Tampil di pura, penari kerasukan tusuk murid SMP sampai tewas
Merdeka.com - Seni tari Calonarang di Bali yang memerankan tokoh ilmu hitam 'Rangda Girah', menjadi cerita drama yang dipentaskan desa adat setempat di Bali. Bahkan di setiap pementasan, selalu ada yang kerasukan dan melakukan aksi menghujamkan keris dalam tubuh, aksi ini disebut 'ngurak atau ngunying'.
Ironisnya, pementasan Calonarang yang digelar di Pura Jati Luih, Desa Pangkung Jangu, Mendoyo Jembrana, memakan korban. Seorang penari yang mementaskan tarian rangda tewas setelah dihujamkan keris oleh salah seorang penari yang kerasukan, Rabu (14/10).
Semua warga yang menyaksikan pementasan ini di dalam pura dibuat berhamburan dan teriak histeris, tatkala darah langsung mengucur di pelataran pura. Lebih miris lagi, penari rangda yang jadi korban ini adalah I Komang Ngurah Trisna Para Merta (14), pelajar SMP dari lingkungan setempat.
-
Siapa yang menusuk korban? Korban atas nama Yosep Pulung tewas usai ditikam Orang Tak Dikenal (OTK) di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (4/4) kemarin.
-
Apa itu jamasan keris? Tak hanya sekadar membersihkan keris, prosesi jamasan merupakan sebuah ritual yang penuh simbol dan makna filosofis.
-
Siapa pemilik keris Klungkung? Asal-usul belum dapat memastikan apakah keris ini dimiliki oleh Dewa Agung Jambe II atau kerabat dekatnya, tetapi keberadaannya menjadi saksi bisu dari peristiwa tragis yang terjadi pada zaman itu.
-
Kenapa jamasan keris dilakukan? Rinto mengatakan, pusaka keris yang dimiliki seseorang merupakan cerminan dari pemiliknya. Membersihkan pusaka sama saja dengan membersihkan hati pemiliknya. Dengan membersihkan pusaka itu, harapannya bisa menghilangkan pikiran jelek dan nafsu buruk dari pemiliknya, sehingga yang tertinggal di dalam dirinya adalah hal yang baik-baik dalam mengarungi tahun berikutnya.
-
Bagaimana prosesi jamasan keris? Prosesi jamasan dimulai dengan pembacaan doa dengan diiringi alunan musik gamelan. Setelah itu barulah prosesi jamasan bisa dimulai.
-
Kapan jamasan keris dilakukan? Pada masyarakat Jawa, jamasan keris dilakukan setahun sekali. Tepatnya setiap Bulan Suro.
"Ini pertama kalinya terjadi di kabupaten Jembrana ini pementasan Calonarang, memakan korban. Ini pasti ada kesalahan, apalagi penarinya masih belia," ujar Dewa Putu, seorang warga yang menonton acara ini semalam.
Katanya, puncak pementasan Calonarang ini sudah dini hari saat bulan mati (di Bali disebut hari tilem). Keluarga korban hingga saat ini masih tidak percaya kalau putranya tewas saat pementasan Calonarang, karena sudah sering kali korban jadi penari Rangda Calonarang.
Kasus ini sempat ditutupi desa adat setempat, karena dianggap desa terkena bencana kekotoran akibat darah manusia bersimbah di pelataran pura sungsungan desa adat setempat.
Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Gusti Made Sudarma Putra menuturkan bahwa kasusnya tetap dalam proses penyelidikan.
"Menurut keterangan bapaknya yakni Ketut Gayada, anaknya saat itu sudah kerangsukan atau kesurupan," terang Sudarma Putra, Kamis (15/10) di Jembrana, Bali.
Informasinya, korban sempat dibawa ke rumah sakit dan berhasil diselamatkan nyawanya oleh tim medis. Bahkan, usai mendapat penanganan dan menerima jahitan akibat luka tusuk yang mengenai lambung, korban sempat dibawa pulang keluarga.
Lanjut Sudarma Putra, baru sehari di rumah, korban mengalami mundah-muntah dan kembali dibawa ke RSUD Negara, namun akhirnya meninggal saat akan ditangani. Dugaan keris yang digunakan mengujam saat itu dalam kondisi karat.
"Info resmi hasil pemeriksaan medis, korban meninggal diduga akibat asam lambung," kata Sudarma Putra.
Saat ini kasus tersebut masih dalam proses lidik untuk mengetahui siapa pemeran Nying (tukang tusuk) yang melukai korban. Mengingat pada saat kejadian banyak pemeran Nying yang melakukan adengan penusukan. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban diduga mengalami kekerasan dari seniornya. Kasus ini masih dalam pemeriksaan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan pihak rumah sakit menyatakan ada syaraf mata di sebelah kanan yang sudah tidak lagi berfungsi.
Baca SelengkapnyaKasi Humas Polres Blitar Kota Iptu Samsul Anwar mengatakan korban berinisial KAF (13).
Baca SelengkapnyaAksi pengeroyokan bermula ketika korban mengunggah video di WhatsApp miliknya dengan mengenakan atribut salah satu perguruan silat.
Baca SelengkapnyaSOP di sekolah diubah agar peristiwa serupa tidak terulang.
Baca SelengkapnyaSeorang pelajar tewas usai terlibat tawuran di Jalan Raya Bogor-Jakarta KM 39
Baca SelengkapnyaPolisi Ungkap Motif Pelaku Pemukulan Pesilat di Gresik hingga Tewas: Gara-Gara Anak Baru
Baca SelengkapnyaKorban merupakan warga Desa Dadaplangu, meninggal setelah kayu berpaku tersebut mengenai bagian belakang kepalanya.
Baca SelengkapnyaTragisnya, terdapat paku pada kayu tersebut. KAF tewas usai lemparan kayu berpaku itu terkena di kepalanya.
Baca SelengkapnyaKorban sebenarnya bukan sasaran dari ustaz. Kebetulan korban lewat saat ustaz melempar kayu berpaku tersebut.
Baca SelengkapnyaSiswa MTS itu mengalami luka bacok di leher dan sempat dibawa warga ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaTawuran itu diawali saling ejek di Instagram. Mereka membawa senjata tajam, mulai dari samurai, parang, pisau, hingga celurit.
Baca Selengkapnya