Tawuran berdarah Tjakrabirawa dan RPKAD bikin geger Jakarta
Merdeka.com - Resimen Tjakrabirawa dibentuk 21 Juni 1962 untuk menjaga keselamatan Presiden Soekarno . Banyak keistimewaan pasukan elite yang dibentuk dari gabungan empat angkatan ini.
Salah satunya, Tjakrabirawa bukan berada di bawah Markas Besar TNI, tetapi langsung di bawah presiden. Anggaran operasionalnya pun langsung ditangani rumah tangga kepresidenan. Seragam Tjakrabirawa dibuat sedikit kecoklatan dengan baret warna merah bata. Berbeda dengan pakaian organik TNI saat itu.
Banyak yang tidak suka dengan penampilan Tjakrabirawa. Sebagian anggota Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) misalnya, mereka merasa Tjakrabirawa tak layak mengenakan baret merah. Maklum, bertahun-tahun baret merah identik dengan RPKAD yang sudah menorehkan prestasi di berbagai palagan.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Siapa yang terlibat dalam baku tembak tersebut? Anggota Brimob dan TNI yang dikerahkan untuk menjaga keamanan Papua dan menumpas KKB juga mengalami masalah yang cukup pelik. Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Apa saja jenis senjata yang ditemukan? 'Kapak dapat digunakan sebagai alat atau senjata. Fungsi terakhir juga berlaku untuk mata tombak,' kata Trefný.
-
Apa yang ditembak? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL.
-
Siapa yang terlibat dalam kontak tembak? Kontak tembak terjadi antara Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 133/Yudha Sakti dengan OPM wilayah Sorong Raya.
-
Siapa yang mengacungkan senjata api? Menurut dia kondisi seketika mencekam, karena dua dari gerombolan itu mengacungkan senjata api.
"Kalau ada Tjakra lewat jalan raya Bogor dan lewat Cijantung suka disorakin sama anak-anak RPKAD," kata Adi, seorang pensiunan RPKAD mengingat hal tersebut saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (27/9).
RPKAD dan Tjakrabirawa bahkan pernah terlibat bentrok berdarah. Jakarta tegang oleh ulah dua pasukan elite itu sekitar tahun 1964. Penyebab bentrok berdarah itu cuma masalah sepele. Pagi harinya Tjakrabirawa dari KKO dan RPKAD sedang berlatih baris berbaris di Lapangan Banteng.
Setelah latihan, anggota RPKAD belajar menyetir mobil. Entah siapa yang memulai tiba-tiba kedua satuan elite ini saling ejek. Lalu berkembang jadi perkelahian. Karena lokasi dekat dengan markas Marinir, RPKAD kalah jumlah. Mereka lalu mengontak kawan-kawan mereka di Markas RPKAD Cijantung.
Bukan hanya pakai sangkur, mereka semua menggunakan senapan serbu AK-47. Ada beberapa yang menyandang bazooka dan siap menembak. Kawasan Kwini hingga Senen, Jakarta Pusat tak ubahnya seperti medan pertempuran.
Komandan Batalyon I RPKAD Mayor Benny Moerdani baru pulang main tenis dari Senayan langsung meluncur ke lokasi kejadian. Benny melihat puluhan anggota RPKAD dan KKO tergeletak penuh darah di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat.
Untungnya Benny kenal dengan Mayor Saminu, komandan Batalyon KKO Tjakrabirawa itu. Dia meminta tembak menembak dihentikan. Benny pun menyuruh seluruh anggota RPKAD pulang naik truk ke Cijantung.
Tindakan Benny mencegah jatuh korban jiwa lebih besar. Saat itu RPKAD sudah siap menembakkan bazooka, sementara KKO sudah siap memberondongkan AK-47 mereka.
Banyak satuan lain merasa iri dengan Tjakrabirawa karena disangka digaji lebih tinggi dan sejahtera. Padahal menurut Wakil Komandan Tjakrabirawa Kolonel (Purn) Maulwi Saelan, hal tersebut tidak benar.
"Kalau gaji itu dibayarkan dari satuan. Misal anggota Tjakrabirawa dari Yon 454, ya gajinya dibayarkan tetap dari Yon 454. Tidak ada kesejahteraan lain. Di Tjakrabirawa itu ya cuma bertugas," kata Saelan saat berbincang dengan merdeka.com.
Soal hubungan Resimen Tjakrabirawa dengan RPKAD yang tidak akur, Saelan mengakui memang ada yang iri karena menganggap Tjakrabirawa lebih sejahtera. Tapi selebihnya baik-baik saja.
"Tjakra dianggap istimewa, apalagi baretnya hampir sama. Mereka anggap kita pasukan yang wah. Tapi saya sendiri tak ada masalah. Saya terjun di RPKAD, di Batujajar. Komandan RPKAD Sarwo Edhie Wibowo meminta saya melatih RPKAD main bola. (Saelan adalah mantan kiper Timnas Indonesia yang pernah menahan Uni Soviet 0-0 di semifinal olimpiade 1956)," jelasnya.
Presiden Soekarno sendiri rupanya sudah mencium akan ada kecemburuan antarsatuan. Dalam pidatonya, Soekarno meminta Tjakrabirawa tak perlu sombong.
"Tugas Resimen Tjakrabirawa tidak lebih tinggi dari tugas Angkatan Darat. Sebaliknya, tugas Angkatan Darat tidak lebih tinggi daripada tugas Resimen Tjakrabirawa. Jangan ada salah satu angkatan yang merasa dirinya lebih dari angkatan lain, tidak!" pesan Soekarno .
"Jikalau aku memberi pakaian yang mentereng kepada kompi protokol, itu tak lain dan tak bukan ialah tiap-tiap negara harus mempunyai barisan protokol yang mentereng. Datanglah ke negara manapun, barisan protokolnya selalu mentereng. Ia punya pakaian bukan buat ganteng-gantengan, tetapi ialah untuk menjunjung tinggi nama negaranya," lanjut Soekarno .
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi tawuran ini viral di media sosial setelah dua kelompok tersebut tertangkap CCTV. Salah satunya diunggah akun Instagram @info_sawahbesar.
Baca SelengkapnyaTawuran tersebut melibatkan dua kelompok, yakni Geng Biang Rusuh (Birus) dan Geng Anak Lapak Klender.
Baca SelengkapnyaBiasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan anggota Brimob dan TNI yang sedang baku tembak dengan KKB OPM Papua dan membuat situasi menjadi memanas.
Baca SelengkapnyaTiga pemuda ditetapkan sebagai tersangka kasus teror penembakan di sejumlah jalan tol dan kampus Unesa, Surabaya. Dua di antara masih berstatus mahasiswa.
Baca SelengkapnyaMeniru Gim Perang, Ini Peran 3 Pemuda Pelaku Penembakan Sopir Pakai Airsoft Gun di Tol Sidoarjo
Baca SelengkapnyaSalah satu pelajar bahkan diamankan polisi saat bersembunyi di Cikarang, Bekasi.
Baca SelengkapnyaSejauh ini motif tawuran diduga akibat saling ejek di media sosial.
Baca SelengkapnyaBayu mengatakan informasi 3 KKB yang tertembak diperoleh dari informan dalam kelompok Yoswa Maisani.
Baca SelengkapnyaTawuran antar-warga kerap terjadi berulang di lokasi dekat pasar gembrong
Baca SelengkapnyaEnam pelakutawuran di Ciledug, Kota Tangerang ditangkap polisi. Mereka diduga membacok dan menyiram rivalnya dengan air keras.
Baca SelengkapnyaKekerasan yang terjadi di jalan Hasyim Ashari, Kota Tangerang, Jumat (17/5/2024) malam viral di media sosial.
Baca Selengkapnya