Tangkapan Gepeng di Palembang Selama Pandemi Bikin Penampungan Penuh
Merdeka.com - Selama pandemi Covid-19, keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) di Palembang menjamur. Alhasil, tempat menampung mereka yang diamankan dari hasil razia mengalami over kapasitas.
Kepala Dinas Sosial Palembang Heri Aprian mengungkapkan, penampungan yang ada hanya mampu menampung sekitar 20 orang. Namun, tangkapan saat ini meningkat dua kali lipat lebih atau mencapai 50 orang. Alhasil, pengamanan dan edukasi tak berjalan optimal.
"Kami mengalami kesulitan menampung gepeng dan anak jalanan karena daya tampung over kapasitas. Sebelum ada corona biasanya hanya ada 20 yang tertangkap, sekarang menjadi 50 orang," ungkap Heri, Selasa (30/6).
-
Dimana saja pemudik motor terlihat ramai? Mudik motor masih jadi primadona Jutaan pemudik dengan motor menyemut selama musim mudik 2023. Memadati ruas-ruas jalan demi bertemu keluarga di kampung halaman.
-
Di mana papeda populer? Selain di Papua, olahan papeda juga populer di wilayah Indonesia timur lainnya yakni Sulawesi dan Maluku.
-
Di Mana Pendap Populer? Rupanya tak hanya populer di Bengkulu, makanan ini juga populer di Indonesia.
-
Apa ciri orang Palembang? Mangcik gagah bicik cantikItulah ciri orang Palembang
-
Jalur Pantura Jawa Barat, apa yang masih ramai dilalui? Saat ini suasananya masih ramai, maksudnya ramai itu kendaraan barang ya (truk besar).
-
Mengapa warga memanggul Pegi? Hal itu dilakukan sebagai bentuk rasa bahagia mereka karena pemuda yang tidak bersalah akhirnya mendapatkan apa yang seharusnya ia dapatkan.
Menurut dia, mayoritas gepeng di jalanan adalah pemain lama dan sebagian kecil gepeng baru yang memanfaatkan situasi. Mereka menyebar di 14 titik dari arah Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II hingga Jakabaring Palembang.
"Modusnya jadi manusia silver, bawa anak-anak atau bayi. Hampir sama dengan modus-modus sebelumnya," ujarnya.
Dia mengatakan, tengah menyelidiki orang-orang yang mengeksploitasi para gepeng. Sebab muncul dugaan ada oknum yang sengaja mengkondisikan mereka dan meraup keuntungan.
"Kami tengah menyelidikinya, siapa koordinator mereka, kami yakin pasti ada," kata dia.
Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja Palembang Alhidir mengatakan, perburuan koordinator gepeng melibatkan polri dan TNI agar segera tertangkap. Mereka nantinya akan dijerat hukum pidana karena melakukan eksploitasi orang, terutama anak di bawah umur.
"Tiga hari ke depan kita telusuri dan mudah-mudahan segera tertangkap dalangnya," ujarnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jalur arteri Karawang yang mulai dipenuhi oleh pemudik yang didominasi dengan kendaraan roda dua.
Baca SelengkapnyaKendaraan didominasi para pemudik hendak balik ke kota asalnya. Tingginya volume kendaraan juga dipicu banyaknya wisatawan.
Baca SelengkapnyaSelanjutnya mereka akan dibawa ke tempat rehabilitasi untuk mendapat pembinaan di wilayah Cirebon.
Baca SelengkapnyaDirut ASDP membeberkan fakta terkait kemacetan horor yang terjadi saat arus mudik lebaran 2024 di Pelabuhan Merak, Banten.
Baca SelengkapnyaBegini sisi lain gunung sampah Bantar Gebang yang mampu membuat terkejut dan heran.
Baca SelengkapnyaPengalihan ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan yang terjadi di Pelabuhan Merak.
Baca SelengkapnyaPemudik terpantau mulai memadati terminal-terminal di Jakarta dan sekitarnya meski Lebaran masih 8 hari lagi.
Baca SelengkapnyaKepadatan terjadi di Pelabuhan Ciwandan pada hari pertama puncak arus mudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaTak hanya pemudik bermobil, ribuan pemudik pejalan kaki juga memadati Pelabuhan Merak pada puncak arus mudik Lebaran 2024.
Baca SelengkapnyaRatusan kendaraan roda empat milik pemudik tersebut memadati Pelabuhan Bakauheni untuk menunggu antrean masuk naik ke geladak kapal.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi Karya Sumadi mengakui 3 lokasi arus mudik lebaran menjadi yang paling menantang untuk diselesaikan.
Baca SelengkapnyaSebelum memasuki kawasan perdagangan, kapal-kapal dari Sungai Bengawan Solo bersandar dulu di Gandekan
Baca Selengkapnya