Tebing 7 Meter Longsor Timpa Kamar Ponpes di Pamekasan Dihuni 7 Santri, 5 Meninggal
Merdeka.com - Empat santri menjadi korban tanah longsor di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Para korban berasal dari Kabupaten Jember yakni tiga korban meninggal dunia dan satu korban mengalami luka-luka.
"Memang benar empat santri yang menjadi korban bencana longsor di Pamekasan merupakan warga Jember. Tiga korban meninggal dunia dan satu korban luka-luka," kata Plt Kepala Dinas Sosial Jember Widi Prasetyo di Jember, Rabu (23/2).
Bencana longsor menerjang Pondok Pesantren An-Nidhomiyah Pamekasan, Jawa Timur, hingga menyebabkan lima orang meninggal dunia pada Rabu sekitar pukul 02.00 WIB.
-
Siapa yang menjadi korban longsor di Sragen? Jasad Sutarmi, salah satu penghuni rumah itu, ditemukan pada Minggu (3/3) malam.
-
Siapa saja yang menjadi korban longsor? Empat korban itu yakni; Caisar Sofian (28), Putri Amanda (26), Sofia Putri (10) dan Ghibran Naufa (5).
-
Siapa yang meninggal akibat Gempa Bantul? Tercatat satu warga meninggal di Kabupaten Bantul.
-
Kapan tanah longsor terjadi di Pemalang? Salah satu bencana longsor itu terjadi di Desa Tundagan, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, pada Minggu (3/3) petang.
-
Mengapa warga Puncak meninggal? Kematian karena diare dan dehidrasi,“ Abdul menyebutkan berdasarkan laporan tersebut, kekeringan ini telah berdampak pada kurang lebih 7.500 jiwa.
-
Bagaimana keadaan korban longsor? Sebanyak 23 orang korban banjir dan lonsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Santri asal Jember yang meninggal dunia dalam bencana longsor itu yakni Santi (14) dan Nur Azizah (13), keduanya warga Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, kemudian Siti Komariyah (17) asal Desa Cumedak, Kecamatan Sumberjambe.
Sedangkan satu korban yang mengalami luka atas nama Nurul Qomariyah (15) santriwati asal Desa Gunung Malang, Kecamatan Sumberjambe.
"Kami sudah melakukan asessment kepada keluarga korban untuk menyiapkan kelengkapan administrasi, agar keluarga mendapatkan santunan kematian karena menjadi korban bencana alam," kata dia.
Dia mengatakan Dinsos Jember dan Dinsos Pemprov Jatim akan memberikan rekomendasi untuk pengajuan usulan santunan kepada korban tanah longsor melalui Kementerian Sosial. Musibah bencana alam tebing longsor menimpa santri Pondok Pesantren An-Nidhomiyah asuhan KH Muhedi terjadi pada Rabu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB akibat hujan deras yang terjadi di kawasan setempat sejak pukul 00.30 WIB.
Secara mendadak tebing setinggi sekitar 7 meter yang ada di samping pondok pesantren longsor dan menimpa dua kamar pondok putri yang ditempati tujuh orang. Bencana alam tersebut menyebabkan lima orang santri meninggal dunia, satu orang mengalami luka-luka hingga patah tulang dan satu orang lainnya berhasil selamat.
Warga di sekitar pesantren langsung bergotong royong menyingkirkan material tanah yang menimpa dua kamar pondok santri putri tersebut.
3 Santri Dimakamkan di Jember
Jenazah tiga santri korban tanah longsor di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah Kabupaten Pamekasan, Madura, dimakamkan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu petang. Empat santri yang menjadi korban tanah longsor di Pondok Pesantren An-Nidhomiyah berasal dari Kabupaten Jember yakni tiga korban meninggal dunia dan satu korban yang mengalami luka-luka.
Jenazah Santi (14) dan Nur Azizah (13) dibawa ke rumah duka di Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, yang kebetulan kedua santri tersebut masih satu kerabat keluarga, sedangkan jenazah Siti Komariyah (17) dibawa ke rumah duka di Desa Cumedak, Kecamatan Sumberjambe.
"Ada dua santri asal Desa Dukuh Mencek yang menjadi korban longsor di Pamekasan yakni Santi dan Nur Azizah," kata Kepala Desa Dukuh Mencek Nanda Setiawan di Jember.
Setelah tiba di rumah duka di Dusun Botosari, Desa Dukuh Mencek, kedua jenazah langsung dimandikan dan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah duka. Kedua santri dimakamkan berdampingan di TPU setempat karena keduanya juga masih dalam satu keluarga dan keluarga ikhlas menerima musibah tersebut.
"Kami sangat terkejut mendapatkan informasi bahwa Santi dan Nur Azizah meninggal karena longsor di pesantren, namun keluarga sudah ikhlas," kata paman korban, Mukhlis.
Menurutnya, Santi kelas 3 SMP dan sudah berada di pondok pesantren selama tiga tahun, sedangkan Nur Azizah baru satu tahun mondok di sana.
"Setelah lulus dari SD Dukuh Mencek 4, Nur Azizah memilih untuk menimba ilmu di Ponpes An-Nidhomiyah, mengikuti jejak Santi yang lebih dulu mondok di sana," tuturnya.
Ia mengatakan, pihak keluarga tidak menyangka kalau kedua keponakannya menjadi korban bencana alam longsor di pesantren, namun pihak keluarga hanya bisa pasrah dan ikhlas menerima takdir tersebut.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tanah longsor menimpa Pesantren At-Taqwiim di Karangasem menyebabkan seorang santri meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka.
Baca SelengkapnyaPeristiwa nahas terjadi saat 122 santri Pesantren Imam As Syafii Enrekang, Sulsel, berwisata ke Pantai Lowita.
Baca SelengkapnyaErnawati (47) warga Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang tertimbun longsor
Baca SelengkapnyaUntuk diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat terdampak bencana akibat intensitas hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (7/3).
Baca SelengkapnyaSampan yang dinaiki para santri terbalik, tiga orang tenggelam dan dua orang selamat.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Luwu menyebabkan bencana banjir bandang dan tanah longsor.
Baca SelengkapnyaTotal korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.
Baca SelengkapnyaBencana longsor di Sragen menyebabkan seorang ayah dan anak perempuannya tewas tertimbun tanah
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia berusia 70 tahun merupakan warga Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan peristiwa kecelakaan tunggal tersebut, berdasarkan informasi yang diterima dari saksi mata terjadi antara pukul 18.00 hingga 18.30 WIB.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal merupakan pasangan suami-istri, bernama Ida Bagus Eka Widya Cipta (40) dan Ida Ayu Putu Mutiari (38).
Baca Selengkapnya