Tanah Longsor di Jayapura, Empat Warga Tewas Tertimbun
Merdeka.com - Longsor yang terjadi di kawasan Ampera, Kota Jayapura, Papua terjadi Minggu (17/3) dini hari sekitar pukul 00.15 WIT, dilaporkan menelan korban empat orang warga meninggal dunia.
Kepala BPBD Kota Jayapura Bernard Lamia kepada Antara, Minggu pagi membenarkan empat orang warga meninggal tertimbun longsor.
Tiga jenazah sudah berhasil dievakuasi, kata Lamia seraya menambahkan, kemungkinan jumlah korban masih bertambah karena ada laporan dari warga kemungkinan keluarganya yang turut menjadi korban.
-
Siapa saja yang menjadi korban longsor? Empat korban itu yakni; Caisar Sofian (28), Putri Amanda (26), Sofia Putri (10) dan Ghibran Naufa (5).
-
Dimana longsor itu terjadi? Pada 6 Februari 2024, terjadi longsor di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, Pagentan, Banjarnegara.
-
Kapan longsor terjadi? Peristiwa tanah longsor tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 06.50 WITA.
-
Kapan longsor terjadi di Kampung Rampung Ara? Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 05.30 WIB subuh.
-
Bagaimana keadaan korban longsor? Sebanyak 23 orang korban banjir dan lonsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
-
Siapa yang menjadi korban longsor di Sragen? Jasad Sutarmi, salah satu penghuni rumah itu, ditemukan pada Minggu (3/3) malam.
"Pencarian masih terus dilakukan, sedangkan jenazah saat ini sudah dibawa ke RS Tentara Marthen Indey," ujarnya.
Bernard juga mewaspadai sejumlah kawasan lainnya yang rawan longsor dan bencana alam lainnya. Tim pencarian saat ini fokus menangani korban longsor di kawasan Ampera, Jayapura.
Sementara itu, banjir yang meluap dari sebuah kali di Kota Jayapura, Sabtu malam sampai Minggu dini hari menyebabkan tembok bagian belakang satu rumah kos-kosan di Perumnas II Waena, Abepura, Kota Jayapura, Papua roboh, Minggu subuh.
Tembok kos yang memiliki 27 kamar itu ambruk tepatnya di bagian belakang karena disebabkan banjir air kali mengikis pondasi tembok yang akhirnya roboh pada pukul 05.00 WIT.
Puluhan penghuni yang berada di dalam kos-kosan itu panik. Mereka berlarian keluar dengan membawa barang dan harta bendanya lainnya dari dalam kamar.
Sebagian penghuni, membawa semua barangnya yakni pakaian, alat dapur dan barang berharga serta surat-surat penting lainnya lalu keluar rumah. Penghuni lainnya lagi, memilih membawa barang berharga
Penghuni juga cepat-cepat mengeluarkan kendaraan roda dua miliknya keluar kos untuk mencari tempat yang aman untuk memarkir kendaraannya. Tak hanya motor dan barang yang dikeluarkan, penghuni juga sibuk menelepon keluarganya memberitahukan musibah itu.
Penghuni juga menyelamatkan anak-anaknya keluar dari rumah. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Meri, salah satu penghuni kos mengaku sejak pukul 01.00 WIT itu sudah ada bunyi retak-retak di bagian belakang kos. Selang tiga jam kemudian, pada pukul 05.00 WIT tembok bagian belakang kos ambruk.
Dia mengatakan, tembok bagian belakang itu persis di dapur roboh, dinding tembok jatuh ke air.
Mama Arga, penghuni kos lainnya mengatakan ia dan anak-anaknya berada di kamar paling depan. Memang mereka tidak terkena dampak tapi dia dan anak-anaknya memilih keluar dari kos-kosan itu karena ditakutkan ketika bagian belakang kos itu ambruk lalu roboh maka dengan sendirinya seng dan atap rumah ikut tertarik dan rusak parah.
"Saya bawa anak-anak keluar rumah karena takut terjadi seperti itu, makanya kami mengungsi dulu untuk sementara," katanya.
Bukan hanya mereka, kata dia, beberapa penghuni kamar kos di bagian depan juga memilih mengungsi.
Pakde, salah satu tetangga di sebelah kos itu, sudah pernah mengingatkan ada pondasi di belakang kos-kosan itu yang tergerus.
"Saya sudah ingatkan pemilik kos bahwa di bagian bawah itu ada bolong jadi saya minta ditambah kawat, jika dibiarkan maka ketika datang hujan air banjir dan masuk dan mengikis bagian bawah yang bolong sehingga batu-batu dari bagian bawah dasar dengan sendirinya keluar," katanya.
Ia mengatakan, diduga karena bolong itu yang memicu ambruknya tembok bagian belakang kos. Syahwal, pemilik kos mengatakan dirinya akan mengusahakan tukang untuk memperbaiki kosnya itu.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban meninggal dunia itu berdasarkan Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Baca SelengkapnyaLongsor itu terjadi di dua desa di Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat kawasan sekitar dilanda hujan besar diikuti longsor.
Baca SelengkapnyaTebing Setinggi 100 Meter Longsor, 4 Penambang dan 2 Truk Pasir Tertimbun Material Tanah
Baca SelengkapnyaErnawati (47) warga Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang tertimbun longsor
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap sejumlah korban yang dinyatakan hilang.
Baca Selengkapnya2000 Orang Terkubur Hidup-Hidup karena Longsor di Papua Nugini, Negara Resmi Minta Pertolongan
Baca SelengkapnyaHingga Minggu (12/5) pukul 21.00 WIB tercatat total korban meninggal dunia akibat bencana ini mencapai 37 jiwa.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal bernama Galih Adi Perkasa (23), Candra Agustina (20) dan Galang Naendra Putra (4).
Baca SelengkapnyaTotal korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.
Baca SelengkapnyaTanah perkuburan di Seberang Padang, Kota Padang, longsor pada Jumat (14/7) dini hari. Akibatnya,13 jenazah berserakan dan dimakamkan kembali secara massal.
Baca SelengkapnyaLongsor terjadi di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, KBB, Minggu (25/3) malam.
Baca Selengkapnya