Tangkal berita hoax, polisi pantau setiap hal viral di medsos
Merdeka.com - Maraknya pemberitaan palsu atau hoax yang meresahkan masyarakat, mengundang keprihatinan berbagai pihak. Tak terkecuali Polresta Solo. Perhatian serius pun diberikan agar informasi palsu yang menyesatkan tak semakin merajalela di kalangan masyarakat.
Kapolresta Solo, Kombes Pol Ahmad Luthfi bahkan berjanji untuk membentuk unit khusus guna menangkal dan memerangi hoax. Polisi, kata Luthfi, saat ini juga gencar melakukan tindakan pre-emtive dan pre-ventive guna menghalau dampak yang tidak diinginkan.
"Untuk menangkal pemberitaan hoax, kami akan melakukan sinergitas baik internal maupun external yakni kepada pihak terkait lainnya. Pemantauan melalui media sosial oleh kepolisian juga kita lakukan," ujar Luthfi, Senin (27/2).
-
Bagaimana Polisi Pekanbaru melibatkan admin medsos untuk cegah hoax? Polresta Pekanbaru mengambil langkah inovatif dengan melibatkan admin media sosial publik dalam upaya mencegah hoaks dan isu sara selama Pemilu 2024.Kolaborasi ini terwujud dalam diskusi santai antara Satreskrim Polresta Pekanbaru, dipimpin oleh Kasat Reskrim Kompol Bery Juana Putra, dan sejumlah admin media sosial di salah satu kafe di Pekanbaru.
-
Bagaimana Polda Bali memastikan informasi itu hoax? 'Kami langsung koordinasi dengan Kabiro Kompas wilayah Bali dan Kompas tidak ada berita di Website kompastv.com untuk tangga 13 Juni 2024, redaksionalnya juga berbeda dengan Kompas TV, dan itu berita hoaks karena logo Kompas TV di palsukan oleh oknum tersebut,' kata Kombes Jansen dilansir dari akun Instagram Polda Bali.
-
Bagaimana Kominfo tangani isu hoaks? Kementerian Kominfo telah melakukan pemutusan akses atas konten yang teridentifikasi sebagai isu hoaks. Pemutusan akses ditujukan agar konten hoaks tidak tersebar luas dan merugikan masyarakat.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Bagaimana kasus viral membuat polisi bergerak? Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
Kapolresta menguraikan, nantinya di setiap Polsek harus menyediakan sumber daya anggota yang bertugas untuk memonitor viral menjadi tranding topic di sosial media. Dari viral yang muncul tersebut, lanjut Luthfi, petugas pemantau di Polsek harus melaporkan dan mengkoordinasikan ke tingkat Polresta hingga Polda maupun Mabes Polri.
"Koordinasi harus dilakukan dari tingkat Polsek hingga Mabes, sehingga akan terjalin sempurna. Kami masih akan melakukan pendalaman untuk membentuk unit tersebut. Karena dibutuhkan sumber daya yang mumpuni agar koordinasi dapat terjalin," jelas Kapolresta.
Tak hanya masyarakat umum saja yang 'termakan' informasi bersifat hoax. Namun, sejumlah tokoh masyarakat di Kota Solo juga menjadi korban berita bohong tersebut.
Salah satu tokoh masyarakat Kota Solo yang menjadi korban hoax, Sumartono Hadinoto menyambut baik rencana kepolisian tersebut. Pria yang menjabat Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Solo ini mengaku pernah menjadi korban hoax.
Saat mendatangi salah satu rumah sakit untuk menolong salah satu pasien yang membutuhkan bantuan, ternyata ia tak menemukan pasien tersebut. Padahal sebelumnya ia mendapatkan informasi tersebut dari media sosial.
"Saat kami datangi ke rumah sakit, ternyata pasien yang dimaksud tidak ada. Mungkin hoax atau bisa juga ada pasiennya tapi telah dipulangkan atau infonya telat," terang Sumartono. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar patroli siber untuk mengatasi serangan berita-berita hoaks dan fitnah selama Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAkun TikTok diduga telah mengunggah video editan dari foto tangkapan layar media
Baca SelengkapnyaTanpa hoaks politik, tanpa isu sara dan politik identitas merupakan salah kunci suksesnya Pilkada yang aman, damai dan sejuk.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaPegiat Mafindo Niken Setyawati berharap berita palsu dapat diminimalisasi mengingat calon-calon peserta pilkada kali ini jauh dari kontroversi.
Baca Selengkapnya