Tawar 'tarif' Akil, Hambit sempat dicemooh Chairun Nisa
Merdeka.com - Terdakwa kasus dugaan suap pengurusan sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas di Mahkamah Konstitusi, Hambit Bintih, mengaku sempat dicemooh oleh politikus Partai Golkar, Chairun Nisa, saat dia mencoba menawar besaran duit suap buat mantan Ketua MK, Akil Mochtar. Hambit mengatakan Akil berkeras tidak mau menurunkan 'tarif' pengurusan sengketa itu buat perkara dia.
Menurut Hambit, cibiran Nisa itu disampaikan saat keduanya bertemu di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat pada pertengahan September 2013. Saat itu, hadir pula Ketua Dewan Pimpinan Daerah I Partai Golkar Kalimantan Tengah, Rusliansyah, dan suami Nisa, H. Maliki. Rusliansyah juga salah satu perantara pengurusan sengketa pilkada, dan yang menjembatani pertemuan Hambit dengan Akil dan Nisa.
Dalam pertemuan itu, Nisa menunjukkan pesan singkat dari Akil kepada Hambit, yang isinya soal nominal fulus mesti diserahkan supaya urusan lancar. "Saya waktu itu duduk semeja dengan Ibu (Nisa). Sambil bisik-bisik, Ibu menunjukkan sms dari Pak Akil yang meminta uang," kata Hambit saat bersaksi dalam sidang Chairun Nisa, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (6/2).
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa saja tersangka dalam kasus suap ini? Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan pihaknya juga menetapkan anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu Rudi Syahputra Ritonga, serta dua pihak swasta bernama Efendy Sahputra dan Fajar Syahputra sebagai tersangka.
-
Siapa yang mencecar bos PT Timah? Anggota DPR Amin Ak sampai keras mencecar Bos PT Timah terkait kasus korupsi rugikan negara Rp271 triliun melibatkan banyak pengusaha.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Siapa tersangka korupsi timah? Berikut daftar 16 tersangka korupsi tata niaga timah: 1. Harvey Moeis, perpanjangan tangan PT RBT2. Helena Lim, crazy rich PIK atau Manajer PT QSE3. Toni Tamsil (TT), pihak swasta4. Achmad Albani (AA) selaku Manager Operasional Tambang CV VIP dan PT MCM5. Tamron (TN) alias AN selaku Beneficial Ownership CV VIP dan PT MCM6. EE alias EML selaku Direktur Keuangan PT Timah tahun 2017-20187. MRPT alias RZ selaku Direktur Utama PT Timah tahun 2016-2021 8. HT alias ASN selaku Direktur Utama CV VIP9. MBG selaku Pengusaha Tambang di Kota Pangkalpinang10. SG alias AW selaku Pengusaha Tambang di Kota Pangkalpinang11. RI selaku Direktur Utama (Dirut) PT SBS12. BY selaku mantan Komisaris CV VIP13. RL selaku General Manager PT TIN14. Reza Andriansyah (RA) selaku Direktur Business Development15. Suparta (SP) selaku Dirut PT Refined Bangka16. ALW selaku Direktur Operasional tahun 2017, 2018, 2021 dan Direktur Pengembangan Usaha tahun 2019 s/d 2020 PT Timah Tbk.
-
Siapa yang melakukan itu? Toh kamu juga tidak sendirian, karena banyak orang melakukan hal kamu juga lakukan.
Hambit mengaku awalnya keberatan dengan jumlah permintaan Akil yang 'menembak harga' pengurusan sengketa pilkada Gunung Mas Rp 3 miliar. Dia pun mencoba menawar dan menyampaikannya kepada Nisa.
"Pas ditunjukkan sms, saya tanya sama ibu. 'Enggak ada yang 500-an (Rp 500 juta) Bu?' Terus Ibu bilang, 'Kamu ini. Sudah enggak ada yang main 500-an. Kamu ini sedikit. Walikota (Palangkaraya) dan Barito Utara itu 4-5 (Rp 4-5 miliar).' Saya bilang, 'Oh, ya sudah.'," ujar Hambit.
Hambit pun pasrah karena Akil memberikan 'harga mati' pengurusan sengketa pilkada Gunung Mas. Lantas Hambit segera mengontak bendahara tim suksesnya yang juga keponakannya, Cornelis Nalau Antun. Maksudnya adalah supaya Cornelis yang pengusaha kelapa sawit itu menyediakan duit itu.
"Saya kontak dia, 'Di mana kau Lis?' Dia jawab di Jakarta. Lalu saya minta dia datang. Singkat cerita, saya tanya ke dia apa punya Rp 3 miliar? Dia jawab, 'Kalau om butuh akan saya sediakan. Utang juga enggak apa-apa.' Akhirnya Ibu dan Cornelis bertukar nomor telepon," terang Hambit.
Namun, Hambit berdali Cornelis tidak tahu apa-apa soal sengketa pilkada. Dia mencoba pasang badan menyatakan keponakannya itu tidak pernah tahu uang sejumlah Rp 3 miliar dalam bentuk mata uang Dolar Amerika Serikat dan Singapura itu dipakai buat menyuap Akil.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Didatangi sang aparat, ibu kantin secara sukarela memberi sejumlah lembaran uang dari kantong sendiri.
Baca SelengkapnyaKepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut AKP Ari Rinaldo mengatakan bahwa aksi tersebut terjadi di jalan Gagak Lumayung, Kelurahan Kota Wetan.
Baca Selengkapnya