Tanamkan Sikap Toleransi kepada Para Siswa Sejak Dini

Merdeka.com - Sekolah diharapkan menanamkan sikap toleransi sejak dini kepada para murid. Wabah intoleransi harus segera diamputasi agar tidak menjadi virus terhadap generasi bangsa ke depan.

Pengamat Pendidikan Nasional, Darmaningtyas mengatakan bahwa untuk memulai penanaman toleransi di lingkungan sekolah adalah melalui pendekatan sosial, seni dan budaya. Hal ini sebagai salah satu langkah untuk memutus wabah intoleransi yang ada di lingkungan sekolah.

"Saya lebih memilih pendekatan itu karena biasanya orang yang memahami dan mengerti tentang budaya, itu sikap toleransinya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengenal," ujar Darmaningtyas dalam keterangannya, Kamis (19/11).

Dia mengakui memang tidak mudah mengikis virus intoleransi yang ada di lingkungan sekolah karena penyebarannya sistematis. Hal ini, lanjutnya, berbeda di zaman sebelum tahun 90-an di mana guru-guru relatif belum terkontaminasi oleh berbagai aliran.

"Karena waktu kuliah saat itu juga mereka mungkin tidak terlalu aktif di organisasi, jadi relatif mereka enggak terkontaminasi. Sehingga ketika mengajar pun mereka tidak mengajarkan ideologi," ujar Alumni Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta itu.

Darmaningtyas juga meminta agar pemerintah bersikap tegas terhadap pendidik, kepala sekolah atau pejabat publik yang bersikap intoleran.

"Itu harus dicegah, apalagi guru, kepala sekolah yang seharusnya mengajarkan toleransi kepada muridnya. Kok malah dia menanamkan benih-benih intoleran, harus dicopot itu," tegas Pengurusan Yayasan Sosial Indonesia untuk Kemanusiaan (YSIK) itu.

Menurutnya, orangtua murid juga harus selektif dalam memilih sekolah bagi anaknya. Tidak bisa setelah anak itu masuk semua pendidikan diserahkan kepada pihak sekolah. Perlu diketahui lebih dalam mengenai latar belakang sekolah tersebut.

"Tahunya mereka melihat sekolah itu pendidikannya bagus, pengetahuan umumnya juga bagus. Awalnya tidak tahu, begitu tahu ada agak menyimpang baru mereka kelabakan dan minta solusi," tandasnya. (mdk/did)