Tanggung jawab Danjen Kopassus saat anak buahnya tewaskan TNI AU
Merdeka.com - Diduga akibat masalah sepele, anggota dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) terlibat perkelahian. Dua matra TNI ini berkelahi saat berada di sebuah tempat karaoke, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Tak lama setelah bentrok berlangsung, salah satu anggota TNI AU, yakni Sersan Mayor (Serma) Zulkifli dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan tiga rekannya masih menjalani perawatan.
Setelah diselidiki, para pelaku yang diduga berkelahi dengan TNI AU merupakan anggota Grup 2 Kopassus di Menjangan, Magelang, Jawa Tengah. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, lima orang yang diduga berada di lokasi kejadian langsung diserahkan kepada Detasemen Polisi Militer (Denpom) untuk diperiksa.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Bagaimana momen adu panco antara Kasad dan prajurit? Pertandingan panco tersebut berlangsung seru dan menyenangkan.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
-
Bagaimana bentrokan itu berakhir? Kondisi tersebut bisa diurai setelah beberapa jam kemudian.
-
Siapa prajurit TNI AU yang menang? Ya, prajurit TNI AU yang bernama Praka Ongen Saknosiwi ini berhasil meraih kemenangan pada gelaran Byon Combat Showbiz Vol 3.
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
Belakangan, pelaku bertambah menjadi tujuh orang dan semuanya telah ditetapkan sebagai tersangka. Kini, hukuman tengah menanti para prajurit elite TNI tersebut.
Di tengah kasus yang melibatkan korpsnya, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayor Jenderal TNI Doni Monardo bertindak cepat. Dia langsung mengorganisir pasukannya, sekaligus menyampaikan permohonan maaf terhadap para korban, termasuk TNI AU.
Berbagai cara dia lakukan agar tidak terjadi aksi balas dendam dari TNI AU, mulai dari menanggung biaya pengobatan, hingga memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal. Terakhir, Doni juga berniat mengangkat putra almarhum Zulkifli sebagai anak angkatnya.
Berikut bentuk tanggung jawab yang ditunjukkan Danjen Kopassus saat anak buahnya menewaskan seorang anggota TNI AU:
Tanggung biaya pengobatan dan santunan Rp 100 juta
Mayjen Doni menyesalkan kasus perkelahian dan pengeroyokan yang berujung dengan tewasnya Serma Zulkilfi di sebuah kafa kawasan Sukoharjo, Jawa Tengah. Guna mengurangi penderitaan keluarga yang ditinggalkan, Danjen memberikan uang santunan Rp 100 juta kepada keluarga korban.Santunan ini diberikan setelah perwakilan Kopassus mendatangi rumah duka sembari mengantarkan jenazah kepada keluarganya. Hal itu disampaikan berdasarkan siaran pers resmi yang diterbitkan Dinas Penerangan Kopassus, Selasa (2/6) malam lalu.Uang santunan sebesar Rp 100 juta tersebut langsung diberikan kepada istri almarhum Serma Zulkifli. Selain itu, Doni juga berjanji akan menanggung seluruh biaya pengobatan bagi ketiga korban yang masih menjalani perawatan medis."Kami juga akan bertanggung jawab menanggung biaya pengobatan sampai sembuh. Kami juga akan memberi santunan kepada keluarga yang ditinggalkan," ujar Doni saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (2/6).
Angkat putra Alm Serma Zulkifli jadi anak
Mayjen Doni berencana menjadikan putra almarhum Sersan Mayor Zulkifli menjadi anak angkat. Tindakan ini dilakukannya sebagai bentuk tanggung jawab atas kematian sang ayah di tangan anak buahnya di Sukoharjo, Jawa Tengah."Ada rencana, kesempatan pertama Pak Danjen Kopassus nanti akan datang ke orangtuanya menyampaikan niatan untuk angkat anaknya jadi anak angkatnya. Itu sebagai bentuk tanggung jawab moral beliau," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Brigjen Wuryanto kepada merdeka.com, Jumat (5/6).Wuryanto menambahkan, Danjen tak sekadar mengangkat anak saja, tapi juga membiayai seluruh kebutuhan putra almarhum Sersan Mayor Zulkifli tersebut."Ya, biaya semuanya lah. Ini sebagai bentuk tanggung jawab. Ya anak angkat lah, bukan cuma pendidikan," ujarnya.Masalah tanggung jawab tak cuma diberikan kepada keluarga Zulkifli saja, tapi juga ketiga korban pemukulan yang hingga saat ini masih dalam perawatan. Di mana, seluruh biaya pengobatan ditanggung sepenuhnya oleh Kopassus."Rencana ini sudah dikomunikasikan Danjen kepada Wakasau. Cuma karena Danjen ini sangat sibuk, sekarang masih di NTT, belum sempat datang ke orangtuanya," pungkasnya.
Minta maaf dan janji transparan soal kasusnya
Mayjen Doni segera bertindak cepat segera setelah mengetahui para pelaku pengeroyokan empat anggota TNI Angkatan Udara merupakan anak buahnya. Selain memerintahkan prajurit agar tidak keluar markas, dia juga menyampaikan permohonan maaf kepada TNI Angkatan Udara selaku korban.Permintaan maaf tersebut disampaikan secara langsung melalui Wakil Komandan Jenderal Kopassus Brigjen TNI Santos G Matondang. Ucapan dibacakan saat menyambut kedatangan jenazah Serma Zulkifli di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta."Kami segenap keluarga besar Kopassus ikut berbelasungkawa sebesar-besarnya terutama keluarga korban termasuk yang dirawat," ujar Doni saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (2/6).
Janji transparan
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen haru dan membanggakan ala Komandan Koopssus TNI saat membaretkan sang putra yang baru saja selesai menempa pendidikan Kopassus.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengaku merasakan duka mendalam atas gugurnya prajurit-prajurit terbaik bangsa tersebut.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di pos security terminal penumpang Pelabuhan Tenau.
Baca SelengkapnyaRichard sendiri merupakan lulusan Akademi Militer 1992 dan berasal dari Kopassus.
Baca SelengkapnyaRespons Panglima TNI Jenderal Agus Soal Prajurit Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaDoni Monardo dikabarkan jatuh sakit dan menjalani proses perawatan intensif sejak 22 September 2023.
Baca SelengkapnyaPasukan TNI-Polri melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap DPO KKB dimulai sejak 15 Desember 2024.
Baca SelengkapnyaMantan Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI (Purn) Doni Monardo tutup usia.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang 3 TNI Angkatan Laut ini mengenang sosok Jenderal Doni Monardo.
Baca SelengkapnyaProfil satuan elite TNI AD Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 300/Braja Wijaya yang sedang jadi sorotan.
Baca Selengkapnya