TB Hasanuddin soal TNI ikut Dimas Kanjeng: Otaknya tidak dipake
Merdeka.com - Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V Brawijaya, Mayjen TNI I Made Sukadana mengakui ada beberapa anggotanya yang menjadi pengikut Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin tak habis pikir dengan adanya anggota TNI yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng dan percaya uangnya dapat digandakan. Dia menilai Anggota TNI tersebut sudah tak lagi dapat berpikir dengan jernih.
"Itu otaknya tidak dipakai. Saya tahu itu siapa saja. Otaknya tidak dipakai. Kesimpulannya tidak ada untungnya, uangnya itu masuk ke Kanjeng Dimas," kata TB di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/10).
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang didoakan oleh mantan Panglima TNI? 'Siap, satu perempuan. Tamat SMA, sekarang sedang mencoba untuk masuk IPDN,' ungkap Kapten Pandjaitan.
-
Siapa yang menjaga makam Pangeran Diponegoro? Menurut Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, makam itu tidak perlu dipindah. Apalagi keberadaan makam tersebut dihargai dan dijaga oleh masyarakat Makassar. “Kalau saya tidak usah dipindah. Pangeran Diponegoro di sana juga dihargai masyarakat. Mereka juga menjaga makam itu“
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
Purnawirawan jenderal bintang dua ini meyakini anggota TNI tersebut sudah putus asa dalam mengejar materi. Sehingga, mengambil jalan pintas dengan menjadi pengikut Dimas Kanjeng.
"Ketika orang itu goyah dan mencari jalan solusi. Kalau meminta sama Allah juga panjang. Lalu pinjem duit ke Bank harus pakai bon maka logika dan kepintaran kita tergerus dengan arus pendek dengan cara mendatangi Dimas Kanjeng," ujarnya.
Seperti diketahui, selain menjadi pengikut, ada pula seorang anggota TNI Angkatan Udara (AU) di lingkungan Lapangan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, Malang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan santri Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo, Jawa Timur, yang melibatkan pengasuhnya Taat Pribadi.
Oknum bernama Serka RD diduga ikut terlibat dalam pembunuhan berencana Abdul Gani oleh Taat Pribadi dan anak buahnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan
Baca SelengkapnyaPihaknya telah melakukan kajian dan koordinasi dengan TNI sesuai dengan MoU atau nota kesepahaman berkaitan dengan neteralitas ASN TNI dan Polri.
Baca SelengkapnyaAndika menyatakan jika PDIP mengusulkan namanya, dia siap untuk maju sebagai bagian dari tugas kader.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto balas menyentil Jenderal Dudung yang menanggapi ucapan Megawati Soekarnoputri soal netralitas TNI.
Baca SelengkapnyaPDI Perjuangan menyesalkan aksi tindak kekerasan dan penyiksaan prajurit TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali.
Baca SelengkapnyaKehadiran Teddy di KPU untuk menjalankan tugas sebagai ajudan Prabowo.
Baca SelengkapnyaPolisi mengabulkan penangguhan penahanan terhadap seseorang berinisial ARH.
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan.
Baca SelengkapnyaDudung kemudian mempertanyakan Megawati, yang tidak menyinggung ketidaknetralan Badan Intelijen Negara atau BIN.
Baca SelengkapnyaDalam foto yang beredar, Teddy tampak mengenakan kemeja biru yang merupakan seragam kampanye Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaAria tegas mengatakan TNI tidak boleh ikut berpihak ke salah satu capres dengan alasan apapun
Baca SelengkapnyaSaudara dari Mayor Dedi itu diketahui merupakan tersangka dugaan kasus pemalsuan tanda tangan penjualan lahan milik PTPN.
Baca Selengkapnya