Tangkal Terorisme, MPR Ingatkan soal Empat Pilar Kebangsaan
Merdeka.com - Aksi teror di dalam negeri belum menunjukkan tren penurunan. Mantan napi teroris (napiter) Mukhtar Khairi alias Abu Hafsah mengungkapkan bahwa selama 5 tahun terakhir ini, teroris wanita lebih militan dibandingkan pria. Mukhtar pun membeberkan alasan mengapa peran wanita sebagai eksekutor aksi terorisme meningkat.
Berangkat dari fakta tersebut, anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) Fraksi NasDem Ahmad Sahroni mengingatka Empat Pilar Kebangsaan, sebagai upaya menangkal warga terpapar paham radikal.
Menurut Sahroni, pemahaman dan pengamalan empat Pilar MPR RI, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dapat menjadi pilar utama dalam mencegah penyebaran paham terorisme maupun radikalisme di lingkungan masyarakat.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
-
WNI apa yang sudah dipulangkan? Berdasarkan data Kemlu, terdapat 10 WNI di Gaza. Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
-
Siapa WNA yang ditangkap Imigrasi? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Di mana WNI dievakuasi ke? Pagi ini, saya menerima laporan bahwa mereka telah sampai di Suriah, melalui Damaskus dengan selamat.
"Akhir-akhir ini kita kerap mendengar adanya aksi penangkapan terhadap terduga teroris di berbagai daerah. Ini sangat menyedihkan karena tentunya keberadaan teroris ini menyebabkan munculnya rasa tidak aman dan keresahan di masyarakat," ujar Sahroni dalam keterangannya, Jumat (28/5).
Karenanya, Sahroni mengingatkan warga agar tetap berpegang teguh pada nilai-nilai empat pilar demi membendung munculnya paham terorisme dan radikalisme. Menurutnya, pemahaman ekstrimis bisa menjamur karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap keempat pilar tadi.
"Saya melihat, paham ekstrimisme dapat masuk dan mempengaruhi masyarakat karena kurangnya pemahaman di masyarakat akan nilai-nilai tersebut. Karenanya, saya hadir di sini untuk membantu memberikan pemahaman terkait nilai penting Empat Pilar MPR."
Pada kesempatan yang sama, Sahroni juga mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengedepankan nilai-nilai toleransi antar sesama.
"Perlu kita pahami bahwa teroris itu tidak bisa ditunjuk ke satu agama tertentu. Paham terorisme ini datang dari pemahaman yang eksklusif dan intoleran, karenanya kita harus selalu mengutamakan keterbukaan, diskusi, dan inklusifitas di masyarakat," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menyebutkan berdasarkan data lembaganya sekitar 1.500 warga negara Indonesia (WNI) yang telah menjadi teroris lintas batas atau foreign terrorist fighters (FTF), 800 orang di antaranya belum pulang.
"FTF asal Indonesia seperti perkiraan Satgas FTF BNPT total ada 1.500 orang, dengan rincian 800 orang belum pulang, meninggal dunia 100 orang, dideportasi sudah sampai di Indonesia sebanyak 550 orang dan returning 50 orang," katanya dalam Rapat Kerja Komisi III DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/5).
Dia menjelaskan, proses hukum sedang dilakukan terhadap 120 deportan dan returning sejak tahun 2015, terkait tindak pidana atau pendanaan terorisme. Menurutnya, terhadap deportan dan returning yang tidak menjalani proses hukum, menjalani program deradikalisasi yang melibatkan Balai Rehabilitasi Sosial dan Anak yang memerlukan perlindungan khusus.
"Lalu terkait tahap reintegrasi ke masyarakat dilakukan dengan pengawasan terbuka dan tertutup. Pengawasan terbuka dilakukan dengan kunjungan bagi profil yang dianggap kooperatif, dan tertutup dilakukan melalui surveillance berbasis teknologi informasi," ujar Boy seperti dilansir dari Antara.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen (Purn) Boy Rafli Amar dianugerahi tanda penghormatan oleh Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaTotal 146 terduga teroris ditangkap Polri sepanjang tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPemerintah memprioritaskan penanganan penyintas bukan hanya dari aspek fisik, melainkan juga psikis dan keberlanjutan finansial.
Baca SelengkapnyaMa'ruf menduga kelompok ini menyasar anak muda karena masa depan bangsa ada di tangan mereka.
Baca SelengkapnyaUntuk modus para tersangka yakni menjadikan korban sebagai PMI hingga PSK.
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaSementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin berpesan kepada BNPT untuk lebih memperkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak.
Baca SelengkapnyaKorban TPPO diserahkan ke Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI).
Baca SelengkapnyaPerlunya pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk menyebarkan pesan toleransi dan moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan mempelajari mengapa para pengungsi bisa berakhir di Indonesia yang semula bukan negara tujuan atau transit.
Baca Selengkapnya