sudut kota, tepatnya di Jalan Lingkar Salatiga, terdapat pemandangan indah yang begitu langka. Saat melintasi jalan itu, pengendara akan disuguhkan cantiknya bunga-bunga Tabebuya yang sedang bermekaran.
-
Apa yang membuat Sawah Cisema viral? Belakangan, tempat ini viral karena hijaunya pemandangan sawah yang membentang luas. Tak sampai di situ, karena di lokasi terdapat jalan beton kecil yang membelah area terasering bak pemandangan dalam lukisan.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Bila pandemi covid 19 ini terus berlangsung panjang, dipastikan banyak satwa terbengkalai pakannya. Kecuali bila ada perhatian dan bantuan dari pemerintah atau pihak-pihak lainnya," katanya.
Di taman satwa Cikembulan, ungkap Arifin, pihaknya memiliki sejumlah satwa milik pemerintah yang memerlukan pakan ekstra. Satwa-satwa tersebut adalah 5 ekor macan tutul, 1 ekor harimau sumatera, 6 ekor orang utan, 1 ekor beruang madu, dan 8 ekor singa Afrika.
Ia menyebut bahwa untuk kebutuhan pakan macan tutul saja, manajemen setiap bulannya membutuhkan uang Rp20 juta untuk membeli daging.
"Bila pandemi covid 19 ini berlangsung lama, kami sudah tidak sanggup bertahan. Pengeluaran perbulannya bisa mencapai Rp220 juta. Kami tidak sanggup lagi memelihara satwa milik negara kalau tidak ada bantuan," sebutnya.
Ia menjelaskan bahwa jajaran manajemen sudah merumahkan sejumlah karyawan guna mengurangi beban gaji yang selama ini harus dibayarkan. Jika di hari biasa pihaknya memiliki 30 karyawan, kini hanya memperkerjakan 15 orang saja. Mereka pun harus tetap masuk karena harus menjaga keberlangsungan kesejahteraan satwa yang harus dirawat dan diberi pakan.
Pihaknya berharap agar ada perhatian dari pemerintah, apalagi di tempatnya terdapat sejumlah satwa dilindungi milik pemerintah. "Dalam situasi normal kami tidak pernah mengeluh mengenai biaya operasional untuk satwa, namun kasus Covid 19 ini benar-benar membuat kami berpikir dan bekerja keras untuk bertahan," jelasnya.
Rudy memprediksi kalau pihaknya hanya akan bisa bertahan memelihara ratusan satwa tersebut hingga Juni 2020. Namun meski demikian, pihaknya berharap agar pandemi Covid-19 bisa segera berakhir. "Agar kami bisa beraktivitas lagi seperti biasa," tutupnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehidupan harimau Sumatera di Medan Zoo menjadi sorotan setelah tiga ekor satwa asli Indonesia itu mati dalam waktu dua bulan pada akhir 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaNamun Wali Kota Medan masih merahasiakan kapan waktu efektif penutupan Medan Zoo
Baca SelengkapnyaMasih ingat dengan Kampung Gajah? Begini kondisinya yang sudah terbengkalai.
Baca SelengkapnyaDi panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaDiduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaDua akor siamang dievakuasi dari rumah pemeliharanya dengan kondisi memprihatinkan
Baca SelengkapnyaKondisi sejumlah gajah yang sakit mempersulit upaya evakuasi.
Baca SelengkapnyaBerbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus
Baca Selengkapnya