Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tekan Perokok Anak di Indonesia, Ini Solusi untuk Pemerintah

Tekan Perokok Anak di Indonesia, Ini Solusi untuk Pemerintah Kampanye Sekolah Tanpa Asap Rokok di Menteng. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Jumlah perokok di Indonesia kian mengkhawatirkan. Khususnya bagi mereka yang masih di bawah umur. Pada tahun 2021, BPS mencatat sebanyak 3,69 persen anak Indonesia di bawah umur aktif merokok.

Pemerintah didorong untuk menekan jumlah perokok aktif. Namun memberikan solusi efektif. Misalnya, dengan cara mengembangkan industri rokok alternatif.

Direktur Eksekutif Center for Youth and Population Research (CYPR), Dedek Prayudi mengatakan, berkembangnya industri rokok alternatif pada dasarnya sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai pemerintah. Dalam hal menurunkan risiko merokok.

"Pemerintah sebaiknya membuka opsi baru yang sebetulnya sudah terbuka jalannya, yakni PTA (Produk Tembakau Alternatif). PTA sebetulnya sudah beredar luas di masyarakat perkotaan, hanya saja belum diregulasi, kecuali cukai," kata Dedek dalam siaran persnya, Selasa (31/5).

Padahal, kata dia, dengan adanya regulasi, PTA membuka ruang untuk diversifikasi hilir pertanian tembakau. Serta siap menjadi ekosistem industri baru yang dampaknya akan menurunkan prevalensi merokok.

Untuk mencegah naiknya jumlah perokok anak, strategi potong generasi dinilai pilihan tepat untuk dijalankan. Sekaligus dibarengi dengan pengetatan akses terhadap produk, baik rokok konvensional ataupun alternatif.

Menunjukkan KTP sudah banyak diterapkan di berbagai gerai penyedia produk tembakau alternatif. Akan tetapi lain halnya dengan warung-warung kecil yang menjual rokok konvensional secara bebas.

Dedek menilai, perlu langkah-langkah baru yang lebih agresif agar target yang dicanangkan bisa segera tercapai. Indonesia bisa mencontoh pemerintah Britania Raya dan Selandia Baru yang sudah memperbolehkan produk alternatif untuk diresepkan oleh tenaga kesehatan.

Pertama, Pemerintah bisa memulai lakukan riset untuk lebih mendalami profil risiko PTA, riset yang dilakukan sendiri oleh Pemerintah, sehingga akan menjadi riset otoritatif. Kedua, sesuaikan berbagai kebijakan dan turunan regulasinya berdasarkan hasil pendalaman profil risiko. Ketiga, terapkan aturan pengecekan identitas secara ketat di setiap transaksi produk tembakau, termasuk PTA maupun rokok konvensional," kata dia.

Bagaimana di Malaysia?

Seperti diketahui, peningkatan prevalensi perokok menjadi kekhawatiran di banyak negara. Sementara di Malaysia, Kementerian Kesehatan setempat mencanangkan berbagai strategi baru. Salah satunya adalah melegalkan produk alternatif sebagai solusi berhenti merokok.

Angka potensi memotong generasi perokok di Malaysia terbilang besar. Hasil model dari laporan The Cochrane 2021 yang diaplikasikan di Malaysia menunjukkan, sebanyak 140.000-220.000 perokok Malaysia dapat berhenti merokok setiap tahun dengan beralih ke produk vaping.

Penurunan 2,9% - 4,5% per tahun berdasarkan prevalensi merokok saat ini dapat mengurangi jumlah perokok di Malaysia dari 4,88 juta ke 4 juta perokok pada tahun 2025 mendatang.

Pemerintah Malaysia memilih untuk menurunkan angka perokok dengan kebijakan pelarangan, sekaligus mengatur penggunaan produk alternatif sebagai pengganti.

"Undang-undang baru yang diusung tidak hanya berisi ketentuan untuk melarang merokok untuk generasi berikutnya, tetapi juga mengatur produk vaping. Untuk anggaran 2022, pemerintah berencana mengenakan pajak vape dan cairan rokok elektrik yang mengandung nikotin, yang secara efektif melegalkan produk-produk ini," ungkap Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kampanye Anti-Rokok dari Remaja Putri Bisa Jadi Cara Efektif Cegah Munculnya Remaja Perokok
Kampanye Anti-Rokok dari Remaja Putri Bisa Jadi Cara Efektif Cegah Munculnya Remaja Perokok

Upaya menekan kemunculan pelajar perokok bisa dilakukan dengan kampanye antirokok yang efektif.

Baca Selengkapnya
Data Kemenkes: Pengguna Rokok Elektrik Meningkat
Data Kemenkes: Pengguna Rokok Elektrik Meningkat

Ada kecenderungan anak-anak beralih dari rokok konvensional ke rokok elektronik.

Baca Selengkapnya
Di Balik Hari Anak Nasional, Ada Jutaan Anak Indonesia Kecanduan Rokok
Di Balik Hari Anak Nasional, Ada Jutaan Anak Indonesia Kecanduan Rokok

Ada 70 juta orang perokok aktif di Indonesia. 7,8 Persen di antaranya berusia muda

Baca Selengkapnya
BNN Jakarta: 63 Persen Laki-Laki Kalau Sudah Merokok, Lari ke Ganja
BNN Jakarta: 63 Persen Laki-Laki Kalau Sudah Merokok, Lari ke Ganja

BNN Jakarta menyebut sebanyak 63,1 persen perokok laki-laki berpotensi memakai narkoba jenis ganja.

Baca Selengkapnya
Aturan Baru PP Kesehatan: Rokok Dilarang Dijual Eceran Per Batang
Aturan Baru PP Kesehatan: Rokok Dilarang Dijual Eceran Per Batang

Pemerintah melarang pedagang untuk menjual rokok secara eceran per batang.

Baca Selengkapnya
Jumlah Perokok Aktif di Indonesia Capai 70 Juta Orang, Butuh Upaya dari Pemerintah untuk Mengurangi
Jumlah Perokok Aktif di Indonesia Capai 70 Juta Orang, Butuh Upaya dari Pemerintah untuk Mengurangi

Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari masalah merokok sambil tetap memberikan pilihan kepada perokok dewasa.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Masyarakat Indonesia Habiskan Rp64 Triliun untuk Beli Rokok dalam Setahun
Ternyata, Masyarakat Indonesia Habiskan Rp64 Triliun untuk Beli Rokok dalam Setahun

Rokok menjadi salah satu penyebab atau biang kerok kemiskinan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Pilkada 2024, Pemilih Muda Diminta Pilih Pemimpin dari Rekam Jejak Bukan Hanya Janji Politik
Pilkada 2024, Pemilih Muda Diminta Pilih Pemimpin dari Rekam Jejak Bukan Hanya Janji Politik

Jumlah pemilih muda di Pilkada 2024 mendominasi, dengan persentase 56 persen dari total pemilih.

Baca Selengkapnya
Kanker Paru-Paru Jadi Penyebab Kematian Terbanyak di Dunia, Apa Solusinya?
Kanker Paru-Paru Jadi Penyebab Kematian Terbanyak di Dunia, Apa Solusinya?

Di Indonesia kasus kanker paru-paru banyak ditemukan pada usia produktif sekitar 40 tahun.

Baca Selengkapnya
Puan Maharani Dukung Pemerintah Perkuat Edukasi Masyarakat Guna Berantas Judi Online
Puan Maharani Dukung Pemerintah Perkuat Edukasi Masyarakat Guna Berantas Judi Online

Puan menekankan agar Pemerintah berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait untuk berantas judol dari semua kalangan.

Baca Selengkapnya
"Cowok Kok Nggak Ngerokok?" Dampak Pandangan Toxic Masculinity Terhadap Terus Meningkatnya Jumlah Perokok Pria di Indonesia

Pandangan bagi pria yang tidak merokok di Indonesia menyebabkan semakin meningkatnya jumlah perokok.

Baca Selengkapnya
Negara Ini Bakal Larang Penjualan Rokok Elektrik Sekali Pakai
Negara Ini Bakal Larang Penjualan Rokok Elektrik Sekali Pakai

Pelarangan rokok sekali pakai dapat membantu mengurangi daya tarik vape kepada anak-anak muda.

Baca Selengkapnya