Tangkal Pelaku Pedofilia, Polrestabes Surabaya Gencar Beri Penyuluhan ke Sekolah
Merdeka.com - Marak belakangan ini temuan polisi terkait kasus pencabulan anak alias pedofilia di daerah Surabaya, Jawa Timur. Pada Juli 2019 saja, setidaknya ada tiga kasus besar terkait asusila yang terjadi di daerah tersebut.
Kasat Binmas Polrestabes Surabaya Kompol Muhammad Fatoni menyampaikan, temuan tersebut kini cukup mendapat perhatian lebih. Salah satu giat yang dilakukan terkait dengan penyuluhan ke para pelajar.
"Ada permasalahan apapun kita langsung respons, termasuk pedofilia ini. Tiap Senin itu ada dari kita yang menjadi pembina upacara di sekolah-sekolah," tutur Fatoni di Polrestabes Surabaya, Rabu (24/7).
-
Bagaimana cara mengatasi kekerasan anak di sekolah? 'Hal ini harus disikapi secara serius, dengan bergerak serentak akhiri kekerasan pada satuan pendidikan. Upaya keras, masif, terstruktur, aksi nyata, serta terukur dalam pencegahan dan penanganan kekerasan pada satuan pendidikan wajib dilakukan,' kata Aris.
-
Kenapa kekerasan anak di sekolah semakin marak? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif. 'Kekerasan pada anak di satuan pendidikan cenderung dilakukan secara berkelompok akibat lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya circle yang berpengaruh negatif,' kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (11/3).
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Apa dampak dari kekerasan di lingkungan sekolah? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Bagaimana cara Polres Jakpus mencegah tawuran pelajar? 'Patroli Polres maupun Polsek jajaran akan dikerahkan untuk mengantisipasi adanya konvoi remaja yang menggunakan sepeda motor yang dapat mengakibatkan kemacetan dan ketakutan warga yang sedang melintas di jalan raya. Dengan adanya Patroli secara rutin masyarakat merasa aman dan nyaman diperjalanan maupun di rumah,' papar dia.
-
Siapa yang berperan penting mencegah kekerasan seksual pada anak? 'Peran orang tua sangat besar, jadilah pendengar yang baik, usahakan jadi sahabat anak. Cari waktu berkualitas, sekarang banyak orang tua yang sibuk, padahal penting untuk mencari waktu berkualitas. Kadang, walaupun waktu banyak namun kurang berkualitas jadi kurang bisa mendukung edukasi yang diberikan pada anak,' kata Anggota Satgas Perlindungan Anak PP IDAI Prof. Dr. dr. Meita Dhamayanti, Sp.A(K), M.Kes.
Menurut Fatoni, penyuluhan kepada para pelajar sebagai tindak pencegahan pedofilia disesuaikan dengan jenjangnya. Bagaimana menghadapi orang tidak dikenal, mengetahui tindakan yang bersinggungan dengan perilaku cabul, hingga memberikan rasa aman agar tidak takut mengadu jika mengalami dugaan pelecehan seksual.
"Apapun permasalahannya kita sampaikan dan bahas semuanya. Radikalisme, pedofilia juga termasuk," jelas dia.
Selain sekolah, forum pertemuan dan diskusi di masyarakat juga dilakoni. Baik itu dalam bentuk acara formal, hingga yang hanya sekedar duduk bersama di warung kopi.
"Termasuk juga mengingatkan terkait penggunaan media sosial dan berkoordinasi dengan bagian siber," Fatoni menandaskan.
Sebelumnya, Anggota unit I Renakta Subdit IV Direskrimum Polda Jawa Timur menangkap pria berinisial (RSS), pembina pramuka asal Surabaya, yang telah melakukan pencabulan terhadap 15 anak di bawah umur.
"Tersangka melakukan tindakan pencabulan sejak pertengahan tahun 2016 sampai dengan 13 Juli 2019," tutur Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol F. Barung Mangera didampingi Kasubdit IV Ditkrimum Polda Jatim, AKBP Festo Ari Permana, Selasa 23 Juli 2019.
RSS mengatakan pertama kali melakukan perbuatan cabul kepada anggota pramuka binaannya pada 2016. Korbannya siswa kelas 2 SMP. Saat melakukan perbuatannya, tersangka merayu korban untuk mengikuti grup pramuka inti. Aksinya tersebut dilakukan di rumah tersangka di Kupang Segunting, Tegalsari, Surabaya.
Selain itu, Bareskrim Polri menangkap pelaku pencabulan anak lewat media sosial atau grooming. Tersangka berinisial TR (25) merupakan narapidana di Surabaya.
Wadirtipid Siber Bareskrim Polri Kombes Asep Safrudin menyampaikan, pelaku membuat akun media sosial Instagram palsu milik guru sekolah. Secara acak, dia kemudian memilih anak-anak yang menjadi follower akun asli guru tersebut untuk dimintai nomor Whatsapp.
Pelaku kemudian meminta foto atau video dengan grooming atau meyakinkan korban segera mengirimkan gambar telanjang dan sejenisnya melalui jaringan pribadi atau japri.
"Penelusuran, lebih dari 1300 dalam akun e-mail tersangka ada 1300 foto dan video. Semua anak tanpa busana. Yang sudah teridentifikasi ada 50 anak dengan identitas berbeda," ujar Asep di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 22 Juli 2019.
Reporter: Nanda Perdana
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satpol PP DKI Jakarta menggaet pelajar untuk mencegah terjadinya tawuran dan tindakan melanggar aturan lainnya di DKI.
Baca SelengkapnyaKasus asusila ini tak hanya merusak masa depan anak, namun juga membuat mereka harus berurusan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaPolisi diminta tindak tegas pelaku tawuran agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaCegah Tawuran Pelajar, Polda Metro Bakal Bikin Grup WhatsApp Bersama Para Guru
Baca SelengkapnyaPolres Padang Sidempuan gelar sosialisasi kepada pelajar tentang bijak menggunakan media sosial yang bertajuk 'Polwan Goes To School'.
Baca SelengkapnyaBisnis konten 'Video Gay Kids' yang dibongkar Polda Metro Jaya menjadi bukti rentannya anak-anak Indonesia menjadi korban eksploitasi pornografi.
Baca SelengkapnyaKapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto berjanji menindak tegas para pelajar yang terlibat tawuran.
Baca SelengkapnyaMenurut Atikoh, TPN telah menyusunkan program yang apabila Ganjar-Mahfud menang, maka di setiap lembaga pendidikan wajib ada tempat konseling.
Baca SelengkapnyaDirjen HAM menyebut tindakan merundung bisa mencederai martabat dan merugikan seseorang.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial yang memperlihatkan aksi sekelompok pelajar yang membawa senjata tajam (sajam) di wilayah Kalideres, Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaAnak pelajar sebagai korban tindak kekerasan dan perundungan harus mendapat penanganan yang tepat
Baca SelengkapnyaKapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto menaruh perhatian khusus pada kasus dugaan pencabulan anak tiri oleh anggota Kepolisian di Surabaya.
Baca Selengkapnya