Tan: Prajurit Jepang sambil ngopi rebut Singapura dari Inggris
Merdeka.com - Tiga kali sudah Tan Malaka terusik hidupnya oleh para tentara Jepang semenjak pergi meninggalkan Indonesia pada 1922. Gangguan pertama dialaminya pada 1932 di Shanghai.
Setelah itu, ketika berada di Amoy pada 1937. Masuknya tentara Jepang ke Amoy membuat Tan Malaka harus pindah ke Singapura.
Di Singapura Tan bekerja sebagai guru bahasa Inggris dan ilmu bumi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tan mulai memiliki banyak kenalan dan informasi soal dunia pergerakan di Indonesia.
-
Kenapa Jepang menyerang Tebing Tinggi? Tepat di hari itu, tentara Jepang mengepung Bukit Tinggi dan mengerahkan 1.200 tentara untuk balas dendam.
-
Apa itu Tambua Tasa? Salah satu pertunjukan seni kebanggaan masyarakat Pariaman adalah Tambua Tasa. Penampilan perkusi ini terdiri dari dua alat musik, yaitu Gandang Tambua dan Gandang Tasa.
-
Bagaimana Jepang menaklukan Indonesia? Jepang memasuki Indonesia dengan melakukan invasi militer selama Perang Dunia II.
-
Apa yang dilakukan tentara Belanda di Tegal? Potret lawas selanjutnya adalah tentara Belanda sedang menikmati alunan musik keroncong yang diamkan oleh orang-orang Pribumi. Nampak 3 orang tentara sedang duduk di sebidang tanah di Kota Tegal kurang lebih tahun 1947. Seakan-akan foto itu berbicara, ketiga tentara itu begitu sumringah dan senang mendengarkan musik keroncong yang dibawakan oleh warga pribumi.
-
Nama angkatan apa yang ada di konteks? Nama angkatan dan filosofinya ini tidak hanya sekadar sebutan. Melainkan juga bisa mencerminkan karakter angkatan.
-
Bagaimana para jawara banten melawan penjajah? Luar biasanya, para jawara tersebut mampu melawan kekuatan senjata berteknologi tinggi Belanda dan Jepang hanya dengan tangan kosong. Mereka sudah terkenal kebal sejak dulu, melalui ilmu tradisional yang digunakan dengan bijak.
Namun, lagi-lagi 'kenyamanannya' terusik oleh Jepang. Tentara negeri sakura itu menyerang dan merebut Singapura pada 1942, yang saat itu dikuasai Inggris.
Hal ini diceritakannya dalam biografinya 'Dari Penjara ke Penjara'. Pada suatu hari saat subuh tiba sekitar 125 pesawat udara tentara Jepang tiba dan langsung menggempur Singapura. Sekitar 300 penduduk tewas dalam serangan pertama Jepang di Singapura itu. Sementara, ratusan rumah juga hancur.
Ratusan murid yang ditinggal di asrama sekolah tempat Tan Malaka bekerja berhamburan keluar guna mengamankan diri.
"Ada yang tiada bisa berjalan lagi, ada pula yang pingsan ketakutan, karena serangan dahsyat dan dilakukan zonder ultimatum itu," ungkap Tan menggambarkan situasi kala itu.
Serangan bertubi-tubi dari pasukan Jepang membuat ciut nyali tentara Inggris. Tak kurang, ada dua serangan udara dari 40 pesawat yang serempak menyerang wilayah yang dikuasai negeri Ratu Elizhabeth tersebut.
Saat itu, Jepang memiliki armada militer yang amat kuat. Sedangkan Inggris, mengalami kekurangan alutsista udara dan tentara lantaran dikirimkan untuk membantu Rusia dan semua pesawatnya pun 'terbang' ke barat.
Secara perlahan tapi pasti, Jepang pun menguasai Singapura. Bahkan, menurut Tan, penaklukan tentara Inggris oleh tentara Jepang kala itu begitu mudah. Tak ada perlawanan berarti dari tentara Inggris.
"Kemajuan tentara Jepang dari Utara ke Selatan sebenarnya tiada mendapat gangguan yang berarti. Jarak 600 mil antara Kotabaru dengan Singapura dijalaninya dua bulan lamanya. Sehari tentara Jepang dapat maju 10 mil atau 17 Km. Menurut istilah kemiliteran, ini namanya "an eazy walk-over", satu kemenangan yang mudah diperoleh," ujarnya.
Menurut Tan, tentara Jepang saat itu sangat mengetahui tempat dan kualitas pasukan Inggris. Jepang bahkan siap menerjunkan pasukan berani matinya atau Jibakutai, guna menghancurkan Inggris.
Jibakutai akhirnya dikirim dengan menggunakan sekoci menuju pesisir timur dan barat, ke belakang tentara Inggris.
"Biasanya setengah lusin Jibakutai Jepang itu sanggup mengocar-ngacirkan seluruh tentara 'British Empaire' itu," jelasnya.
Strategi menggunakan pasukan berani mati Jepang pun sukses. Alhasil, tentara Inggris mundur dan membuat garis baru ke arah selatan yang membuat barisan tentara lainnya juga harus ikut.
Saking mudahnya, tentara Jepang bahkan menurut Tan saat itu menyerang dan menembakan senapan serta meriamnya sambil minum-minum kopi di kedai kopi. Setidaknya, tiap Kanonnier menggencarkan serangan dalam waktu lima sampai sepuluh menit lalu mereka istirahat sejenak dan kembali menyerang.
Ketika rehat itulah, para pasukan penembak meriam Jepang kembali ke warung kopi guna menyeruput minumannya. Tak ada rasa was-was atau takut di muka tentara Jepang akan diserang balik oleh tentara Inggris.
Peperangan itu begitu mudah bagi mereka. Sampai-sampai mereka terkesan menghilangkan rasa waspada yang harus diutamakan dalam peperangan.
"Sambil menembak dan minum kopi akhirnya para tentara Jepang sampailah ke Johor, lebih kurang 20 mil jauhnya dari kota Singapura," terangnya.
Setelah terdesak, Inggris dengan licik mengeluarkan izin pembentukan Partai Komunis Malaya dengan resmi. Masyarakat Tionghoa, diizinkan pula membuat 'Volunteer Corps' atau tentara sukarela guna melawan tentara Jepang.
Tujuannya, agar Jepang mendapat perlawanan dari mereka. Tentara sukarela ini dibentuk dari ratusan buruh dan pemuda-pemudi Tionghoa. Di sekolah tempat Tan bekerja tentara sukarela ini diresmikan. Bahkan tak sedikit murid-murid Tan yang ikut di dalamnya.
Namun hal itu tak membuat tentara Jepang kalah. Setelah Singapura dikuasai tentara Nipon, Tan Malaka lantas memutuskan hengkang menuju Penang dan kemudian ke Medan, Sumatera Barat.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tepat hari ini, 20 Oktober pada 1945 silam, terjadi pertempuran besar setelah kemerdekaan Indonesia yang disebut Pertempuran Ambarawa.
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaKisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaBanyaknya anggota hulptroepen dari Minahasa tidak terlepas dari peran komandannya, yakni Dotulong.
Baca SelengkapnyaProses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.
Baca Selengkapnya