Tangis Histeris Ayah Saat Makam Korban Kanjuruhan Dibongkar: Ya Allah, Anakku Mati
Merdeka.com - Keluarga korban tragedi Kanjuruhan tak kuasa menahan kesedihan saat proses ekshumasi. Ekshumasi adalah penggalian kubur untuk identifikasi forensik penyebab kematian seseorang sebagai bagian dari proses penyidikan.
Devi Athok Yulfitri (43), ayah salah satu korban berteriak histeris dari balik tenda yang tertutup kain. Dua anaknya Natasya Debi Ramadhani (16) dan Naila Debi Anggraini (13) menjadi korban dalam tragedi yang menewaskan 135 orang tersebut.
"Ya Allah, anakku mati," teriaknya di Taman Pemakaman Umum (TPU) Dusun Patuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11).
-
Siapa yang berteriak histeris? Tapi entah mengapa sang sopir langsung membanting setirnya ke kiri dan ke kanan dan sambil terus berteriak histeris sampai Layla Pun ikut panik.
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Sebagai pusat kekuasaan utama di Mesoamerika pra-Hispanik, Chichén Itzá terkenal dengan tradisi berdarahnya, penduduk masa ini juga mengorbankan kerabat termasuk saudara kandung khususnya laki-laki.
-
Siapa yang nangis? Sesuai dugaan Mulan, momen pamitan ini diwarnai dengan tangis haru. Meskipun kepindahan sekolah sudah disetujui Muhammad Ali, dia tetap merasa sedih harus meninggalkan sekolah yang telah menjadi tempat belajarnya sejak tahun lalu.
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
-
Dimana anak-anak dikorbankan? Sejauh ini, para peneliti baru bisa mengidentifikasi sisa-sisa 64 anak dari total 106 anak yang ditemukan pada 1967, di sebuah tangki air bawah tanah yang dikenal sebagai chultun, di situs Chichén Itzá, Meksiko Selatan.
Devi Athok bersama rombongan akhirnya dibawa keluar dari tenda. Tampak beberapa orang berusaha menenangkannya dan memberikan air minum.
Setelah terlihat tenang, Devi Athok dibawa meninggalkan lokasi dan dibawa ke tenda lain yang berjarak sekitar 10 meter.
Devi Athok begitu sedih. Untuk berjalan pun dia merasa lunglai. Beberapa sahabat terus memapahnya ke ambulans.
Pantauan di lokasi, proses ekshumasi berlangsung sejak pukul 08.30 WIB. Di lokasi berdiri tenda dan disterilkan pada radius 15 meter dengan dipasang police line.
Tampak hadir juga perwakilan dari LPSK, TPGF, Kemenko, Aremania dan lain sebagainya. Lokasi mendapat penjagaan ketat dari petugas kepolisian secara berlapis.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ibu korban menangis tiada henti saat mengantarkan empat peti jenazah anaknya ke TPU Perigi, Sawangan, Depok.
Baca SelengkapnyaHingga kini, belum diketahui sebab keluarga mengakhiri hidup dengan cara tragis.
Baca SelengkapnyaHasil autopsi menunjukkan bahwa kakak beradik MB (14) dan BN (7) mengalami luka yang mengerikan.
Baca SelengkapnyaSang anak berinisial AKE (12) sempat keluar rumah untuk minta tolong kepada tetangga, namun ayah, ibu, dan kembarannya tak selamat
Baca SelengkapnyaKorban yakni Nadila (13 tahun), dan dua anak kembar laki-laki berusia 10 tahun bernama Balki dan Balkia.
Baca SelengkapnyaUsai melakukan mencekik korban di dalam kamar, pelaku sempat keluar rumah dan merokok.
Baca SelengkapnyaPelaku kini telah mendekam di balik jeruji guna mempertanggung jawabkan perbuatan kejinya
Baca Selengkapnya"Menurut keterangan saksi Siti Rohaini, korban meninggal dunia akibat dipukul oleh sebuah batu konblok oleh anaknya yang diduga mengalami gangguan kejiwaan,
Baca SelengkapnyaKisah pilu pria ditinggal anak dan istri meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara dicekik pelaku hingga meninggal dunia dan jasadnya langsung dibuang ke sawah yang ada di sekitar rumah tinggal pelaku dan korban.
Baca SelengkapnyaReaksi prajurit TNI yang berusaha tegar melihat sang ayah meninggal dunia di rumah duka.
Baca SelengkapnyaSeorang ayah di Jagakarsa, Jakarta Selatan tega membunuh 4 anaknya sendiri.
Baca Selengkapnya