Tangsel Butuh Calon Pemimpin Alternatif dan Bebas dari Dinasti Politik
Merdeka.com - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ali Munhanif menyatakan, Kota Tangerang Selatan tak mengalami kemajuan sejak dua periode kepemimpinan Airin Rachmi Diany. Dia menyebut, Pemerintah Kota Tangsel, di bawah kepemimpinan Airin Rachmi Diany, belum mampu membawa Tangsel lebih maju.
"Kepemimpinan merupakan kunci keberhasilan daerah. Kepemimpinan ini syaratnya mampu mengendalikan partai, tidak transaksional, dan terbebas dari dinasti," ujar Ali Munganif saat diskusi yang digelar Jaringan Pemilih Tangerang Selatan (JPTS), di Ciputat, Kota Tangsel, Sabtu (27/7).
Menurut dia, Pemkot Tangsel saat ini, bukannya tidak berhasil. Tetapi menyia-nyiakan kesempatan untuk membawa Tangsel lebih baik.
-
Siapa saja caleg petahana yang gagal di Pemilu? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024. Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Siapa yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada adalah proses di mana masyarakat memilih pemimpin lokal, seperti gubernur, bupati, atau wali kota, yang akan memegang kendali atas pemerintahan daerah mereka selama beberapa tahun ke depan.
-
Kenapa Marshel Widianto mundur dari Pilkada Tangsel? Baru-baru ini, Marshel menjadi sorotan karena digadang-gadang sebagai calon wakil walikota Tangerang Selatan, namun akhirnya mundur setelah menuai banyak kontroversi.
-
Siapa yang bisa jadi pemimpin? 'Pemimpin adalah penjual harapan.' – Napoleon Bonaparte
-
Siapa yang diusulkan untuk Pilkada? Dalam Pilkada 2005, calon kepala daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik.
"Tangsel sebagai penyangga Jakarta seharusnya bisa melebihi menjadi lebih baik. Bojonegoro, Bandung, Surabaya, Bantaeng merupakan contoh bagi kita untuk selalu optimis," ucap dia.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa perlu gerakan sipil di Tangsel dalam memunculkan pemimpin alternatif untuk menghadapi dominasi.
"Masih ada waktu. Kita tak boleh pesimis dalam menemukan pemimpin alternatif. Perlu dibangun simpul-simpul untuk melakukan gerakan sipil ini," ujarnya.
Ade Irawan, aktivis antikorupsi yang juga pemateri diskusi juga sepakat bahwa tanpa pemimpin yang kuat jangan berharap Tangsel menjadi lebih baik.
"Tangsel punya potensi untuk menjadi daerah lebih baik. Keuangan daerah hampir 4 triliun. Sebagian daerah dibangun oleh sejumlah pengembang besar. Tangsel bisa jadi percontohan, bukan hanya bagi Banten tetapi bagi daerah lain secara nasional," ungkapnya.
Ade menegaskan bahwa salah satu hal yang perlu dibenahi di Kota Tangsel adalah perimbangan pembangunan. Menurutnya, fasilitas publik yang disediakan pemerintah di Tangsel belum sebanding dengan yang disediakan pihak swasta.
"Di Tangsel ada sekolah terbaik, rumah sakit terbaik, pasar percontohan tetapi itu yang dibangun swasta, bukan pemerintah daerah," ungkapnya.
Menurutnya, kepemimpinan yang baik perlu memiliki kemampuan, komitmen atau keberanian, serta inovasi.
Sementara pengamat politik Adi Prayitno menyatakan bahwa ada paradoks di Kota Tangsel dalam perpolitikan. Dikatakan, di Tangsel banyak kampus ternama, aktivis, taraf ekonomi yang baik, dan dekat dengan Jakarta namun dalam politik masih permisif dengan politik uang.
"Budaya politiknya 45 persen warganya agak matre karena mentoleransi politik uang. Ini menyedihkan. Politik seperti itu harus diputus untuk mencari pemimpin yang revolusioner dan transformatif," tegasnya.
Adi Prayitno juga sepakat perlunya pemimpin alternatif di Kota Tangsel. "Yang nyalon jangan itu-itu saja. Perlu tokoh baru yang bisa menjadi alternatif. Oleh karena itu para aktivis, mahasiswa, dan semua pemangku kepentingan perlu turun ke masyarakat memberikan pemahaman," ungkapnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keputusan Gerindra tersebut menuai pro dan kontra di publik
Baca SelengkapnyaMarshel Widianto mengumumkan mundur dari Pilkada Tangerang Selatan 2024.
Baca SelengkapnyaTingkat partisipasi pemilih di Pilkada Tangsel 2024 ini juga merosot tajam dengan tingkat partisipasi yang hanya di 57,1 persen.
Baca SelengkapnyaMenurut Kaesang, sudah sewajarnya Marshel diberi kesempatan memimpin dan ikut Pilkada.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menilai kinerja Ridwan Kamil selama menjadi Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat tidak maksimal.
Baca SelengkapnyaDahnil menyayangkan ada pihak menggunakan jabatan kepala daerah hanya untuk sekadar terlihat 'asal beda'.
Baca SelengkapnyaDari ketiga parpol yang menghubunginya, Anang mengatakan, ada satu yang sudah memintanya untuk menyerahkan visi-misi ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaMarshel Widanto cukup menghebohkan publik terkait keputusannya maju Pilkada 2024
Baca SelengkapnyaApakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.
Baca Selengkapnya"Hal ini memang bukan yang pertama kali didengar. Apalagi ada datanya," imbuh Hasto.
Baca SelengkapnyaPada pilkada 2024 mendatang, Benyamin juga menyatakan siap kembali maju dalam kontestasi tersebut berpasangan dengan Pilar Saga Ichsan.
Baca SelengkapnyaAnang mengaku mendapat panggilan dari sejumlah parpol untuk seleksi Pilkada Kalsel 2024.
Baca Selengkapnya