Tanggapan MUI Soal Wacana Mustafa Kemal Attaturk Jadi Nama Jalan di Jakarta
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas menanggapi soal nama Mustafa Kemal Attaturk yang akan dijadikan nama jalan di Jakarta. Menurutnya, sosok tersebut adalah tokoh yang sudah mengacak-acak ajaran Islam dan melakukan hal bertentangan dengan sunnah.
"Hal itu dia lakukan adalah karena dia ingin menjadikan Turki menjadi negara maju dengan cara menjauhkan rakyat Turki dari ajaran agama Islam dan melarang agama Islam dibawa-bawa ke dalam kehidupan publik," katanya dalam keterangan tertulis diterima, Minggu (17/10).
Dia melanjutkan, Mustafa Kemal Attaturk adalah seorang tokoh yang sangat sekuler yang tidak percaya ajaran agamanya akan bisa menjadi solusi dan akan bisa membawa Turki menjadi negara maju.
-
Siapa Syekh Nurjati? Syekh Maulana Idhofi Mahdi Datuk Kahfi atau Syekh Nurjati menjadi tokoh penyebar Agama Islam yang berpengaruh di sekitar abad ke-14. Ia bergerak mengenalkan Islam ke wilayah barat pulau Jawa melalui semenanjung Malaka hingga ke pelabuhan Nagari Singapura yang saat ini merupakan wilayah Cirebon, Jawa Barat.
-
Siapa tokoh ekonomi Islam dari Solok? Tokoh ekonomi Islam asal Solok, Sumatera Barat ini sudah dikenal luas hingga ke Timur Tengah serta penggagas konsep ideologi ekonomi yang begitu gemilang.
-
Siapa yang beralih keyakinan? Namun, kini, Rayn Wijaya telah mengikuti keyakinan yang sama dengan Ranty Maria.
-
Mengapa Syekh Nurjati menyebarkan Islam? Setelah ilmunya dirasa cukup, ia kemudian memulai misinya untuk mengenalkan ajaran Islam.
-
Siapa yang menjuluki Gus Dur Bapak Keberagaman? Julukan Bapak Keberagaman ini diberikan oleh Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, museum yang mengelola koleksi, gagasan, dan karya para presiden.
-
Siapa nama asli dari Tulus? Nama lengkap Tulus adalah Muhammad Tulus Rusydi.
"Jadi Mustafa Kemal Attaturk ini adalah seorang tokoh yang kalau dilihat dari fatwa MUI adalah orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan," ujarnya.
Anwar merasa, jika pemerintah indonesia akan tetap menghormatinya dengan mengabadikan namanya menjadi nama salah satu jalan di Jakarta, maka hal demikian jelas akan sangat menyakiti hati Islam karena bagaimana mungkin sebuah negara yang bernama Indonesia yang berdasarkan Pancasila dimana sila pertamanya adalah ketuhanan yang maha esa.
"Sebab pemerintahnya akan menghormati seorang tokoh yang sangat sekuler dan melecehkan agama Islam yang menjadi agama dari mayoritas rakyat di negeri ini," kritiknya.
"Itu jelas merupakan sebuah tindakan yang tidak baik dan tidak arif serta jelas akan menyakiti dan mengundang keresahan di kalangan umat Islam yang itu jelas tidak kita harapkan," tutup Anwar.
Sebelumnya, Pemerintah berencana mengubah nama salah satu jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat menjadi jalan Mustafa Kemal Ataturk. Mustafa Kemal Ataturk merupakan tokoh Turki.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, rencana tersebut merupakan keinginan dari pemerintah Indonesia dan Turki.
"Jadi memang ada keinginan dari kita, dari pemerintah Turki agar ada nama dari kita yang ada di Turki dan juga nama tokoh dari Turki. Jadi sama-sama," katanya, Minggu (17/10).
Dia menyebut, Indonesia telah bekerja sama dengan Turki. Penggunaan nama tokoh Turki sebagai nama jalan di Indonesia bagian dari kelanjutan kerja sama kedua negara.
"Insya Allah ini bagian dari kerja sama antara Indonesia dan juga pemerintah Turki," ujarnya.
Politikus Gerindra ini enggan mengungkapkan di mana lokasi persis jalan yang akan menggunakan nama Mustafa Kemal Ataturk.
"Nanti akan disampaikan," tutup Riza.
Mustafa Kemal Ataturk adalah Presiden pertama Turki. Dia merupakan seorang perwira militer yang berideologi sekularisme.
Reporter: M Radityo/Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yaqut menegaskan tak akan mencabut pernyataannya soal capres bermulut manis.
Baca SelengkapnyaNama Jusuf disodorkan berpasangan dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep
Baca SelengkapnyaKetua Umum Dewan Adat Bamus Betawi, Muhammad Rifqi atau akrab disapa Ek Pitung, merespons polemik Suswono soal janda kaya nikahi pemuda pengangguran.
Baca SelengkapnyaUstaz Das'ad Latif menolak dengan halus ajakan Jusuf Hamka untuk maju di Pilkada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaNama Jusuf disodorkan berpasangan dengan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep
Baca SelengkapnyaGus Yahya menilai, salam sejahtera yang sering digunakan dalam berbagai tradisi keagamaan tidak selalu dianggap sebagai bagian dari ibadah formal.
Baca SelengkapnyaUstadz Zaelani membawa Jusuf Hamka untuk bertemu dengan Buya Hamka. Akhirnya, dia mengucap dua kalimat syahadat dan menyatakan dirinya masuk Islam.
Baca SelengkapnyaMeski hasil survei tersebut menunjukkan popularitasnya, Jusuf Hamka memutuskan untuk kembali fokus pada pekerjaan sosial dan meninggalkan ambisi politiknya.
Baca SelengkapnyaPKB baru saja menyelesaikan pelaksanaan Muktamar PKB ke-VI yang digelar di Nusa Dua, Bali, 24-25 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaLatar belakang Jusuf Hamka menjadi modal utama untuk membenahi persoalan infstruktur di Jakarta.
Baca SelengkapnyaCawapres Muhaimin Iskandar tegas menolak usulan DPR soal Gubernur DKI dipilih oleh presiden.
Baca SelengkapnyaKetika ditanya apakah Airlangga mundur karena dipaksa oleh pihak lain, Babah Alun enggan menjawab
Baca Selengkapnya