Tedjo Edhy, mantan komandan angkatan laut cuma 10 bulan jadi menteri

Merdeka.com - Mantan Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno dinilai kerap melontarkan pernyataan yang kontroversi. Salah pernyataan yang paling kontroversial yakni menyebut pendukung KPK yang tengah berorasi membela Bambang Widjojanto dan Abraham Samad sebagai rakyat tak jelas.
"Pertemuan kemarin di KPK maupun pertemuan di Polri kan diharapkan tidak terjadi suatu pernyataan-pernyataan yang menyudutkan apalagi menyatakan ingin... Pokoknya anulah... Tidak boleh seperti itu. Harus menenangkan. Jangan membakar-bakar massa, mengajak rakyat 'ayo rakyat, kita ini' enggak boleh begitu itu. Itu suatu pernyataan sikap yang kekanak-kanakan. Berdiri sendiri, kuat dia. Dia akan didukung, konstitusi mendukung, bukan dukungan rakyat yang enggak jelas itu. Konstitusi yang mendukung," kata Tedjo di kompleks Istana kepresidenan, Jakarta, Sabtu (24/1) lalu.
Akibat pernyataan itu, Tedjo banyak dikecam publik khususnya para pendukung KPK yang ingin lembaga antikorupsi itu kuat. Tidak sedikit pula rakyat yang menuntut agar Tedjo segera diganti oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Setelah berjalan 10 bulan pemerintahan berjalan, Presiden Joko Widodo akhirnya mengganti enam menteri kabinet kerja. Salah satu di antaranya yakni, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijanto digantikan oleh Luhut Binsar Panjaitan.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan, reshuffle dilakukan karena Presiden Jokowi menghendaki kinerja pemerintahannya segera berjalan efektif dan efesien, khususnya di bidang ekonomi.
"Pertimbangannya adalah kita butuh pemerintahan efektif, konsulidatif, bergerak cepat sesuai dengan tantangan tahun ini. Dari pasar dan masyarakat internasional," kata Pratikno di Istana, Jakarta, Rabu (12/8).
Sebelum menjabat Menko Polhukam, Tedjo Edhy menjalani perjalanan karirnya di TNI Angkatan Laut. Pada tahun 1982 lalu, politisi NasDem itu mengabdi di KRI sebagai palaksa teluk penyu dan satuan maritim amfibi. Komandan KRI lampung, satlinlamil Surabya, komandan KRI teluk semangka, KRI multatuli dan satfib maritim.
Tak hanya itu, ia juga pernah menjabat sebagai komandan guskala armabar, staf ahli manajemen nasional Lemhannas, staf koarmatif, komandan sesko TNI serta kepala staf umum TNI. Kemudian pada tahun 2008 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memilih dia sebagai Kepala Staf Angkatan Laut untuk menggantikan Laksamana TNI Sumardjono yang telah memasuki masa pensiun.
Penghargaan yang telah diterima Tedjo selama berkarir di TNI antara lain bintang dharma, yudha dharma pratama, jalasena utama, pingat jasa gemilang dari pemerintahan Singapura, grand cross knight of the order crown dari kerajaan Thailand serta panglima gagah angkatan tentara bergelar kehormatan dari kerajaan Malaysia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya